Normalnya, pertandingan ulang digelar karena skornya imbang seperti di Piala FA. Ada pula karena stadion tergenang air, lampu stadion yang mati di malam hari, kerusuhan suporter, atau hal-hal kurang terpuji lain seperti sering terjadi di liga Indonesia. Tapi, pada Kualifikasi Euro Wanita U-19 2015, laga ulang terjadi karena wasit salah mengambil keputusan.
Cerita aneh ini dimulai pada 4 April 2015. Saat itu tim nasional wanita Inggris U-19 menghadapi Norwegia U-19. Pada additional time babak kedua, Inggris mendapatkan penalti. Leah Williamson sukses menceploskan bola untuk membuat skor 2-2.
Sayangnya wasit, Marija Kurtes, memutuskan membatalkan gol itu. Penyebabnya, sebelum bola ditendang, rekan Williamson, Rosella Ayane, telah lebih dulu bergerak melewati garis penalti. Situasi yang sebenarnya normal dan beberapa kali terjadi di banyak pertandingan.
Masalah menjadi rumit karena sang pengadil lapangan asal Jerman itu membuat keputusan salah. Berdasarkan regulasi, dalam situasi seperti itu, penalti akan diulang. Tapi, yang terjadi, dirinya justru memberikan tendangan bebas kepada Norwegia. Jadi, skornya tetap 2-1 untuk Norwegia.
Melihat ada keputusan yang tidak benar, FA melayangkan protes kepada UEFA. Setelah menggelar sidang, otoritas sepakbola Benua Biru itu memutuskan pertandingan harus diulang. Tapi, tidak dari menit pertama, melainkan 90+6, dimulai dari tendangan penalti ulang, dan hanya berlangsung 2 menit.
Pertandingan ulang diselenggarakan pada 9 April 2015. Tapi, keputusan mengulang pertandingan diambil pada 8 April 2015. Itu berarti Williamson memiliki waktu 24 jam untuk memikirkan tendangan penalti yang benar.
Pada saat itu, The Lionesses telah meraih kemenangan melawan Irlandia Utara dan Swiss pada pertandingan sebelumnya. Jadi, tambahan satu poin akan cukup untuk membawa mereka lolos ke Euro U-19. Artinya, masa depan Inggris akan ditentukan dalam 2 menit oleh eksekusi Williamson.
Saat hari pertandingan ulang tiba, suasananya tegang. Wasit dengan teliti mengatur dan memperingatkan para pemain berkali-kali agar tidak melewati garis terlebih dulu sebelum Williamson menendang bola.
Williamson dengan tenang mengeksekusi tendangan itu dan peluit akhir berbunyi beberapa saat setelah Norwegia memulai kembali permainan. Bahkan, tayangan ulang pertandingan itu hanya berlangsung 16 detik. "Saya telah mengalami setiap emosi selama 24 jam terakhir," ujar Williamson saat itu, dikutip The Guardian.
"Tapi itu bukan tentang saya. Ini tentang tim. Saya tahu semua orang mengatakan itu. Tapi, itu benar, dan saya tidak pernah merasa lebih tenang daripada ketika wasit meniup peluit akhir," tambah pemain Arsenal Women itu.
“Kami memiliki pekerjaan yang harus dilakukan. Kami melakukan pekerjaan itu. Dan, kami mengambil kesempatan yang tidak pernah saya impikan untuk diberikan. Ibu saya mengganti jadwal penerbangan pulangnya sehingga dia bisa tinggal dan menonton. Itu sangat bagus," ungkap Williamson.
Sayang, Inggris kemudian tersingkir dari Euro U-19 di babak penyisihan grup setelah gagal mencatatkan kemenangan. Dan, setelah beberapa tahu berselang, Williamson akan kembali memimpi tim senior Inggris menghadapi Euro Wanita 2022. Bahkan, dia didaulat menjadi kapten The Lionesses.