Tak ada yang seperti dirinya.
Chelsea hari ini jelas adalah Chelsea yang berbeda dengan era 2000 misalnya, dengan hampir semua nama yang ada skuad Chelsea sekarang dikenal publik luas. Bandingkan dengan satu dekade lebih lalu, adakah di antara kalian mendengar siapa itu Mario Stanic?

Kembali pada pergantian milenium, Chelsea bukanlah klub yang punya tradisi bagus-bagus amat di Liga Premier. The Blues saat itu cuma klub yang finis kelima di akhir musim. Dan, era baru Chelsea ditandai dengan hengkangnya Gianluca Vialli dan masuknya Claudio Ranieri sebagai pelatih.

Penyerang Eidur Gudjohnsen dan Jimmy Floyd Hasselbaink masing-masing akan datang dari Bolton Wanderers dan Atletico Madrid, yang pada akhirnya membawa The Blues ke semifinal Liga Champions pada 2004.

Sementara kiper Carlo Cudicini membuat lebih dari 200 penampilan untuk klub setelah bergabung secara permanen pada musim panas 2000.

Tapi, ada satu nama lainnya ketika kita membahas pemain Chelsea abad ke-21. Pemain asal Kroasia ini hampir tidak disebutkan: Mario Stanic. 

Mungkin karena kontribusinya yang minim sepanjang  empat musim berseragam The Blues. Tapi, paling tidak Stanic menorehkan catatan fenomenal saat debutnya. Ketika itu, Chelsea bertamu ke West Ham United.

Tak disangka, Stanic mencetak dua gol sekaligus. Itu adalah dua gol terbaiknya. Gol yang paling memukau tentu saja tendangan voli dari jarak sekitar 35 meter.

Menerima umpan dari Dennis Waise, Stanic mengontrol bola dengan pahanya lalu memantulkannya dengan kaki. Sebelum sempat bola jatuh, Stanic langsung melepaskan sepakan yang menghujam keras tak terjangkau penjaga gawang West Ham United.



Stanic mungkin sedang pamer kepada rekan senegaranya, Igor Stimac dan Davor Suker, ketika keduanya berada di susunan pemain West Ham hari itu.

Tak satu pun dari pemain Chelsea yang direkrut musim itu pernah mencetak gol seperti Stanic, dan Anda akan kesulitan menemukan pemain di klub Liga Premier di era mana pun yang mampu mengulangi prestasi itu.

Pada saat itu, The Blues memiliki pemain seperti Joe Cole dan Damien Duff dan memiliki kesepakatan untuk mengontrak pemain muda Belanda berperingkat tinggi bernama Arjen Robben.

Stanic adalah pemain dari era yang berbeda saat itu, yang didatangkan dari Parma. Stanic satu angkatan dengan Crespo yang kemudian juga bergabung di Chelsea, dan Cannavaro siap bergabung dengan Buffon dan Thuram di Juventus di musim panas yang sama.

Ironisnya, setelah debut yang gemilang, sang gelandang tidak mencetak gol lagi sepanjang musim.

Faktanya, Stanic hanya mencetak delapan gol lagi sepanjang kariernya, sebelum pensiun ketika masa cederanya di Stamford Bridge berakhir pada 2004.