Penggemar sepakbola lama pasti tahu gambar ini..
Pada 8 Mei 2002, di Rotterdam yang ramai, dua gol dari spesialis bola mati Pierre van Hooijdonk berhasil membantu Feyenoord mengalahkan juara Jerman, Borussia Dortmund, di final Piala UEFA. Mereka membalas lewat Marcio Amoroso dan Jan Koller. Tapi, Jon Dahl Tomasson mencetak gol kemenangan di De Kuip Stadion.
Pilih Bertahan di Liverpool, Mo Salah: Saya Tidak Ingin Egois
Ini adalah kisah yang dimulai pada 4 April 2002. Lebih dari sebulan sebelum mengalahkan Dortmund, ribuan pendukung melakukan perjalanan ratusan kilometer ke Italia untuk menyaksikan leg pertama semifinal melawan Inter Milan, pertandingan yang diperkirakan akan membuat Feyenoord kalah karena pemain-pemain seperti Marco Materazzi, Clarence Seedorf, dan Ronaldo Luis Nazario de Lima.
Beberapa jam sebelum kick-off, Ronald memutuskan untuk membawa putranya ke alun-alun di pusat kota Milan untuk merasakan suasana di hari pertandingan. Kemudian, muncul percakapan yang menarik dengan beberapa penduduk setempat yang mereka jumpai di sana.
Ketika pertandingan tiba, Feyenoord berhasil mengacaukan peluang Inter. Mereka mengalahkan raksasa Serie A itu setelah gol bunuh diri Ivan Cordoba. Selain kemenangan, kenang-kenangan yang didapat Wilson dari Italia adalah jari tengah dan umpatan dalam Bahasa Italia.
"Suporter Dortmund mulai bernyanyi di menit-menit hening itu. Dan, pada saat itu, saya mengangkat jari tengah saya. Lalu, saya meneriakkan kata dengan Bahasa Italia yang mereka ajarkan kepada saya di Milan," ujar Wilson.
Gambar itu lahir, meski ingatannya tentang kejadian tersebut kabur. "Saya tidak ingat banyak tentang itu, sejujurnya. Satu-satunya hal yang bertahan dengan saya adalah bahwa saya tidak ingin mencoret wajah saya," tambah Wilson.
Dan, apa yang dia lakukan sekarang?
Pada saat kejadian, internet masih dalam tahap awal kehidupan. Secara statistik hanya ada sekitar 500 juta orang di seluruh dunia yang telah menggunakan internet pada 2002. Jadi, gambar ikonik tersebut tidak benar-benar beredar secara online sampai beberapa tahun kemudian.
Wilson mengaku, ketika berusia sekitar 12 tahun, dia pertama kali menyadari bahwa gambar dirinya telah viral. "Sampai hari ini, itu tidak terlalu istimewa bagi saya pribadi. Tapi, semua orang di sekitar saya, mereka berpikir itu adalah foto legendaris," kata Wilson tertawa.
Sudah 20 tahun sejak final itu, dan Wilson saat ini sudah berusia 25 tahun. Dia bekerja sebagai tim logistik di Leen Bakker. Tapi, tetap saja dirinya menjadi penggemar berat Feyenoord. Sama seperti kanak-kanak, dirinya juga secara teratur menghadiri pertandingan kandang maupun tandang.
"Klub adalah hidup saya dan saya akan selalu mengikuti mereka. Saya akan selalu memiliki tiket musiman," ucap Wilson.
Iconic Feyenoord 'middle-finger' kid recreates famous photo 20 years onhttps://t.co/beLBcy4Ano pic.twitter.com/Chu0zqR0TE
— Daily Star Sport (@DailyStar_Sport) May 25, 2022
Dalam hal ketenaran dari foto viral, Wilson mengatakan tidak banyak orang biasa yang menyadari bahwa foto anak kecil itu adalah dirinya. Tapi, ketika dia berada di komunitas pendukung Feyenoord, khususnya di pub yang biasa dikunjungi, semua orang langsung menyapanya.
"Di bar tempat saya selalu pergi, semua orang mengenal saya dan orang-orang masih menganggapnya keren. Sesekali saya berfoto dengan seseorang yang menyukainya. Tapi, itu kebanyakan di bar," kata Wilson.
"Ayah saya menganggap itu foto bagus. Dan, seperti yang anda lihat di Facebook baru-baru ini, dia ingin membuat ulang pose itu dan kami melakukannya setelah beberapa gelas bir. Saya terkejut kami mencapai final (Liga Konfernsi Eropa). Saya tidak menyangka itu terjadi. Tapi, saya tentu sangat bangga," pungkas Wilson.
The iconic 'middle finger Feyenoord kid' is 17 these days, but still mad about Feyenoord. (photo via @Gustaef) pic.twitter.com/hEldmwBLqJ
— BeNeFoot (@BeNeFoot) August 5, 2014