Komentar Puyol bikin kasihan atau ngakak.
Tidak ada yang meragukan Carlos Puyol adalah salah satu bek terbaik yang pernah ada di sepakbola. Mantan kapten Barcelona itu tidak jarang melakukan sejumlah penyelamatan sepanjang kariernya sebagai seorang bek.
Bersama tim Catalunya itu, Puyol mengangkat 6 gelar La Liga, 3 Liga Champions, dan 1 Piala Dunia selama kariernya sebagai pesepakbola profesional untuk klub dan negara.
Pemain Spanyol itu dikenal sebagai seorang bek yang memiliki mental tinggi dalam bermain. Serta tekad yang teguh sebagai seorang kapten di lapangan. Begitulah dia memimpin timnya dengan memberi contoh.
Selama membela Barcelona, Puyol akan selalu menjadi andalan di lini pertahanan. Salah satunya dalam pertandingan sengit seperti El Clasico, bek Spanyol itu banyak melakukan penyelamatan terbaik untuk Blaugrana.
Salah satu momen penyelamatan terbaiknya adalah ketika dia berhasil menghalau tendangan keras Roberto Carlos di laga El Clasico. Dalam sebuah video, momen itu terekam dengan baik.
Dua tahun lalu, Puyol mengunggah sebuah video itu di Instagramnya untuk mengenang salah satu penyelamatan brilian yang pernah dilakukannya. Dalam video tersebut, Puyol terlihat menghentikan tendangan keras Carlos ke gawang dengan wajahnya.
Tidak banyak yang berani menggunakan kepala mereka dalam situasi ini, tetapi mantan kapten Barcelona itu tidak ragu-ragu. Seperti yang dapat Anda lihat dalam klip di bawah ini:
Percobaan mantan penyerang Los Blancos, Raul, dua kali digagalkan oleh kiper. Namun, ketika bola jatuh di kaki Carlos, pemain Brasil itu langsung melepaskan tendangan keras, Puyol yang sudah berdiri di depan gawangnya menghalau bola dengan wajahnya.
Dalam video yang diunggahnya itu, Puyol menulis caption:
"Hari ini saya menemukan video ini, saya belum pernah melihat pertandingan ini dari perspektif sebelumnya. Roberto, Anda hampir membuat kepala saya lepas, kawan," tulis Puyol dalam postingan videonya.
Mungkin hanya Puyol yang pernah menghalau bola keras tendangan Carlos dengan wajahnya dalam sejarah sepakbola.
Sepanjang kariernya, Puyol juga dikenal sebagai pesepakbola yang baik kepada rekan-rekannya. Termasuk, ketika konflik terjadi di lapangan, tidak jarang Puyol akan menjadi penengah.
Dia juga pernah mengalah memberikan ban kapten di lengan rekan setimnya, Eric Abidal, ketika dia mengangkat trofi Liga Champions, hanya beberapa bulan setelah didiagnosis menderita kanker.
Sebagaimana diakui Puyol, dia mengatakan bahwa momen terbesar dalam 15 tahun karirnya saat meraih kemenangan 2011 melawan Manchester United di Wembley. Bukan karena hasilnya, tetapi saat itu temannya Eric Abidal mampu mengangkat trofi setelah berjuang panjang melawan penyakit.
Bersama tim Catalunya itu, Puyol mengangkat 6 gelar La Liga, 3 Liga Champions, dan 1 Piala Dunia selama kariernya sebagai pesepakbola profesional untuk klub dan negara.
BACA ANALISIS LAINNYA
Starting XI Liverpool saat Permalukan Man City walau Gagal Juara 2013/2014
Starting XI Liverpool saat Permalukan Man City walau Gagal Juara 2013/2014
Tidak banyak yang berani menggunakan kepala mereka dalam situasi ini, tetapi mantan kapten Barcelona itu tidak ragu-ragu. Seperti yang dapat Anda lihat dalam klip di bawah ini:
BACA ANALISIS LAINNYA
Momen Lama Saat Kepa Arrizabalaga Bikin Jebakan Offside Cerdik, IQ Level Dewa
Momen Lama Saat Kepa Arrizabalaga Bikin Jebakan Offside Cerdik, IQ Level Dewa
"Hari ini saya menemukan video ini, saya belum pernah melihat pertandingan ini dari perspektif sebelumnya. Roberto, Anda hampir membuat kepala saya lepas, kawan," tulis Puyol dalam postingan videonya.
Sepanjang kariernya, Puyol juga dikenal sebagai pesepakbola yang baik kepada rekan-rekannya. Termasuk, ketika konflik terjadi di lapangan, tidak jarang Puyol akan menjadi penengah.
Dia juga pernah mengalah memberikan ban kapten di lengan rekan setimnya, Eric Abidal, ketika dia mengangkat trofi Liga Champions, hanya beberapa bulan setelah didiagnosis menderita kanker.
Sebagaimana diakui Puyol, dia mengatakan bahwa momen terbesar dalam 15 tahun karirnya saat meraih kemenangan 2011 melawan Manchester United di Wembley. Bukan karena hasilnya, tetapi saat itu temannya Eric Abidal mampu mengangkat trofi setelah berjuang panjang melawan penyakit.