Momen Chelsea dua kali melakukannya.
Memenangkan hanya satu dari trofi bergengsi ini menjadi sesuatu yang hanya bisa diimpikan oleh sebagian besar tim. Untuk bersaing mendapatkan keduanya pada saat yang sama membutuhkan kualitas, kedalaman skuad, dan mentalitas yang luar biasa.
Momen Gol Tendangan Bebas Gokil CR7 Lawan Arsenal di Liga Champions, Masih Ingat?
Man United adalah satu-satunya tim yang pernah memenangkan treble Piala FA, Liga Champions, dan Liga Premier pada 1999.
Anak asuh Sir Alex Ferguson berhasil mengatasi Newcastle di Wembley lewat gol yang dicetak oleh Paul Scholes dan Teddy Sheringham untuk mengamankan kemenangan 2-0 sebelum mereka menghadapi final selanjutnya.
Pesan Tentara Ukraina ke Timnas: Lolos Piala Dunia 2022!
Ferguson dengan jelas memahami tekanan saat memainkan dua pertandingan penting dalam waktu yang begitu singkat, karena dia membuat lima perubahan dalam susunan pemainnya setelah Piala FA. Solskjaer dijadikan starter di Wembley, tetapi dicadangkan di Paris.
Chelsea menemukan diri mereka dalam situasi yang sama sekali belum pernah terjadi sebelumnya ketika berhail finis keenam di liga, dan harus bersiap untuk melakukan perjalanan ke Wembley dalam pertandingan final Piala FA sebelum perjalanan ke Munich di final Liga Champions.
Mereka memulai musim dengan sangat buruk, sehingga Andres Villas-Boas dipecat sebagai manajer, dan Roberto Di Matteo mengambil peran sementara. Tetapi, ini ternyata menjadi salah satu penunjukan sementara terbaik yang pernah ada.
The Blues melenggang melewati Liverpool di final Piala FA lewat gol dari Ramires dan Drogba yang membuka jalan mereka untuk kemenangan 2-1, tetapi kemudian dipaksa melakukan sejumlah perubahan untuk final Liga Champions.
John Terry, Ramires, Branislav Ivanovic dan Raul Meireles diskors, dan tiga di antaranya menjadi starter di final Piala FA. Ryan Bertrand, Gary Cahill, dan David Luiz masuk menggantikan mereka di Munich, dan melakukan pekerjaan yang luar biasa saat Chelsea mengalahkan Bayern melalui adu penalti.
210 menit yang sangat panjang, dan ada kemenangan di kedua kompetisi sebagai hadiah.
“Para pemain pantas mendapatkan kesuksesan itu karena mereka telah begitu sukses di Chelsea,” kata Di Matteo setelah final di Munich.
“Itu adalah momen besar dalam karier mereka untuk akhirnya memenangkan Liga Champions.”
#3 Chelsea – 2021
Sembilan tahun kemudian, Chelsea tampak sangat dekat untuk mengulangi prestasi mereka pada 2012.
Frank Lampard dipecat setelah awal musim yang buruk dan digantikan oleh Thomas Tuchel yang membawa Chelsea melaju ke dua final hanya dalam beberapa bulan.
“Sebagai manajer, tidak ada waktu untuk disia-siakan. Jujur, sekarang kami bersaing untuk memenangkan Piala FA, kami akan bersiap untuk bersaing di level tertinggi di Liga Champions, dan kami ingin membuat tim yang sama sekali tidak menyenangkan untuk dilawan,” kata Tuchel saat diangkat pada Januari 2021.
Namun, Chelsea tercengang ketika Youri Tielemans mencetak gol menakjubkan di babak kedua untuk memberi Leicester City kemenangan 1-0 di Wembley, dan tidak ada banyak optimisme untuk final Liga Champions dua minggu kemudian.
Chelsea bertandang ke Porto untuk menghadapi Manchester City, yang merupakan juara Inggris.
Tuchel membuat tiga perubahan dari final Piala FA, di mana kiper pilihan pertama Edouard Mendy masuk, serta Kai Havertz menggantikan Hakim Ziyech.
Ini terbukti menjadi perbedaan antara dua final, karena Havertz mencetak gol di babak pertama untuk memberi Chelsea kemenangan 1-0 dan menjadi juara Eropa untuk kedua kalinya.
Kehilangan satu final ternyata menjadi percikan yang menjadi motivasi memenangkan final kedua.
? Chelsea are through to the Champions League final! ?#UCL pic.twitter.com/6MmVNHTHtf
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) May 5, 2021