Dari pemain yang kasar jadi pemain cerdik. Apa rahasianya?
Xhaka ada pemain kontroversial di Arsenal. Karier pemain Swiss keturunan Albania itu naik-turun seperti yoyo. Kadang bagus, tampil di lain hari buruk. Bahkan, dia pernah membuat pendukung The Gunners marah.
Peringkat 21 Pemain asal Spanyol yang Bermain Bersama Liverpool
Keberadaan Xhaka menjadikan Arsenal salah satu dari sedikit tim di Liga Premier yang dapat menyaingi Manchester City dalam hal bermain dari belakang. Dan, cara bermain seperti itu akan menjadi bagian penting dari pertandingan melawan Chelsea, Mu, maupun West Ham.
Hal ini memungkinkan bola bergerak melintasi garis saat Arsenal mencari peluang bermain melalui tekanan dari lawan.
? A MOTM performance
— Arsenal (@Arsenal) April 24, 2022
? A huge goal to secure the win
? Granit Xhaka pic.twitter.com/IqzvmLB5fC
Berkembangnya taktik high pressing football tidak mempengaruhi Arteta untuk latah. Alih-alih memaksakan para pemainnya melakukan permainan pressing ketat, Arteta sadar dengan minimnya adaptasi taktik. Kelemahan fisik serta kurang mumpuninya kemampuan pemain dalam situasi tanpa bola membuat Arteta menerapkan moderate pressing. Dan, itu cocok untuk Xhaka.
Dalam pertandingan melawan Chelsea, MU, dan West Ham, Xhaka sudah membuktikan perannya. Dan, sepertinya pada musim depan, The Gunners bisa jadi salah stau penantang trofi Liga Premier.
In his last 13 premier league appearances Granit Xhaka has made just 11 fouls. In 10 of these appearances he’s committed 1 foul or less.
— Wøz (@89theafc) March 21, 2022
In that time he’s been shown 6 yellow cards. Therefore 54% of his fouls have resulted in a yellow card.
Disproportionate ❌ pic.twitter.com/3EX69c3hoU