Gabriel Batistuta adalah jaminan gol berkelas di lapangan sepakbola pada dekade 1990-an hingga awal 2000-an. Batigol memiliki kemampuan menendang bola dengan sangat keras, baik di dalam maupun luar kotak penalti. Beberapa tendangan bebasnya jempolan. Salah satunya saat melawan AC Milan.
Legenda sepakbola Argentina itu menghabiskan sembilan tahun yang tak terlupakan di Fiorentina. Saat itu, dia menjadi striker utama dengan 203 gol dalam 331 penampilan di semua kompetisi.
Apa yang membuat Batistuta berbahaya adalah fakta bahwa dirinya mampu mencetak gol dengan berbagai cara. Batistuta benar-benar mematikan di udara. Dia kuat di kedua kakinya. Bahkan, Batigol juga sangat nyaman menembak secara akurat dan keras dari jarak jauh.
Pada masa itu, Batistuta selalu jadi ancaman dari situasi bola mati. Salah satunya bisa dilihat pada 1998/1999 ketika La Viola menghadapi I Rossoneri. Hanya dalam pertandingan ketiga Serie A, Batistuta sudah mencetak hattrick menakjubkan di kandang klub calon juara.
Dan, salah satu dari tiga serangan hebat itu berasal dari situasi tendangan bebas. Tapi, itu bukan sembarang set piece. Itu adalah tendangan bebas tidak langsung dari kotak penalti, yang diberikan wasit karena back pass salah dari pertahanan Milan.
Ketika itu, para pemain Milan berkumpul di garis gawang untuk mencegah Fiorentina mencetak gol. Mereka membuat pagar betis layaknya bus tingkat yang ditempatkan di mulut gawang. Itu sangat rapat, dan secara logika akan sulit bagi bola masuk gawang dengan leluasa.
Tapi, mereka bukan tandingan halilintar yang dilepaskan dari kaki kanan Batistuta. Dibantu sentuhan Rui Costa, Batigol menghujamkan bola sangat keras ke atas dan menembus benteng Milan. Benar-benar gol yang berada di luar logika manusia!
Meski sudah berlangung puluhan tahun lalu, rekaman video gol gila itu masih banyak dijumpai di media sosial. Orang-orang masih kagum. Bagi mereka yang beruntung hidup di era tersebut, kini hanya bisa mengenangnya.
Batistuta kemudian meninggalkan Fiorentina pada musim panas 2000 untuk bergabung dengan AS Roma. Di sana, dia bermain dengan Francesco Totti. Pada musim pertama bersama klub ibu kota Itala itu, Batigol langsung memenangkan gelar Serie A dan mencetak 20 gol.
Karier Batistuta menurun setalah itu. Die kemudian pergi ke Qatar untuk bermain dengan Al-Arabi. Di sana, dia Batistuta mencetak 25 gol hanya dalam 18 pertandingan musim 2003/2004. Batistuta kemudian pensiun dengan nama yang harum.