Sadio Mane adalah salah satu pesepakbola paling rendah hati dan tidak sombong. Meski sudah menjadi salah satu bintang sepakbola bergaji selangit, pemain
Senegal itu tidak pernah melupakan asal-usulnya. Memulai sebagai orang miskin, pemain
Liverpool itu mengembalikan sebagian gajinya untuk kaum marjinal.
Mane sedang berada dalam sorotan terkait kemungkinan mendapatkan kenaikan gaji yang besar ketika setuju bergabung dengan
Bayern Muenchen. Kesepakatan kontrak sudah selesai hari ini, dan Mane akan segera diperkenalkan kepada publik.
Jika deal dan gaji Mane melambung tinggi, ini akan menjadi kabar baik bagi banyak warga di kampung halamannya. Mane dibesarkan di sebuah desa kecil, di
Bambali, Senegal. Di situlah dia meninggalkan jejak-jejak kebaikan dengan membangun banyak infrastruktur untuk digunakan semua warga.
Menariknya, jelang kepindahan ke Bayern, Mane telah menghabiskan waktu di desa tempat ibesarkan. Di sana, dia ketahuan sedang bermain sepakbola dengan orang-orang di lapangan berlumpur.
Mane melanjutkan liburannya dengan mengunjungi rumah sakit yang dia biayai sendiri senilai 455.000 pounds (Rp8,3 miliar). Rumah sakit ini melayani 34 desa di wilayah sekitarnya. Mane juga membangun sekolah menengah negeri senilai 250.000 pounds (Rp4,5 miliar) di desanya.
Tak cukup sampai di situ. Pemain berusia 30 tahun itu juga membuat semacam pom bensin dan baru belum lama ini telah menjanjikan akan membangun kantor pos.
Mane juga telah memberikan setiap keluarga di desanya bantuan bulanan sebesar 70 euro (Rp1,2 juta). Dia juga menawarkan beasiswa 400 euro (Rp7,2 juta) kepada siswa berprestasi terbaik di SMA Bambali setiap tahunnya. Itu belum termasuk sumbangan laptop ke sekolah, pakaian olahraga gratis, dan jaringan internet 4G di desanya.
Kedermawanan Mane benar-benar luar biasa. Bahkan, beberapa pekan lalu, seorang penggemarnya datang dan Mane meminta dicatatkan nomor teleponnya. Kemudian, dia menelepon sang penggemar itu saat punya waktu luang. Luar biasa!