Ini mirip Indonesia vs Thailand di Piala Tiger 1998. Tapi, lebih ekstrim..
Insiden aneh, tapi nyata ini baru saja terjadi di kompetisi kasta ketiga Afrika Selatan. Empat tim memiliki kesempatan promosi ke Divisi II terlibat dalam dua pertandingan penentuan. Mereka adalah Shivulani Dangerous Tigers vs Kotoko Happy Boys dan Matiyasi FC vs Nsami Mighty Bird.
Main di Selangor, 2 Pemain Veteran Yordania Ini Bisa Jadi Masalah Indonesia
"Setelah mendengar Matiyasi memimpin 22-0 di babak pertama, Shivulani berkolusi untuk mengeluarkan pemain Kotoko Happy Boys dari lapangan. Para pemain yang keluar lapangan mengaku lelah meninggalkan tim yang hanya memiliki tujuh pemain. Pada pertandingan Matiyasi, wasit memberikan kartu merah kepada pemain sehingga Nsami berakhir dengan tujuh pemain," tambah Ramphago.
Presiden Prancis Minta Zinedine Zidane Melatih PSG, Bagaimana Hasilnya?
"Ketika kami menyelidiki, kami menemukan bahwa beberapa gol Matiyasi bahkan tidak (tercatat dengan benar) karena wasit tidak dapat menafsirkan laporannya," ucap Ramphago.
"Kami juga menemukan wasit hanya menulis pemain nomor 2 mencetak 10 gol, pemain nomor 5 mencetak 20 gol, dan seterusnya. Tapi, ada 41 gol bunuh diri. Jadi, bagaimana mereka merekamnya?" tambah Ramphago.
Pada akhirnya, setelah terbukti keempat tim melakukan pengaturan skor, Gawula Classic yang berada di posisi keempat telah dinyatakan sebagai pemenang setelah tiga tim di atasnya diberikan sanksi larangan berkompetisi seumur hidup.
BANNED!
— GOAL South Africa (@GOALcomSA) June 9, 2022
South African fourth-tier sides Matiyasi FC, Shivulani Dangerous Tigers, Kotoko Happy Boys and Nsami Mighty Birds have been banned for life after being found guilty of fixing matches.https://t.co/AUgT2j9Uip
Selain sanksi yang diberikan kepada pihak klub, individu yang terlibat dalam permainan juga telah diberi larangan bermain jangka panjang. Ofisial dari klub telah menerima skorsing 5-8 musim. Sementara perangkat pertandingan telah diberikan larangan 10 musim.
"Orang-orang ini tidak menghormati sepakbola, dan kami tidak bisa membiarkan itu terjadi lagi," ucap Ramphago.
"Yang menyedihkan adalah ada pemain muda yang terlibat karena aturan kompetisi menetapkan bahwa setiap tim harus menurunkan setidaknya lima pemain di bawah 21 tahun. Tujuan utama kami dalam menyelenggarakan liga adalah untuk memastikan kami mempersiapkan para pesepakbola muda menjadi pemain Bafana Bafana yang potensial di masa depan," pungkas Ramphago.
#ABC_Motsepe_League??#Promotion_PlayOffs
— Foot +257 (@257Foot) June 1, 2022
4Teams banned for life by #SAFA
Matiyasi F.C beat Nsami Mighty Birds 59-1 (with 41 own goals?).
In another match from the same region, Matiyasi FC rivals Shivulani Dangerous Tigers beat Kototo Happy Boys 33-1(with 7 own goals) pic.twitter.com/aLhHqnhJbw