Italia 2006 adalah generasi yang dianugerahi talenta dan keberuntungan.
Hingga hari ini, para pendukung Italia masih mengingat dengan jelas sepak terjang para pemain saat menjuarai turnamen di Jerman. Saat itu, Italia dilatih Marcello Lippi, dan diperkuat banyak pesepakbola hebat dunia. Mulai dari Marco Materazzi di belakang, Andrea Pirlo di tengah, hingga Francesco Totti di depan.
Starting XI Pemain dari Kartu FIFA yang Dihargai Lebih
Italia lolos ke final setelah menghadapi tuan rumah di semifinal. Mereka menang 2-0 lewat perpanjangan waktu dengan dua gol Fabio Grosso dan Alessandro del Piero. "Seperti biasa di kompetisi ini, anda butuh keberuntungan. Dan, kami berhasil menghindari negara-negara besar hingga semifinal," ucap Lippi.
Gokil! Hari ini, Kontingen Indonesia Raih 3 Emas 4 Perak 1 Perunggu
"Pagi hari di semifinal dengan Jerman, kami sedang melakukan pemanasan di dekat Dortmund ketika saya melihat kilatan cahaya datang dari pepohonan di dekatnya. Saya curiga beberapa fotografer bersembunyi dan mencoba mendapatkan informasi dari orang dalam tentang taktik kami," kata Lippi.
"Jadi, saya memberi tahu para pemain saya tentang hal itu. Saya meminta mereka semua berbaris dengan punggung menghadap ke pohon. Dan, atas perintah saya, membungkuk dan menarik celana pendeknya ke bawah," ungkap mantan pelatih Juventus itu.
"Kualitas teknis saja tidak cukup jika anda tidak memiliki harmoni dalam kelompok. Pelatih terbaik bukanlah yang paling berkompeten, melainkan yang mampu menciptakan semangat tim terbaik," tambah pelatih yang idektik dengan rambut putih dan cerutu.
04/07/06 - 2006 World Cup Semi-Final
— My Greatest 11 (@MyGreatest11) July 4, 2021
Italy 2-0 Germany
119th Min - Grosso
121st Min - Del Piero pic.twitter.com/vcLMAggkbi
Lippi saat ini sudah pensiun sebagai pelatih. Keputusan itu diambil pada 2019 setelah serangkaian pengalaman menjadi pelatih di Asia bersama Guangzhou Evergrande dan tim nasional China. Dia tidak sungkan menyebut uang sebagai alasan memilih menjadi pelatih di Negeri Tirai Bambu.
"Saya telah memenangkan segalanya. Tapi, saya merasa bahwa pada tingkat ekonomi, saya tidak memanfaatkan cara yang seharusnya saya lakukan dalam karier saya. Jadi, setelah banyak proposal, saya akhirnya menerima China," ungkap pria berusia 74 tahun itu.
"Mereka akan merekrut Guus Hiddink. Jadi, saya bertanya berapa mereka akan membayarnya. Itu 10 juta euro (Rp253 Miliar) per tahun. Pada saat itu, saya berkata: 'oke'. Saat itu, saya memenangkan Liga Champions Asia, yang belum pernah dimenangkan klub China sebelumnya," pungkas Lippi.
??
— #ACL2022 (@TheAFCCL) November 9, 2020
Guangzhou Evergrande, led by the legendary Marcello Lippi, lift their first #ACL ? #OTD in 2013, ending ?? 23 year drought for the ? pic.twitter.com/YhAb3XFMBF