Dua legenda berasal dari Italia.
Bagi banyak pemain atau mungkin hampir pasti semua pemain, turnamen antarnegara seperti Piala Dunia, Euro, atau Copa America merupakan pencapaian puncak.
Dibandingkan Liga Champions, turnamen Piala Dunia dan Euro, misalnya, berlangsung setiap empat tahun, dan itu yang makin membuat turnamen bergengsi.
Menenangkan Piala Dunia, Euro, atau Copa America lebih prestisius bagi pemain dibandingkan trofi apapun di level klub. Tapi, tak semua pemain bisa mencapai prestasi tersebut.
Berkaitan dengan itu, berikut ini 5 pemain legendaris yang pensiun tanpa trofi Internasional bersama dengan tim nasional mereka masing-masing:
#5 Roberto Baggio
Bisa dibilang salah satu pesepakbola Italia terbesar yang pernah hidup, Roberto Baggio gagal meraih trofi internasional dalam karier bermainnya. Seorang jenius dengan rambut berekor kuda adalah salah satu pesepakbola paling terampil dalam sejarah, dengan teknik dan visi yang sempurna.
Baggio memainkan peran penting dalam perjalanan Italia ke final Piala Dunia 1994, mencetak lima gol tetapi momen yang tak bisa dilupakan adalah saat dia gagal mengeksekusi penalti terakhir Italia dalam adu penalti melawan Brasil.
Dalam wawancara selanjutnya, pemenang Ballon D'or itu menggambarkan kegagalan penalti sebagai sesuatu yang memengaruhinya selama bertahun-tahun.
#4 Luis Figo
Legenda Portugal itu memenangkan hampir setiap trofi utama yang diperebutkannya di level klub dan individu. Tapi, tidak untuk tim nasional.
Dianggap sebagai salah satu pemain terbaik di generasinya, Luis Figo adalah salah satu dari sedikit pesepakbola yang pernah mengenakan seragam Barcelona dan Real Madrid. Dia memenangkan lima gelar La Liga, satu trofi Liga Champions, dua Piala Super Eropa, dan dua Copa del Rey.
Dalam 493 penampilan kumulatif untuk Real Madrid dan Barcelona, Figo mencetak 101 gol dan 144 assist. Di Inter Milan, dia akan memenangkan lebih banyak trofi, termasuk empat gelar Serie A dan satu Coppa Italia. Namun, peraih Ballon d'Or itu tak menemukan kesuksesan serupa dengan tim nasional Portugal.
Capaian terbaiknya bersama tim nasional di Euro 2004, di mana Portugal menjadi runner-up di bawah Yunani dengan selisih tipis 1-0. Dia juga memainkan peran kunci dalam finis keempat Portugal di Piala Dunia 2006.
#3 Ferenc Puskas
Terlepas dari upaya terbaiknya, legenda Real Madrid ini tidak pernah meraih trofi di negaranya. Puskas mewakili Hungaria untuk sebagian besar karier profesionalnya, tetapi juga membuat beberapa penampilan dengan Spanyol di kemudian hari dalam kariernya. Puskas memiliki beberapa statistik paling luar biasa dalam sejarah sepakbola.
Dia mencetak 84 gol dalam 85 pertandingan internasional, bersama dengan 508 gol dalam 521 pertandingan klub.
Hungaria bermodalkan Piala Dunia 1954 dengan 31 kemenangan beruntun. Puskas, salah satu pemain terbaik di Piala Dunia 1954, membawa Hungaria memimpin pada menit keenam melawan Jerman Barat di final.
Hungaria unggul 2-0 pada menit kedelapan, tetapi Jerman Barat membuat comeback luar biasa 3-2. Ferenc Puskas tidak meninggalkan Piala Dunia dengan tangan kosong, karena dia membawa pulang emas Olimpiade di Olimpiade Musim Panas 1952.
#2 Paulo Maldini
Paolo Maldini dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu bek terhebat dalam sejarah permainan, dan merupakan legenda sepakbola dalam segala hal.
Bek tengah Italia ini adalah kekuatan yang tak tergoyahkan di Italia dan lini belakang AC Milan selama 25 tahun karier profesionalnya. Maldini memenangkan 26 trofi bersama Rossoneri, termasuk tiga trofi Liga Champions, dua gelar Piala Klub Juara Eropa, tujuh gelar Serie A, empat Piala Super Eropa, lima Piala Super Italia, dan satu gelar Piala Dunia Antarklub.
Maldini mencatatkan 902 penampilan untuk AC Milan, bersama dengan 126 penampilan untuk Azzurri. Sementara dia memenangkan segalanya dengan klub masa kecilnya, Maldini gagal mencapai kesuksesan yang sama dengan Italia.
Azzurri nyaris dalam beberapa kesempatan menjadi juara, Italia kalah dalam adu penalti melawan Brasil di Piala Dunia 1994, dan nasib sial lainnya menimpa mereka di Euro 2000.
#1 Johan Cruyff
Johan Cruyff adalah pemikir paling luar biasa dalam sejarah permainan indah; unggul dalam bermain dan karier kepelatihannya.
Pria asal Belanda itu merevolusi permainan yang indah dengan pendekatan dan taktik inovatifnya dan memenangkan setiap trofi utama dalam sepakbola klub. Dia mendorong Ajax yang berkinerja buruk ke kejayaan domestik dan Eropa setelah diserahkan ban kapten pada awal 1970-an.
Pemain legendaris Belanda itu memenangkan penghargaan Ballon d'Or tiga kali, dan memenangkan tiga Piala Champions Eropa berturut-turut dengan klub masa kecilnya. Cruyff juga mewakili Barcelona, memenangkan gelar liga dan piala domestik selama waktunya bersama Blaugrana.
Cruyff mempesona satu dan semua di Piala Dunia 1974, di mana dia terlibat langsung dalam sepuluh gol (tiga gol, tujuh assist). Namun, Belanda kalah dari Jerman Barat di final, meski Cruyff memberikan assist untuk gol pembuka.
Dalam 48 penampilan untuk Belanda, Cruyff mencetak 33 gol dan 22 assist yang mengesankan.
Dibandingkan Liga Champions, turnamen Piala Dunia dan Euro, misalnya, berlangsung setiap empat tahun, dan itu yang makin membuat turnamen bergengsi.
BACA ANALISIS LAINNYA
Starting XI Terakhir Barcelona Sebelum Era Lionel Messi
Starting XI Terakhir Barcelona Sebelum Era Lionel Messi
Bisa dibilang salah satu pesepakbola Italia terbesar yang pernah hidup, Roberto Baggio gagal meraih trofi internasional dalam karier bermainnya. Seorang jenius dengan rambut berekor kuda adalah salah satu pesepakbola paling terampil dalam sejarah, dengan teknik dan visi yang sempurna.
Dalam wawancara selanjutnya, pemenang Ballon D'or itu menggambarkan kegagalan penalti sebagai sesuatu yang memengaruhinya selama bertahun-tahun.
BACA FEATURE LAINNYA
Tidak ada Ronaldo dan Messi, Inilah Pemain FIFA XI dengan Rating Tertinggi
Tidak ada Ronaldo dan Messi, Inilah Pemain FIFA XI dengan Rating Tertinggi
Legenda Portugal itu memenangkan hampir setiap trofi utama yang diperebutkannya di level klub dan individu. Tapi, tidak untuk tim nasional.
Dianggap sebagai salah satu pemain terbaik di generasinya, Luis Figo adalah salah satu dari sedikit pesepakbola yang pernah mengenakan seragam Barcelona dan Real Madrid. Dia memenangkan lima gelar La Liga, satu trofi Liga Champions, dua Piala Super Eropa, dan dua Copa del Rey.
Capaian terbaiknya bersama tim nasional di Euro 2004, di mana Portugal menjadi runner-up di bawah Yunani dengan selisih tipis 1-0. Dia juga memainkan peran kunci dalam finis keempat Portugal di Piala Dunia 2006.
#3 Ferenc Puskas
Terlepas dari upaya terbaiknya, legenda Real Madrid ini tidak pernah meraih trofi di negaranya. Puskas mewakili Hungaria untuk sebagian besar karier profesionalnya, tetapi juga membuat beberapa penampilan dengan Spanyol di kemudian hari dalam kariernya. Puskas memiliki beberapa statistik paling luar biasa dalam sejarah sepakbola.
Dia mencetak 84 gol dalam 85 pertandingan internasional, bersama dengan 508 gol dalam 521 pertandingan klub.
Hungaria bermodalkan Piala Dunia 1954 dengan 31 kemenangan beruntun. Puskas, salah satu pemain terbaik di Piala Dunia 1954, membawa Hungaria memimpin pada menit keenam melawan Jerman Barat di final.
Hungaria unggul 2-0 pada menit kedelapan, tetapi Jerman Barat membuat comeback luar biasa 3-2. Ferenc Puskas tidak meninggalkan Piala Dunia dengan tangan kosong, karena dia membawa pulang emas Olimpiade di Olimpiade Musim Panas 1952.
#2 Paulo Maldini
Paolo Maldini dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu bek terhebat dalam sejarah permainan, dan merupakan legenda sepakbola dalam segala hal.
Bek tengah Italia ini adalah kekuatan yang tak tergoyahkan di Italia dan lini belakang AC Milan selama 25 tahun karier profesionalnya. Maldini memenangkan 26 trofi bersama Rossoneri, termasuk tiga trofi Liga Champions, dua gelar Piala Klub Juara Eropa, tujuh gelar Serie A, empat Piala Super Eropa, lima Piala Super Italia, dan satu gelar Piala Dunia Antarklub.
Maldini mencatatkan 902 penampilan untuk AC Milan, bersama dengan 126 penampilan untuk Azzurri. Sementara dia memenangkan segalanya dengan klub masa kecilnya, Maldini gagal mencapai kesuksesan yang sama dengan Italia.
Azzurri nyaris dalam beberapa kesempatan menjadi juara, Italia kalah dalam adu penalti melawan Brasil di Piala Dunia 1994, dan nasib sial lainnya menimpa mereka di Euro 2000.
#1 Johan Cruyff
Johan Cruyff adalah pemikir paling luar biasa dalam sejarah permainan indah; unggul dalam bermain dan karier kepelatihannya.
Pria asal Belanda itu merevolusi permainan yang indah dengan pendekatan dan taktik inovatifnya dan memenangkan setiap trofi utama dalam sepakbola klub. Dia mendorong Ajax yang berkinerja buruk ke kejayaan domestik dan Eropa setelah diserahkan ban kapten pada awal 1970-an.
Pemain legendaris Belanda itu memenangkan penghargaan Ballon d'Or tiga kali, dan memenangkan tiga Piala Champions Eropa berturut-turut dengan klub masa kecilnya. Cruyff juga mewakili Barcelona, memenangkan gelar liga dan piala domestik selama waktunya bersama Blaugrana.
Cruyff mempesona satu dan semua di Piala Dunia 1974, di mana dia terlibat langsung dalam sepuluh gol (tiga gol, tujuh assist). Namun, Belanda kalah dari Jerman Barat di final, meski Cruyff memberikan assist untuk gol pembuka.
Dalam 48 penampilan untuk Belanda, Cruyff mencetak 33 gol dan 22 assist yang mengesankan.