Kepintaran Guardiola atau memang kebetulan?
Lima menit bersejarah untuk Manchester City. Momen itu membawa The Citizens berhak mengangkat trofi juara Liga Premier musim ini.
Man City sempat panik ketika mereka tertinggal dua gol dari Aston Villa berkat gol Matty Cash dan Philippe Coutinho. Ketertinggalan itu membuat Pep Guardiola berpikir keras.

Pelatih asal Spanyol itu kemudian memanfaatkan kesempatan terakhirnya dalam pergantian pemain. Mantan pelatih Barcelona dan Bayern Muenchen itu menurunkan Ilkay Gundogan menggantikan peran Bernardo Silva pada menit ke-68.
Ternyata, keputusan Guardiola begitu cerdik. Keputusan itu pula yang membuatnya layak dijuluki pelatih paling jenius saat ini.
Betapa tidak, Gundogan tak membuang kesempatannya menjadi kartu AS paling berpengaruh di pertandingan tersebut. Tak butuh lama bagi gelandang Jerman itu memberikan dampak luar biasa.



Gundogan mencetak gol pembuka timnya pada menit ke-76, atau delapan menit setelah dirinya masuk sebagai pemain pengganti. Gol itu ternyata menjadi pelecut gol Man City berikutnya. Kali ini, giliran Rodri yang mencetak gol pada menit ke-78, atau dua menit setelah gol Gundogan.
Dan, Gundogan mencetak gol keduanya pada menit ke-81. Gol ketiga Man City itu tercipta tepat lima menit yang menjadi sejarah The Citizens kembali mengangkat trofi juara.

Karena itu, tak mengherankan apabila Gundogan layak dijadikan man of the match di pertandingan tersebut. Gelandang berusia 31 tahun itu yang membuat permainan Man City lebih hidup.


Guardiola pun memberikan pujian kepada para pemainnya, terutama Gundogan yang membuat dampak besar atas permainan The Citizens di babak kedua.

“Ketenangan, pengalaman, dan determinasinya membuat permainan kami makin hidup di lini tengah. Kami layak merayakan keberhasilan ini,” pungkasnya.