Dia kemudian diselundupkan ke Inggris karena dia adalah target pembunuhan berikutnya.
Penampilannya musim 2009/10 dengan Crystal Palace di Championship, menarik perhatian banyak tim Liga Premier. Akhirnya, pada musim panas 2010, Wigan Athletic mendapatkan tanda tangannya, dan ia berhasil membuat langkah besar dalam karirnya.
Perjalanan kariernya beranjak di Chelsea meski kemudian dipinjamkan ke lima klub berbeda, yaitu Liverpool, Stoke City, West Ham, Fenerbahce dan Inter Milan.
Namun demikian, di balik perjalanan kariernya, Victor Moses melalui kehidupan dengan getir.
Kisah Moses diceritakan kepada surat kabar Guardian, di mana gelandang Chelsea itu diwawancarai dan menceritakan masa kecil yang mengenaskan di negara asalnya, Nigeria. Keluarganya sangat miskin, dengan ayahnya bekerja sebagai pendeta dan ibunya berusaha membantunya. Sayangnya, konflik di Nigeria berefek buruk pada keluarganya.
Ketika dia berusia 11 tahun, dia mengetahui bahwa sebuah serangan di rumahnya membuat kedua orangtuanya terbunuh. Pada saat itu, Victor sedang bermain sepak bola di jalanan, di mana dia mendapati berita tragis. Belum lepas dari keterkejutannya, dia diberitahu bahwa dia akan menjadi target berikutnya, jadi teman-temannya menyelundupkannya ke tempat persembunyian untuk menenangkan situasi.
Keputusan itu mengubah hidup Victor Moses
Di suatu tempat, ia menemukan solusinya: beremigrasi dan mencari suaka di Inggris. Sebuah keluarga dari London Selatan menerima tanggung jawab untuk merawatnya. Pada usia 11, Musa tiba di Inggris, di tempat yang sama sekali tidak dikenalnya, jauh dari rumahnya, di daerah yang dia tidak kenal siapa pun.
"Perjalanan dari Nigeria itu terlalu hebat. Yang saya inginkan adalah tetap kuat dan bekerja keras untuk diri saya sendiri, apakah ini ada hubungannya dengan sepakbola atau tidak. Kita harus berterima kasih kepada Tuhan atas apa yang saya dapatkan hari ini. Ini mimpi yang menjadi kenyataan, dan jika Saya melanjutkan ritme yang sama, siapa tahu, saya mungkin bermain untuk Barcelona suatu hari nanti,” kata Victor Moses.
Kenangan tahun-tahun masa kanak-kanak ketika ia bermain sepak bola bersama teman-temannya di jalanan kota Nigeria masih segar. "Saya tidak memakai sepatu. Kami hanya bertelanjang kaki, dan ketika bola kecil jatuh di kaki kami, dan kami mulai bermain sepak bola," kenang Moses.
Dia sudah menjalani 38 pertandingan dengan tim Nasional Nigeria.
“Ketika saya berada di Nigeriau, semua orang mendukung Chelsea. Sangat menyenangkan melihat penggemar Chelsea di Nigeria dan meneriakkan nama saya. Hal yang sama terjadi ketika saya pergi ke Liberia. Di mana-mana di Afrika, semua penggemar sepak bola menonton Liga Premier,” dia berkata.
Dia tidak akan pernah melupakan orang tuanya. Dia selalu mengingat mereka dengan cinta dan nostalgia. "Aku yakin di mana pun mereka berada sekarang, mereka akan bangga padaku. Mereka akan melihat dari atas dan bangga denganku.”
Perjalanan kariernya beranjak di Chelsea meski kemudian dipinjamkan ke lima klub berbeda, yaitu Liverpool, Stoke City, West Ham, Fenerbahce dan Inter Milan.
BACA ANALISIS LAINNYA
Daftar Pemain Terbaik Asia Di Eredivisie, Kebanggaan Surabaya Paling Fenomenal
Daftar Pemain Terbaik Asia Di Eredivisie, Kebanggaan Surabaya Paling Fenomenal
Di suatu tempat, ia menemukan solusinya: beremigrasi dan mencari suaka di Inggris. Sebuah keluarga dari London Selatan menerima tanggung jawab untuk merawatnya. Pada usia 11, Musa tiba di Inggris, di tempat yang sama sekali tidak dikenalnya, jauh dari rumahnya, di daerah yang dia tidak kenal siapa pun.
"Perjalanan dari Nigeria itu terlalu hebat. Yang saya inginkan adalah tetap kuat dan bekerja keras untuk diri saya sendiri, apakah ini ada hubungannya dengan sepakbola atau tidak. Kita harus berterima kasih kepada Tuhan atas apa yang saya dapatkan hari ini. Ini mimpi yang menjadi kenyataan, dan jika Saya melanjutkan ritme yang sama, siapa tahu, saya mungkin bermain untuk Barcelona suatu hari nanti,” kata Victor Moses.
BACA ANALISIS LAINNYA
Laga Tanpa Penonton Tim Tamu Atau Tuan Rumah Diuntungkan? Ini Jawabannya
Laga Tanpa Penonton Tim Tamu Atau Tuan Rumah Diuntungkan? Ini Jawabannya
Dia sudah menjalani 38 pertandingan dengan tim Nasional Nigeria.
“Ketika saya berada di Nigeriau, semua orang mendukung Chelsea. Sangat menyenangkan melihat penggemar Chelsea di Nigeria dan meneriakkan nama saya. Hal yang sama terjadi ketika saya pergi ke Liberia. Di mana-mana di Afrika, semua penggemar sepak bola menonton Liga Premier,” dia berkata.