Tidak mau dipandang sebelah mata...
Grup A SEA Games 2021 cabang olahraga sepakbola terdiri dari negara-negara unggulan, tak berlebihan jika mengatakan grup ini dengan sebutan neraka. Ada tuan rumah Vietnam, lalu Indonesia, Myanmar, Filipina dan Timor Leste.

Secara reputasi yang paling tidak diperhitungkan adalah Timor Leste, kendati demikian pelatih O Sol Nascente, Fabio Magrao punya cara pandang lain.

Dalam perhitungannya Timor Leste bahkan bisa berbuat banyak dan 
tak perlu terlalu khawatir akan kalah saing dari Indonesia dan Vietnam.


“Saya tidak berpikir bahwa U-23 Vietnam dan U-23 Indonesia adalah dua tim terkuat di grup. Mereka belum pasti lolos dari fase grup. Bagi saya, sepakbola adalah apa yang terjadi di lapangan dan tim saya pasti bisa kejutan," kata juru taktik asal Portugal itu dikutip dari Soha, Kamis (5/5).

Omongan Magrao cukup beralasan, jika melihat persiapan Timor Leste sebelum bertolak ke Vietnam, maka ada sesuatu yang lebih yang bisa dibawa oleh tim besutannya.



"Dalam 8 laga terakhir dengan banyak lawan yang berbeda, Timor Leste U-23 hanya kalah dari Korea, dan kami menang melawan tim yang tidak mudah, Kamboja U23, dan kemudian menahan U-23 Vietnam."

Dan memang Timnas U-23 Timor Leste sangat serius berbenah, mereka melakoni berbagai laga sejak Oktober 2021 hingga April 2022. Rinciannya, mereka menahan Singapura 2-2 (Kualifikasi Piala Asia U-23), kalah 0-6 dari Korea Selatan (Kualifikasi Piala Asia U-23), menekuk Filipina 1-0 (uji coba) dan Malaysia 2-1 (uji coba).
 

“Saya kira apa pun bisa terjadi. Namun, ini tidak mudah karena Timor Leste U23 bukanlah tim yang kuat, potensinya tidak bagus. Namun, kali ini, kami memiliki pemain muda dengan fisik yang bagus dengan kinerja yang baik," ucapnya Magrao.

"Saya rasa lawan terberat kami bukanlah tim lain seperti U-23 Vietnam atau U-23 Indonesia, tetapi waktu. Saya pikir jadwalnya harus sedikit dilonggarkan," pungkas Magrao. 


Timor Leste akan melawan Filipina pada 6 Mei, lalu Myanmar pada 8 Mei, kemudian Indonesia pada 10 Mei, dan Vietnam pada 15 Mei. Boleh jadi, jarak dua hari istirahat antar laga itulah yang dikeluhkan oleh Magrao.