Saat itu Aljazair hingar bingar dengan keberadaan megabintang Rabah Madjer.
Pada era 1980-an hingga 1990-an, Piala Kemerdekaan bersama dengan Piala Raja di Thailand dan Piala Merdeka di Malaysia merupakan turnamen-turnamen sepakbola bergengsi di Asia Tenggara. Tidak jarang ada tim-tim besar Eropa, Afrika dan Amerika Latin datang berpartisipasi.
Bicara Piala Kemerdekaan, publik Indonesia tidak bisa melupakan Piala Kemerdekaan edisi 1986 yang berlangsung di Stadion Utama Senayan Jakarta (sebelum menjadi SUGBK).
Pada saat itu, turut berpartisipasi antara lain Aljazair, Rumania U-23, dan Rio de Janeiro Selection (atas nama America FC), Malaysia Tigers (tim usia muda Malaysia) dan Singapura XI.
Thailand menarik diri beberapa hari jelang turnamen sehingga grup A hanya berisi tiga tim yaitu Indonesia B, Rumania dan Aljazair.
Kehadiran Aljazair sangat ditunggu mengingat mereka baru saja beberapa bulan sebelumnya beraksi di Piala Dunia 1986 Meksiko. Hanya saja dari daftar skuad Aljazair saat itu, hanya ada dua orang yang dibawa ke Meksiko. Mereka adalah Larbi el Hadi pada posisi kiper dan Mohammed Chaib pada posisi gelandang. Tidak ada nama legendaris Aljazair Rabah Madjer yang membela Porto. Rabah Madjer inilah yang mencetak gol tumit ke gawang Bayern Muenchen pada final Piala Champions 1987.
Tidak ada pula bek legenda Aljazair lainnya yang memperkuat Montpellier, Faouzi Mansouri.
Aljazair bermain dua kali di putaran grup. Imbang 0-0 lawan Rumania U-23 dan mengalahkan Indonesia B 2-1 lewat dua gol Nacer Bouiche.
Aljazair pun lolos ke semifinal.
Di grup lain Indonesia A bergabung bersama Malaysian Tigers, America FC dan Singapore XI. Indonesia A menang dua kali dan kalah sekal dari America FC. Saat itu Indonesia A diperkuat deretan pemain seperti Zulkarnain Lubis, Ricky Yacob, Adolf Kabo. Indonesia A menjadi runner up Grup B sedangkan America FC menjadi juara grup.
Di semifinal, Aljazair menantang America FC sementara Indonesia A bertemu Rumania U-23.
Semifinal pertama berlangsung 17 Agustus 1986. Indonesia A menang WO setelah Rumania mengundurkan diri alias mogok main dengan alasan wasit berat sebelah. Mereka ketinggalan 1-2 di perpanjangan waktu.
Semifinal kedua sehari kemudian mempertemukan Aljazair dengan America FC yang dimenangkan Aljazair 1-0.
Laga final digelar 20 Agustus 1986 antara Indonesia A melawan Aljazair. Nacer Bouiche menjadi penentu kemenangan Aljazair pada menit ke-93 perpanjangan waktu.
Setelah bertukar kaos dengan Indonesia A, pemain Aljazair menerima trofi Piala Kemerdekaan. Foto yang diunggah sebuah laman fanpage sepakbola Aljazair itu menjadi kenangan tersendiri ketika mereka menerima trofi dengan logo Garuda di dada.
Indonesia dan Aljazair dikenal bersahabat. Di ibukota Algiers, berdiri patung Proklamator kemerdekaan Indonesia, Bung Karno.
Bicara Piala Kemerdekaan, publik Indonesia tidak bisa melupakan Piala Kemerdekaan edisi 1986 yang berlangsung di Stadion Utama Senayan Jakarta (sebelum menjadi SUGBK).
BACA BERITA LAINNYA
Dengan Banderol Ini, Tak Mudah Bagi Chelsea Gaet Ben Chilwell
Dengan Banderol Ini, Tak Mudah Bagi Chelsea Gaet Ben Chilwell
Aljazair bermain dua kali di putaran grup. Imbang 0-0 lawan Rumania U-23 dan mengalahkan Indonesia B 2-1 lewat dua gol Nacer Bouiche.
BACA FEATURE LAINNYA
Kisah Luqman Hakim Gabung Klub Belgia Kortrijk, Ternyata Ada Andil Pemilik Klub
Kisah Luqman Hakim Gabung Klub Belgia Kortrijk, Ternyata Ada Andil Pemilik Klub
Di grup lain Indonesia A bergabung bersama Malaysian Tigers, America FC dan Singapore XI. Indonesia A menang dua kali dan kalah sekal dari America FC. Saat itu Indonesia A diperkuat deretan pemain seperti Zulkarnain Lubis, Ricky Yacob, Adolf Kabo. Indonesia A menjadi runner up Grup B sedangkan America FC menjadi juara grup.
Semifinal pertama berlangsung 17 Agustus 1986. Indonesia A menang WO setelah Rumania mengundurkan diri alias mogok main dengan alasan wasit berat sebelah. Mereka ketinggalan 1-2 di perpanjangan waktu.
Laga final digelar 20 Agustus 1986 antara Indonesia A melawan Aljazair. Nacer Bouiche menjadi penentu kemenangan Aljazair pada menit ke-93 perpanjangan waktu.
Setelah bertukar kaos dengan Indonesia A, pemain Aljazair menerima trofi Piala Kemerdekaan. Foto yang diunggah sebuah laman fanpage sepakbola Aljazair itu menjadi kenangan tersendiri ketika mereka menerima trofi dengan logo Garuda di dada.
Indonesia dan Aljazair dikenal bersahabat. Di ibukota Algiers, berdiri patung Proklamator kemerdekaan Indonesia, Bung Karno.