Bagi pemain yang kariernya sudah memasuki musim ke-24 dan telah membela 14 tim berbeda seperti Dejan Damjanovic, dapat dimaafkan jika kakinya terasa lelah. Tapi, itu tidak terjadi. Hanya tiga bulan sebelum berulang tahun ke-41, pemain Kitchee FC itu tetap bermain di Liga Champions Asia (LCA) 2022.
Damjanovic telah menyebut Asia sebagai rumahnya selama 16 tahun terakhir. Sebelum terdampar di Hong Kong, dia dikenal karena penampilan yang keren di Korea Selatan bersama FC Seoul. Di sana, dia memenangkan tiga gelar K League 1 dan mencapai final LCA 2013.
Damjanovic sekarang memasuki musim keduanya bersama Kitchee. Dan, klubnya kembali tampil di LCA. Akibat Shanghai Port (China) mundur karena Covid-19, Kitchee hanya melawan Chiangrai United (Thailand) dan Vissel Kobe (Jepang) di fase grup.
Mengingat di grup mereka hanya berisi tiga tim, para pemain Kitchee mendapatkan waktu istirahat yang cukup panjang. Ini sangat berharga karena pada babak penyisihan grup, semua tim harus memainkan enam pertandingan dalam waktu 16 hari.
"Kami menjalani hari libur tanpa latihan. Hari berikutnya ketika kami berada di lapangan lagi, saya seperti anak kecil! Hanya berlarian dan merebut bola. Saya masih menikmati sepakbola. Saya menjaga diri saya dan untungnya tubuh saya mendengarkan. Ini adalah pekerjaan terbaik yang pernah saya lakukan sehingga saya tidak bisa mengeluh sama sekali," ujar Damjanovic kepada ESPN.
"Saya ingin menikmati momennya setiap hari, setiap latihan, dan setiap pertandingan. Saya masih gugup sebelum pertandingan dan saya sangat emosional. Saya tahu tidak mudah untuk mencapai situasi ini, dan sekarang saya akan melakukannya," tambah Damjanovic.
"Saya akan menjalaninya musim demi musim selama saya masih bisa membuat perbedaan di lapangan dan membawa hal positif ke tim. Tentu saja, pada akhirnya klub juga yang akan memutuskan apakah saya akan melakukannya," beber mantan pemain nasional Montenegro itu.
Kehadiran Damjanovic, yang dengan bercanda mengungkapkan bahwa keluarganya menyarankan untuk gantung sepatu setelah sebelumnya memberi tahu mereka bahwa dia akan pensiun sebelum usia 40 tahun. Diakui bahwa dia telah menjadi aset besar bagi Kitchee yang ingin bersaing di kompetisi utama Asia.
Damjanovic juga berkesempatan mempertajam rekor di kompetisi antarklub bergengsi di Asia itu. Faktanya, dengan 40 gol, dia adalah pemain paling subur dalam sejarah kompetisi. Damjanovic mengalahkan Lee Dong-gook (Jeonbuk Hyundai Motors) dengan 37 gol.
"Kalau melihat tim, intinya berasal dari pemain berusia 24 hingga 28 tahun. Bukan kami (pemain yang lebih tua). Saya di sini untuk memberi contoh yang baik tentang bagaimana berperilaku, tampil, dan bekerja pada tubuh anda sendiri. Para pemain muda menjadi mesin tim yang mengatur nada. Mereka tampil sangat baik," kata Damjanovic.
"Kami sangat senang dengan sikap dan kinerja mereka. Saya berharap di masa depan kami dapat memiliki lebih banyak pemain muda yang bisa menjadi pilihan, terutama untuk bersaing di LCA. Sebab, ketika anda bermain setiap tiga hari, itu tidak mudah," beber pemain kelahiran 27 Juli 1981.
"Kami membutuhkan lebih banyak pemain lokal yang lebih muda karena pada akhirnya mereka menjadi masa depan tim nasional Hong Kong. Mereka harus memahami bahwa mereka perlu menjadi pemimpin. Mungkin tidak sekarang, tapi di masa depan untuk Hong Kong dan Kitchee," ungkap Damjanovic.
Bagi Damjanovic, tujuannya saat ini adalah membawa sepakbola Hong Kong lebih jauh melangkah di Asia. "Musim lalu, kami memiliki musim yang luar biasa. Kami tidak beruntung saat tidak lolos ke babak 16 besar karena selisih gol. Tapi, kami menunjukkan kepada semua orang di Asia bahwa kami bisa kompetitif," lanjut Damjanovic.
"Saya sangat senang ketika melihat tim dari Singapura (Lion City Sailors) dan Malaysia (Johor Darul Ta'zim) menjadi sangat kompetitif. Bahkan, tim dari Filipina (United City) tampil sangat baik di kompetisi ini," pungkas Damjanovic.