Bagaimana tanggapan Oezil.
Arsenal, Liverpool, dan Bayern Muenchen hanyalah beberapa dari banyak klub yang mengincar pemain berusia 17 tahun bernama Arda Guler. Pemain yang disebut-sebut memiliki kemampuan seperti Mesut Oezil.
Dalam laga Fenerbahce melawan Galatasaray yang digelar 10 April lalu, bukan nama Oezil yang paling dielukan, ada satu spanduk menonjol di antara yang lainnya di dalam Stadion Sukru Saracoglu.
"Arda Guler: The Turkish Messi," bunyinya, dipegang tinggi-tinggi oleh seorang fan bernama Max, yang telah melakukan perjalanan dari London untuk menghadiri salah satu pertandingan paling bergairah di sepakbola Turki.
"Saya pergi ke Barcelona untuk menonton Messi sebelumnya dan sangat menyenangkan melihatnya," jelas Max kepada Goal. "Jadi, saya pikir Arda Guler, yang merupakan pemain Fenerbahce favorit saya di pertandingan terbesar musim ini, pantas mendapat julukan ini!"
Spanduk itu menarik begitu banyak minat bukan hanya karena seorang remaja Turki dibandingkan dengan pemenang Ballon d'Or tujuh kali dan mungkin pesepakbola terhebat sepanjang masa, tetapi karena Guler telah menjadi properti terpanas di sepakbola Turki dalam beberapa pekan terakhir.
Rekan setimnya di Fenerbahce Mesut Oezil - yang juga dibandingkan dengan Guler - menggambarkan pemain berusia 17 tahun itu memiliki potensi untuk menjadi "bintang dunia", dan tampaknya beberapa klub terbesar Eropa setuju akan hal itu.
Jauh sebelum semua perbandingan itu, seoarang Guler memang disiapkan oleh ayahnya untuk menjadi pesepakbola hebat. Dan, bakatnya terlihat sejak tahun kedua sekolah dasar, terutama ketika guru pendidikan jasmaninya menyarankan agar dia bergabung dengan akademi Genclerbirligi.
"Fasilitas pelatihan Genclerbirligi sangat jauh dari rumah kami," kenang Umit, ayah Arda Guler. "Kami membawa Arda ke sana atas saran gurunya, dan dia berhasil menunjukkan bakatnya di sesi latihan pertama. Mereka langsung memasukkannya ke dalam tim!"
Tim itu sebenarnya terdiri dari anak laki-laki yang satu tahun lebih tua dari Guler, tapi dia segera menjadi kapten karena bakat membuatnya menonjol dari yang lain.
Sampai akhirnya Fenerbahce menemukan bakat Arda pada 2019 di turnamen U-14 yang diselenggarakan di Riva, sekitar 50 kilometer dari Istanbul, dan tawaran segera diajukan untuk Guler.
“Pada Desember 2018, saya pergi ke Ankara untuk menonton pertandingan Osmanlisporvs Genclerbirligi U-14,” kata Serhat Pekmezci, mantan pemandu bakat Fenerbache.
"Saya sedang mencari pemain lain. Namun, Arda (Guler) menarik perhatian saya, karena keterampilan dan karakternya membuat saya terkesan.”
“Meskipun dia mengalami cedera pergelangan kaki yang serius di 15 menit terakhir, dia tidak berhenti bermain. Mereka kalah dalam pertandingan dan dia meneteskan air mata di akhir pertandingan.”
“Dia memiliki potensi yang sangat istimewa. Kami memberi tahu direktur olahraga kami saat itu, Damien Comolli, tentang Arda dengan laporan khusus. Dia adalah bakat yang tidak boleh dilewatkan, sehingga kami harus merekrutnya,” Imbuhnya.
“Hampir 10 hari kemudian, setelah tidak mendapat tanggapan dari dewan, saya menyiapkan video Arda (Guler) dan meneruskannya ke ketua kami, Ali Koc. Dia menghubungi saya setelah menontonnya.”
"Pernyataan pertama saya kepadanya adalah, 'pada usia 15 atau 16 tahun, dia bisa bermain di tim utama', dan tidak hanya menyebutkan bahwa dia adalah talenta kelas Eropa, tetapi saya juga berbicara tentang kualitasnya di luar lapangan."
Bukan kebetulan Guler adalah fan Fenerbache dan mengidokan Alex de Souza. Jadi, masuk akal kalau dirinya mengambil kesempatan untuk menerima tawaran itu dan berangkat ke Istanbul sekitar enam bulan kemudian untuk membantunya menetap dengan baik.
Guler segera menunjukkan kemampuannya, dan dia segera dipromosikan dari skuad U-17 ke U-19.
Dia menikmati musim yang luar biasa, meskipun bermain melawan pemain yang empat tahun lebih tua darinya. Dia mencetak 10 gol dan memberikan tujuh assist hanya dalam 22 penampilan.
Tidak mengherankan kalau Guler menarik perhatian pelatih tim utama Vitor Pereira, yang mengundang anak muda itu untuk berlatih bersama tim utama setelah dirinya menandatangani kontrak profesional pertamanya pada Januari 2021.
Namun, baru pada Agustus 2021, dia melakukan debutnya di tim senior. Dia masuk dari bangku cadangan selama 24 menit terakhir melawan HJK Helsinki di kualifikasi Liga Europa.
Tiga hari kemudian, dia menandai debut liganya melawan Antalyaspor dengan sebuah assist.
Guler diberkati kemampuan penguasaan bola yang baik, dengan kaki kirinya yang jadi andalan. Dengan kemampuan itu, Guler mampu menghasilkan umpan-umpan ciamik.
Seiring berjalannya musim, dirinya mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk tampil impresif di tim utama Fenerbahce, dan menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah klub ketika dia melakukan tendangan voli dari jarak dekat melawan Alanyaspor pada bulan lalu.
Dia kemudian mencetak gol lagi saat melawan Kayserispor. Dan, remaja itu rata-rata mencetak gol atau assist setiap 45 menit berada di lapangan selama musim pertamanya di tim senior.
Dengan itu semua, Fenerbache pasti akan menerima jumlah uang yang tidak sedikit jika mengambil keputusan menjual Arda Guler.
Dalam laga Fenerbahce melawan Galatasaray yang digelar 10 April lalu, bukan nama Oezil yang paling dielukan, ada satu spanduk menonjol di antara yang lainnya di dalam Stadion Sukru Saracoglu.
BACA ANALISIS LAINNYA
Kisah Fulham Promosi ke Liga Premier, Klub Yoyo Sejati
Kisah Fulham Promosi ke Liga Premier, Klub Yoyo Sejati
BACA BERITA LAINNYA
4 Laga dalam 10 Hari, Pep Guardiola: Tim Fisioterapi Kami Sangat Bekerja Keras
4 Laga dalam 10 Hari, Pep Guardiola: Tim Fisioterapi Kami Sangat Bekerja Keras
"Fasilitas pelatihan Genclerbirligi sangat jauh dari rumah kami," kenang Umit, ayah Arda Guler. "Kami membawa Arda ke sana atas saran gurunya, dan dia berhasil menunjukkan bakatnya di sesi latihan pertama. Mereka langsung memasukkannya ke dalam tim!"
Sampai akhirnya Fenerbahce menemukan bakat Arda pada 2019 di turnamen U-14 yang diselenggarakan di Riva, sekitar 50 kilometer dari Istanbul, dan tawaran segera diajukan untuk Guler.
"Saya sedang mencari pemain lain. Namun, Arda (Guler) menarik perhatian saya, karena keterampilan dan karakternya membuat saya terkesan.”
“Meskipun dia mengalami cedera pergelangan kaki yang serius di 15 menit terakhir, dia tidak berhenti bermain. Mereka kalah dalam pertandingan dan dia meneteskan air mata di akhir pertandingan.”
“Dia memiliki potensi yang sangat istimewa. Kami memberi tahu direktur olahraga kami saat itu, Damien Comolli, tentang Arda dengan laporan khusus. Dia adalah bakat yang tidak boleh dilewatkan, sehingga kami harus merekrutnya,” Imbuhnya.
“Hampir 10 hari kemudian, setelah tidak mendapat tanggapan dari dewan, saya menyiapkan video Arda (Guler) dan meneruskannya ke ketua kami, Ali Koc. Dia menghubungi saya setelah menontonnya.”
"Pernyataan pertama saya kepadanya adalah, 'pada usia 15 atau 16 tahun, dia bisa bermain di tim utama', dan tidak hanya menyebutkan bahwa dia adalah talenta kelas Eropa, tetapi saya juga berbicara tentang kualitasnya di luar lapangan."
Bukan kebetulan Guler adalah fan Fenerbache dan mengidokan Alex de Souza. Jadi, masuk akal kalau dirinya mengambil kesempatan untuk menerima tawaran itu dan berangkat ke Istanbul sekitar enam bulan kemudian untuk membantunya menetap dengan baik.
Guler segera menunjukkan kemampuannya, dan dia segera dipromosikan dari skuad U-17 ke U-19.
Dia menikmati musim yang luar biasa, meskipun bermain melawan pemain yang empat tahun lebih tua darinya. Dia mencetak 10 gol dan memberikan tujuh assist hanya dalam 22 penampilan.
Tidak mengherankan kalau Guler menarik perhatian pelatih tim utama Vitor Pereira, yang mengundang anak muda itu untuk berlatih bersama tim utama setelah dirinya menandatangani kontrak profesional pertamanya pada Januari 2021.
Namun, baru pada Agustus 2021, dia melakukan debutnya di tim senior. Dia masuk dari bangku cadangan selama 24 menit terakhir melawan HJK Helsinki di kualifikasi Liga Europa.
Tiga hari kemudian, dia menandai debut liganya melawan Antalyaspor dengan sebuah assist.
Guler diberkati kemampuan penguasaan bola yang baik, dengan kaki kirinya yang jadi andalan. Dengan kemampuan itu, Guler mampu menghasilkan umpan-umpan ciamik.
Seiring berjalannya musim, dirinya mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk tampil impresif di tim utama Fenerbahce, dan menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah klub ketika dia melakukan tendangan voli dari jarak dekat melawan Alanyaspor pada bulan lalu.
Dia kemudian mencetak gol lagi saat melawan Kayserispor. Dan, remaja itu rata-rata mencetak gol atau assist setiap 45 menit berada di lapangan selama musim pertamanya di tim senior.
Dengan itu semua, Fenerbache pasti akan menerima jumlah uang yang tidak sedikit jika mengambil keputusan menjual Arda Guler.