Penggemar sepakbola lama pasti tahu gambar ini..
Kembalinya Feyenoord ke final kompetisi Eropa perdana dalam 20 tahun mengingatkan penggemar sepakbola pada banyak memori masa lalu. Salah satu yang paling ikonik dan abadi selama bertahun-tahun adalah sebuah gambar anak kecil mengacungkan jari tengah. Apa kabarnya sekarang?

Pada 8 Mei 2002, di Rotterdam yang ramai, dua gol dari spesialis bola mati Pierre van Hooijdonk berhasil membantu Feyenoord mengalahkan juara Jerman, Borussia Dortmund, di final Piala UEFA. Mereka membalas lewat Marcio Amoroso dan Jan Koller. Tapi, Jon Dahl Tomasson mencetak gol kemenangan di De Kuip Stadion.

Itu adalah kemenangan Eropa pertama sepakbola Belanda dalam tujuh tahun terakhir dan menjadi momen bersejarah bagi banyak penggemar Feyenoord. Salah satunya, Mikey Wilson.

Saat itu, Wilson baru berusia lima tahun. Dia ada di tribun saat Tomasson menerima penghargaan Man of the Match final Piala UEFA. Dan, dia mendadak populer ke seluruh dunia ketika sebuah foto ikonik beredar di media. Itu foto yang benar-benar keren dengan nilai jurnalistik kelas dunia.

Beberapa saat sebelum kick-off, Wilson sedang bertengger di bahu ayahnya, Ronald, dengan jari tengah diacungkan ke lapangan. Entah sengaja atau tidak, fotografer Reuters, Jasper Juinen, menangkap momen itu. Dia mengirimkannya ke kantor, dan tanpa disadari, foto itu tersebar ke segala penjuru bumi.

Sejak hari itu hingga bertahun-tahun kemudian, dan seiring maraknya meme dalam budaya populer, wajah Wilson diposting di berbagai papan pesan, blog, maupun platform media sosial seperti Instagram, Twitter, YouTube, atau Facebook, dan dibicarakan banyak pendukung bumi.



Lalu, mengapa dia melakukannya?

Ini adalah kisah yang dimulai pada 4 April 2002. Lebih dari sebulan sebelum mengalahkan Dortmund, ribuan pendukung melakukan perjalanan ratusan kilometer ke Italia untuk menyaksikan leg pertama semifinal melawan Inter Milan, pertandingan yang diperkirakan akan membuat Feyenoord kalah karena pemain-pemain seperti Marco Materazzi, Clarence Seedorf, dan Ronaldo Luis Nazario de Lima

Beberapa jam sebelum kick-off, Ronald memutuskan untuk membawa putranya ke alun-alun di pusat kota Milan untuk merasakan suasana di hari pertandingan. Kemudian, muncul percakapan yang menarik dengan beberapa penduduk setempat yang mereka jumpai di sana.

"Kami pergi ke alun-alun dan ada sejumlah kafe dengan banyak pendukung. Fans Inter meminta saya untuk mengacungkan jari tengah dan mengatakan sesuatu dalam Bahasa Italia. Saya ingat saya mendapat sekantong keripik dan sedikit uang receh. Saya baru berusia lima tahun. Jadi, tentu saja saya melakukannya!" kata Wilson kepada SPORTbible, 20 tahun kemudian.

Ketika pertandingan tiba, Feyenoord  berhasil mengacaukan peluang Inter. Mereka mengalahkan raksasa Serie A itu setelah gol bunuh diri Ivan Cordoba. Selain kemenangan, kenang-kenangan yang didapat Wilson dari Italia adalah jari tengah dan umpatan dalam Bahasa Italia.

Lalu, pada pertandingan final melawan Dortmund asuhan Matthias Sammer, suasananya sangat tegang. Beberapa saat sebelum kick-off, sebagian penggemar memutuskan mengheningkan cipta selama satu menit dan didedikasikan untuk mantan politisi Belanda, Pim Fortuyn.

"Suporter Dortmund mulai bernyanyi di menit-menit hening itu. Dan, pada saat itu, saya mengangkat jari tengah saya. Lalu, saya meneriakkan kata dengan Bahasa Italia yang mereka ajarkan kepada saya di Milan," ujar Wilson.

Gambar itu lahir, meski ingatannya tentang kejadian tersebut kabur. "Saya tidak ingat banyak tentang itu, sejujurnya. Satu-satunya hal yang bertahan dengan saya adalah bahwa saya tidak ingin mencoret wajah saya," tambah Wilson.



Dan, apa yang dia lakukan sekarang?

Pada saat kejadian, internet masih dalam tahap awal kehidupan. Secara statistik hanya ada sekitar 500 juta orang di seluruh dunia yang telah menggunakan internet pada 2002. Jadi, gambar ikonik tersebut tidak benar-benar beredar secara online sampai beberapa tahun kemudian.

Wilson mengaku, ketika berusia sekitar 12 tahun, dia pertama kali menyadari bahwa gambar dirinya telah viral. "Sampai hari ini, itu tidak terlalu istimewa bagi saya pribadi. Tapi, semua orang di sekitar saya, mereka berpikir itu adalah foto legendaris," kata Wilson tertawa.

Sudah 20 tahun sejak final itu, dan Wilson saat ini sudah berusia 25 tahun. Dia bekerja sebagai tim logistik di Leen Bakker. Tapi, tetap saja dirinya menjadi penggemar berat Feyenoord. Sama seperti kanak-kanak, dirinya juga secara teratur menghadiri pertandingan kandang maupun tandang.

"Klub adalah hidup saya dan saya akan selalu mengikuti mereka. Saya akan selalu memiliki tiket musiman," ucap Wilson.



Dalam hal ketenaran dari foto viral, Wilson mengatakan tidak banyak orang biasa yang menyadari bahwa foto anak kecil itu adalah dirinya. Tapi, ketika dia berada di komunitas pendukung Feyenoord, khususnya di pub yang biasa dikunjungi, semua orang langsung menyapanya.

"Di bar tempat saya selalu pergi, semua orang mengenal saya dan orang-orang masih menganggapnya keren. Sesekali saya berfoto dengan seseorang yang menyukainya. Tapi, itu kebanyakan di bar," kata Wilson.

"Ayah saya menganggap itu foto bagus. Dan, seperti yang anda lihat di Facebook baru-baru ini, dia ingin membuat ulang pose itu dan kami melakukannya setelah beberapa gelas bir. Saya terkejut kami mencapai final (Liga Konfernsi Eropa). Saya tidak menyangka itu terjadi. Tapi, saya tentu sangat bangga," pungkas Wilson.