Ini terjadi pada musim 2008/2009 di era Pep Guardiola. Masih ingat?
Xavi Hernandez kini sudah pensiun dan beralih profesi menjadi pelatih Barcelona. Tapi, saat bermain, gelandang elegan itu menunjukkan kemampuan terbaiknya setiap pekan. Contohnya, pada pertandingan El Clasico di Estadio Santiago Bernabeu, musim 2008/2009.

Bagi para penggemar Barcelona, akan ada ratusan pertandingan yang bisa dipilih saat membahas penampilan luar biasa Xavi. Tapi, yang satu ini cukup menonjol. Ketika El Clasico digelar di kandang Madrid, Xavi mencetak empat assist. 

Saat itu tim asuhan Pep Guardiola dipenuhi dengan superstar di seluruh posisi. Tapi, Xavi tetap menjadi kunci kemenangan timnya malam itu. Skor akhir 6-2 menjadi salah satu hasil paling mengesankan Barcelona dalam sejarah El Clasico. Dan, semua itu karena Xavi berperan dalam hampir setiap aspek.

Xavi telah mencatat sejarah karena jangkauan umpannya yang sangat dinamis dan kemampuannya untuk meluncur di tengah lapangan dengan bola di kakinya. Itu dikombinasikan dengan kecerdasan yang diimpikan oleh sebagian besar pemain sepakbola. 

Selama pertandingan melawan Los Blancos, semua kekuatan adidaya sang maestro ditampilkan sepenuhnya. 

Assist pertama Xavi dibuat dari tendangan bebas di tepi kotak penalti. Sang gelandang elegan tanpa ragu melepaskan bola dan disambut sempurna oleh kepala Carles Puyol. 



Assist kedua dibuat setelah pemain Spanyol itu merebut bola dari Lassana Diarra. Tekel itu menggulingkan bola langsung ke arah Lionsl Messi. Tentu saja La Pula tetap tenang dan melewati Iker Casillas dengan gayanya yang khas.

Assist ketiga Xavi malam itu benar-benar artistik. Sebuah bola  dikirim menembus pertahanan Madrid ke arah Thierry Henry dalam satu gerakan. Casillas bergegas keluar untuk menraih bola sebelum Henry. Tapi, striker legendaris Prancis itu menggulingkannya di sekelilingnya dan masuk ke gawang yang kosong.



Dan, assist terakhir menjadi yang terbaik malam itu. Xavi memungut bola di tepi kotak penalti. Meski sempat digagalkan oleh dua bek  Madrid, dia melakukan "pirouettes" menjauh dari keduanya sebelum mengarahkan bola ke Messi. Pemain Argentina itu sekali lagi dengan tenang memasukkan bola ke gawang Casillas.

Bukan hanya assist. Setiap umpan Xavi menemukan sasaran. Setiap dribel membuat bek Madrid  siaga. 

Xavi meluncur di sekitar lapangan dengan elegan, mengendalikan tempo permainan dengan umpan satu dan dua sentuhannya. Hasilnya, dirinya sanggup menyelesaikan musim 2008/2009 dengan 30 assist di semua kompetisi. Dan, jika itu tidak cukup? Dia masih sempat menyumbang 10 gol.