Jika anda ingat, taktiknya mirip dengan Jose Mourinho musim lalu.
Kane sebenarnya berjuang keras di bawah asuhan Nuno Espirito Santo. Selama sekitar empat bulan, Kane berada di titik terendah kariernya sebagai penyerang. Dia sempat mengalami krisis kepercayaan diri, terutama setelah gagal pindah ke Manchester City pada musim panas.
Nemanja Matic Tinggal Man United di Akhir Musim, Benarkah?
Hanya saja Kane adalah satu-satunya pemain yang ada dalam daftar lima besar yang belum memenangkan satu trofi utama pun. Rooney, Andy Cole, dan Sergio Aguero berhasil memenangkan Liga Premier. Tapi, Kane belum.
Milan Siap Diambil Alih, Maldini: Yang Terpenting Saat Ini Fokus dengan Serie A
Taktik Conte mirip dengan yang dilakukan Jose Mourinho. Pelatih asal Portugal itu pantas mendapatkan pujian karena memainkan Kane ke peran yang lebih dalam pada musim lalu. Hasilnya, Kane membuat 14 assist di Liga Premier.
⚪️? Harry Kane, Son Heung-min and Dejan Kulusevski have been ripping the league apart lately... @LastWordOnSpurs | #COYS
— The Sportsman (@TheSportsman) April 9, 2022
Kemudian, adanya Dejan Kulusevski dan Rodrigo Bentancur di lini tengah juga berdampak signifikan. Pasalnya, sekarang ada dua pemain yang melakukan lari diagonal, dari luar ke dalam. Dan, itu menyediakan ruang bergerak untuk Kane ketika memainkan peran posisi No.10.
Hal-hal seperti itulah yang hilang dari Kane selama era Nuno. Saat itu, Kane selalu terisolasi di depan atau dipaksa terlalu jauh untuk mencari bola. Sebaliknya, di bawah Conte, dia memiliki lebih sedikit kebebasan, tapi bermain lebih liar. Dan, itu terbukti efektif.
Antonio Conte reckons Harry Kane can still improve ? pic.twitter.com/91AB57I0Rt
— Mirror Football (@MirrorFootball) April 8, 2022