Apa yang dibahas? Simak ulasan berikut...
"Indonesia tidak pernah maju melampaui babak penyisihan grup di Piala Asia," ujar Shin Tae-yong kepada awak media.
Profil Vitezslav Lavicka, Pelatih Kuwait yang Sesumbar Kalahkan Indonesia
"Kami tahu bahwa Yordania dan Kuwait dipandang sebagai dua tim terkuat di grup ini," ujar Shin kepada DW.
Kontroversi Mohamed Salah Main untuk Timnas Mesir dalam Kondisi Cedera
Pengaturan Skor Hingga Hooliganisme
Nurdin Halid adalah poster boy di Asia untuk semua yang salah dengan tata kelola sepakbola di Indonesia.
Setelah pemecatannya pada tahun 2011, sepak bola Indonesia mengalami perang saudara dengan dua federasi, liga, dan tim nasional yang saling bersaing. FIFA melarang negara itu dari sepak bola internasional dari 2014 hingga 2016.
"Terlalu banyak orang yang terlibat dalam menjalankan permainan yang memiliki agenda mereka sendiri. Masih ada masalah tetapi situasinya telah membaik dan fokusnya sekarang adalah pada sepak bola" ujar seorang pejabat PSSI kepada DW.
Itu perlu tetapi ada masalah lain yang masih perlu ditangani. Rumah bagi budaya penggemar yang dinamis dan adegan ultra, Indonesia juga memiliki insiden hooliganisme sepak bola tertinggi di Asia. Menurut Save Our Soccer, 74 penggemar pernah tewas akibat kekerasan terkait sepak bola sejak 1994.
Pengaturan pertandingan juga telah menjadi masalah yang sudah berlangsung lama, dengan enam pemain diskors karena mencoba memanipulasi hasil baru-baru ini pada November 2021. Pada 2019, beberapa pejabat PSSI, termasuk ketua sementara PSSI, Joko Driyono, ditangkap.
Generasi Baru & Harapan Baru
Tetapi kini PSSI dan sepakbola Indonesia telah berganti rezim.
"Kami mendapat banyak dukungan dari PSSI," ujar coach Shin.
"Sejak saya bergabung, kami sudah mengalihkan fokus kami ke generasi muda."
Pada pergelaran Piala AFF 2020 lalu, Skuad Garuda sukses mencapai final dan Indonesia melakukannya dengan skuad yang rata-rata usianya adalah 23 tahun, tiga tahun lebih muda dari tim pemenang, Thailand.
“Rata-rata usia pemain di timnas kurang lebih tujuh tahun lebih muda dari sebelumnya,” jelas Shin.
"Masing-masing pemain memiliki keterampilan yang baik dan mereka menikmati bermain tetapi mereka membutuhkan mentalitas yang lebih kuat."
Asisten pelatih Shin, Dzenan Radoncic percaya bahwa memasukkan mentalitas yang lebih kuat ke dalam sepakbola Indonesia adalah kuncinya.
"Pemain Indonesia tenang dan memiliki kepribadian yang santai," ujar pria asal Serbia itu.
“Saya percaya itu datang dari iklim dan budaya. Saya terus meminta mereka untuk ketahanan dan agresi selama 90 menit dan tidak mundur selama pertandingan, bahkan jika mereka kalah."
"Kami mencoba mengubah pola pikir. Para pemain perlu didorong. Mereka nyaman bermain di Indonesia, tetapi kami ingin membuat mereka lebih internasional."
Salah satu caranya adalah dengan mencari pemain Eropa yang layak bermain untuk Indonesia melalui ikatan keluarga.
Elkan Baggott, misalnya, lahir di Bangkok dari ayah Inggris dan ibu Tionghoa-Indonesia. Bek berusia 19 tahun ini tumbuh besar di Jakarta tetapi pindah ke Inggris saat berusia sembilan tahun, dan saat ini bermain untuk Ipswich Town di divisi tiga. Ia memilih untuk mewakili Indonesia di kancah internasional dan kini sedang mempersiapkan diri untuk kualifikasi Piala Asia 2023.
"Saya hanya beristirahat sebentar sebelum datang ke sini," ujar Baggot.
"Tapi kondisiku semakin membaik."
Indonesia juga ingin menaturalisasi pemain Spanyol Jordi Amat dan mantan pemain muda Belanda, Sandy Walsh.
Piala Dunia U-20
Tahap penting dalam perkembangan Indonesia akan terjadi tahun depan ketika negara tersebut menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, turnamen global pertama yang diadakan di negara yang kadang-kadang disebut sebagai "Brasil Asia".
"Itu berarti kami memiliki banyak pertandingan dan pelatihan dan ada lebih banyak investasi," ujar Radoncic.
Latihan Timnas Indonesia?? di Stadion Sidolig, Bandung.
— Update Score Bola (@UpdateBolabola) May 27, 2022
Rumput, lampu, gawang, dan lainnya telah selesai direnovasi KemenPUPR sesuai standar lapangan latihan FIFA U-20 WORLD CUP pic.twitter.com/lhEvHU3uJ8
"Ini perlu karena infrastruktur adalah masalah. Lapangannya tidak bagus dan ini perlu ditingkatkan."
Ini juga berarti tim U-20 akan tampil di pentas global untuk pertama kalinya sejak 1979. Tim senior masih jauh dari itu, tetapi jika mereka bisa lolos ke Piala Asia maka akan memberikan motivasi serta optimistik kepada masyarakat Indonesia.
"Kami menantikan tantangan itu," ujar Shin.
"Kami meningkat dan ini adalah kesempatan untuk melihat seberapa banyak."