Sempat membantah dirinya rakus.
Mino Raiola resmi dinyatakan meninggal dunia di usia 54 tahun. Kabar menyedihkan itu disampaikan keluarga besar super agen pemain asal Italia tersebut.
"Kehadirannya akan selamanya dirindukan," kata keluarga Raiola dalam sebuah pernyataan, dilansir BBC. "Dalam kesedihan yang tak terbatas, kami berbagi kematian agen sepakbola paling peduli dan luar biasa yang pernah ada.”
“Mino berjuang sampai akhir (perawatan), sama seperti kekuatannya membela pemain di meja negosiasi. Seperti biasa, Mino membuat kami bangga dan tidak pernah menyadarinya.”
"Mino menyentuh begitu banyak kehidupan melalui karyanya dan menulis babak baru dalam sejarah sepakbola modern."
"Misi Mino membuat sepakbola menjadi tempat yang lebih baik bagi para pemain akan berlanjut dengan semangat yang sama.”
"Kami berterima kasih kepada semua orang atas sejumlah besar dukungan yang diterima selama masa-masa sulit ini dan meminta untuk menghormati privasi keluarga dan teman-teman di saat duka ini."
Raiola, yang juga mewakili striker Belgia, Romelu Lukaku, penyerang Italia, Mario Balotelli dan bek tengah Belanda, Matthijs de Ligt, adalah sosok kontroversial dan berpengaruh di dunia sepakbola.
Raiola telah terlibat pertengkaran dengan serangkaian manajer, termasuk mantan bos Manchester United Sir Alex Ferguson, manajer Manchester City Pep Guardiola dan bos Liverpool Juergen Klopp.
Meski begitu, Raiola telah belajar atas pengalaman yang dia alami selama hidupnya. Pengalaman itu sempat disampaikan Raiola kepada editor olahraga BBC, Dan Roan, pada 2021.
Sepak terjang Raiola sebagai agen layak diapresiasi. Dia pernah diklaim memperoleh 41 juta pounds (Rp 746,7 miliar) dari transfer termahal dunia Pogba sebesar 89 juta pounds dari Juventus ke Manchester United pada 2016.
Fakta itu membuatnya sempat dikritik serakah sebagai agen, meski dirinya sempat membantah anggapan tersebut. “Tidak menyenangkan selalu mendengar prasangka yang sama ini,” kata Raiola tahun lalu.
"Tapi, mungkin publik juga bisa berpikir: 'Jika pria (Raiola) begitu rakus dan jahat, bagaimana semua pemainnya senang dan tetap bersamanya?'.”
"Saya akan berbohong jika saya mengatakan itu tidak mengganggu saya ... bagaimana Anda bisa menilai jika saya adalah agen yang baik untuk Ibrahimovic? Satu-satunya yang bisa menilai itu adalah Ibra sendiri.”
“Saya tidak memiliki kekuatan dan pengaruh… tugas saya adalah mendapatkan kesepakatan terbaik untuk pemain saya, tidak lebih dari itu. Dan, melakukan itu adalah untuk memberinya berbagai layanan yang bahkan orang tidak tahu.”
"Pemain saya tidak menyebut saya parasit, dan untuk itulah saya bekerja. Saya hanya peduli dengan apa yang disebut pemain saya."
"Kehadirannya akan selamanya dirindukan," kata keluarga Raiola dalam sebuah pernyataan, dilansir BBC. "Dalam kesedihan yang tak terbatas, kami berbagi kematian agen sepakbola paling peduli dan luar biasa yang pernah ada.”
BACA ANALISIS LAINNYA
5 Pemain yang Paling Banyak Cetak Gol ke Tim 5 Besar Liga Premier 2021/2022
5 Pemain yang Paling Banyak Cetak Gol ke Tim 5 Besar Liga Premier 2021/2022
BACA ANALISIS LAINNYA
Momen Gol Roket Paul Scholes Lawan Barcelona, Ikonik!
Momen Gol Roket Paul Scholes Lawan Barcelona, Ikonik!
Raiola telah terlibat pertengkaran dengan serangkaian manajer, termasuk mantan bos Manchester United Sir Alex Ferguson, manajer Manchester City Pep Guardiola dan bos Liverpool Juergen Klopp.
Sepak terjang Raiola sebagai agen layak diapresiasi. Dia pernah diklaim memperoleh 41 juta pounds (Rp 746,7 miliar) dari transfer termahal dunia Pogba sebesar 89 juta pounds dari Juventus ke Manchester United pada 2016.
"Tapi, mungkin publik juga bisa berpikir: 'Jika pria (Raiola) begitu rakus dan jahat, bagaimana semua pemainnya senang dan tetap bersamanya?'.”
"Saya akan berbohong jika saya mengatakan itu tidak mengganggu saya ... bagaimana Anda bisa menilai jika saya adalah agen yang baik untuk Ibrahimovic? Satu-satunya yang bisa menilai itu adalah Ibra sendiri.”
“Saya tidak memiliki kekuatan dan pengaruh… tugas saya adalah mendapatkan kesepakatan terbaik untuk pemain saya, tidak lebih dari itu. Dan, melakukan itu adalah untuk memberinya berbagai layanan yang bahkan orang tidak tahu.”
"Pemain saya tidak menyebut saya parasit, dan untuk itulah saya bekerja. Saya hanya peduli dengan apa yang disebut pemain saya."