Banyak yang kaget. Tapi, justru itulah kelebihan Shin Tae-yong.
Ada satu pertanyaan mengganjal yang muncul dari para pendukung tim nasional saat pertandingan melawan Timor Leste, yaitu mengapa Shin Tae-yong menarik Egy Maulana Vikri di babak kedua untuk digantikan Saddil Ramdani? Ini tidak umum karena Egy adalah pencetak gol pertama tim nasional Indonesia U-23 dan punya banyak peluang.
Setelah kekalahan 0-3 dari Vietnam di laga pertama, Indonesia mampu bangkit untuk memetik kemenangan di laga kedua. Skor 4-1 cukup memperpanjang napas Garuda Muda.
Meski pertandingan melawan Filipina ada di depan mata, banyak pendukung timnas yang bertanya-tanya mengapa Egy tidak melanjutkan pertandingan di babak kedua. Pasalnya, pemain FK Senica itu tampil bagus di babak pertama. Dia mencetak gol pertama dan punya banyak peluang emas.
Apakah pergantian itu terkait peluang yang dibuang-buang? Apakah Egy cedera? Apakah Shin Tae-yong salah membaca permainan? Jawabannya, tidak!
Keputusan menarik Egy justru menunjukkan "visi ke depan" pelatih asal Korea Selatan tersebut. Visi yang ternyata tidak dimiliki pelatih-pelatih timnas Indonesia terdahulu maupun arsitek-arsitek di Liga Indonesia. Visi yang tidak hanya memikirkan satu pertandingan, melainkan sebuah turnamen.
Dalam sesi konferensi pers setelah pertandingan, Shin Tae-yong dengan jelas mengungkapkan alasannya. Dia menyebut bahwa tidak ada masalah apapun terkait kebugaran pemain asal Medan tersebut. Itu murni taktik.
"Egy memang sengaja diganti agar tidak terlalu terkuras fisiknya. Apalagi ada pertandingan berikutnya," ujar Shin Tae-yong di situs resmi SEA Games 2021.
Strategi tak biasa Shin Tae-yong itu terkait dengan cara seorang pelatih memandang pertandingan, turnamen, kompetisi, dan sejenisnya. Shin Tae-yong tampaknya ingin memenangkan "turnamen", bukan hanya "pertandingan". Memenangkan "perang", bukan "pertempuran".
Maksudnya, turnamen terdiri dari beberapa pertandingan. Jadi, untuk bisa bertahan dan konsisten hingga akhir, dibutuhkan sumber daya yang selalu bugar. Dengan menarik Egy, Shin Tae-yong berharap pertandingan melawan Filipina agar segar. Sebab, hanya ada waktu istirahat satu hari.
"Kami memang menang dengan skor 4-1. Tapi, jujur saya tidak puas dengan jumlah golnya," ujar Shin Tae-yong saat itu.
Apa yang dilakukan Shin Tae-yong tampaknya terinspirasi dari pelatih-pelatih Jerman di Piala Dunia atau Piala Eropa. Der Panzer sering tampil kurang meyakinkan pada awal-awal turnamen. Mereka juga jarang tampil cantik. Hasilnya, Jerman sering memenangkan pertandingan final.
Setelah kekalahan 0-3 dari Vietnam di laga pertama, Indonesia mampu bangkit untuk memetik kemenangan di laga kedua. Skor 4-1 cukup memperpanjang napas Garuda Muda.
BACA ANALISIS LAINNYA
5 Superstar yang Mungkin Tidak Akan Menang Ballon d'Or 2022
5 Superstar yang Mungkin Tidak Akan Menang Ballon d'Or 2022
"Egy memang sengaja diganti agar tidak terlalu terkuras fisiknya. Apalagi ada pertandingan berikutnya," ujar Shin Tae-yong di situs resmi SEA Games 2021.
BACA ANALISIS LAINNYA
Hanya Sampai Laga Timor Leste, Saddil Ramdani Harus Kembali ke Sabah FC
Hanya Sampai Laga Timor Leste, Saddil Ramdani Harus Kembali ke Sabah FC
Strategi tak biasa Shin Tae-yong itu terkait dengan cara seorang pelatih memandang pertandingan, turnamen, kompetisi, dan sejenisnya. Shin Tae-yong tampaknya ingin memenangkan "turnamen", bukan hanya "pertandingan". Memenangkan "perang", bukan "pertempuran".
"Kami memang menang dengan skor 4-1. Tapi, jujur saya tidak puas dengan jumlah golnya," ujar Shin Tae-yong saat itu.