Bukti Pep Guardiola pelatih jenius.
Lini tengah selalu menjadi tulang punggung tim mana pun. Jika tulang itu tidak kuat, tim tidak aman dan pasti akan runtuh.

Ini menjadi sektor yang memberikan perlindungan dan kreativitas. Karena itu, lini tengah harus benar-benar seimbang agar berfungsi secara efisien.

Para pelatih menggunakan berbagai formasi dan kombinasi di lini tengah. Beberapa pelatih menggunakan formasi dengan dua gelandang bertahan dan satu gelandang serang.

Beberapa di antaranya menggunakan formasi 4-4-2, di mana duo lini tengah dikerahkan. Sedangkan yang lain tetap menggunakan formasi 4-3-3 atau 3-5-2 yang juga melibatkan trio lini tengah.

Memiliki inti yang solid adalah kunci untuk membangun tim pemenang. Kita telah melihat banyak contoh di abad ke-21. Tanpa basa-basi lagi, mari kita lihat lima trio lini tengah terhebat sejak pergantian milenium.

#5 Fernandinho, Kevin de Bruyne, David Silva (Manchester City)

Salah satu hal yang membuat Pep Guardiola menjadi manajer yang hebat adalah seberapa tepat dia melihat profil pemain yang dia cari saat membangun sebuah tim. Guardiola tahu persis pemain seperti apa yang dia butuhkan di lini tengah agar timnya bisa memainkan gaya sepakbolanya.

Fernandinho, Kevin de Bruyne, dan David Silva bermain bersama di lini tengah Manchester City antara 2015 dan 2020. Fernandinho adalah otot di belakang dua maestro lini tengah, De Bruyne dan Silva.

Fernandinho selalu memberikan 100% dan melakukan tekel agresif dan membuat beberapa memar di kakinya demi The Citizens. Sementara Silva memberikan sutra, melewati lawan dengan sentuhan cekatannya dan mendikte permainan dengan umpannya yang menyenangkan.

De Bruyne adalah monster gelandang box-to-box dan umpan serta kemampuannya untuk tiba di akhir kotak membuatnya menjadi ancaman besar.

Trio lini tengah Manchester City ini mendominasi Liga Inggris di bawah asuhan Guardiola dan memenangkan dua gelar liga berturut-turut di musim 2017/2018 dan 2018/2019.



#4 Michael Essien, Claude Makelele, Frank Lampard (Chelsea)

Jose Mourinho menggebrak sepakbola Eropa ketika dia membawa Porto meraih kejayaan Liga Champions pada 2004. Dia mengambil alih manajer Chelsea tak lama setelah itu dan memimpin The Blues meraih gelar Liga Premier di musim debutnya di Inggris.

Didukung dengan uang yang besar di jendela transfer, Mourinho mengikat Michael Essien dari Lyon. Dia membentuk trio lini tengah yang mematikan bersama Frank Lampard dan mantan pemain Real Madrid, Claude Makelele.

Ketiganya sangat berpengaruh saat Chelsea memenangkan Liga Premier untuk tahun kedua berturut-turut. Makelele adalah salah satu gelandang bertahan terbaik sepanjang masa. Dia begitu baik, sehingga posisi yang dulu dia mainkan antara pertahanan dan lini tengah sekarang dikenal sebagai 'Makelele Role'.

Essien adalah gelandang box-to-box yang sangat baik, dan dalam diri Lampard, Chelsea memiliki salah satu gelandang serang paling produktif di era modern. Selain gelar Liga Premier musim 2005/2006, ketiganya juga meraih Piala FA dan Piala Liga Inggris pada musim 2006/2007.