Orang hanya ingat Byron Moreno. Tapi, wasit lawan Spanyol juga aneh.
Saat Korea Selatan menjadi tuan rumah bersama dengan Jepang pada Piala Dunia 2022, ada banyak kejadian aneh terjadi. The Taegeuk Warriors memang ke semifinal. Tapi, jalan pasukan Guus Hiddink ketika itu penuh kontroversi, khususnya yang melibatkan wasit.

Negara asal Shin Tae-yong itu memang mampu menampilkan performa terbaik hingga bisa melaju ke babak empat besar. Mereka juga harus menelan pil pahit kekalahan di play-off perebutan peringkat ketiga dengan Turki.

Namun, dalam perjalanan menuju ke sana, Korea Selatan dinilai diuntungkan oleh keputusan-keputusan wasit. Salah satu yang paling ramai waktu itu adalah saat melawan tim nasional Spanyol. Itu sudah berlangsung 20 tahun. Tapi, orang-orang masih belum bisa melupakan kisah pertandingan yang sangat kontroversial tersebut.

Sebelum melaju ke semifinal, secara mengejutkan tuan rumah telah mengalahkan Portugal dan Italia. Lawan Gli Azzurri akan diingat dengan kepemimpinan Byron Moreno dari Ekuador.

Tapi, sebelum kontroversi lawan Italia, kemenangan Korea Selatan atas Spanyol juga membuat banyak penggemar sepakbola, khususnya pendukung La Furia Roja, geram. Selama pertandingan, Spanyol memiliki dua gol yang tampaknya sah. Sayang, dianulir wasit dengan dalih off side.

Gol pertama dianulir terjadi saat tendangan bebas melayang ke kotak penalti. Ketika itu bola memantul dari bahu Kim Tae-young dan masuk ke jaring gawang timnya sendiri. Tapi, wasit asal Mesir, Gamal Ahmed Al-Ghandour, menganulir karena tarikan baju Ivan Helguera.

Hanya beberapa menit memasuki perpanjangan waktu, gol lain juga dianulir. Waktu itu, Joaquin Sanchez muda menang duel udara. Tapi, kali ini, asisten wasit mengibarkan bendera untuk menunjukkan bahwa bola telah keluar lapangan. Padahal, tayangan ulang menunjukkan itu sah.

"Anda bisa melihat di TV, bola tidak pernah keluar. Saya tidak ingin berpikir bahwa wasit memihak salah satu tim. Tapi, video yang beredar biarkan bicara sendiri. Jelas wasit tidak memihak kami," kata Carles Puyol.

Beberapa pemain Spanyol saat itu juga tampak marah. Mereka heran mengapa wasit dengan jelas memihak tuan rumah. "Semua orang melihat dua gol yang sangat bagus. Jika Spanyol tidak menang, itu karena wasit tidak membiarkan kami menang," ujar Helguera.

Jadi, pertandingan itu akhirnya berlanjut hingga babak adu penalti. Kiper legendaris Korea Selatan, Lee Woon-jae akhirnya jadi pahlawan. Meski sebenarnya tidak sah karena berdiri di luar garis, dia bisa mengagalkan eksekusi Joaquin.

"Orang-orang Spanyol tidak bisa menyalahkan saya (wasit) atas kekalahan melawan Korea Selatan. Itu karena sebelum akhir pertandingan, mereka memiliki beberapa peluang yang jelas," kata Al-Ghandour beberapa tahun kemudian.

“Mereka bisa saja memenangkan pertandingan sebelum adu penalti. Hanya wasit yang dinilai terkadang keputusan dibuat oleh asisten kami. Saya tetap berpegang pada apa yang saya katakan. Saya memiliki kinerja yang sangat baik. Faktanya, FIFA memberi saya nilai 8,7 dari 10 hari itu," tambah Al-Ghandour.



"Menganalisis insiden, bagi saya hanya ada satu keputusan yang bisa diperdebatkan. Itu adalah gol yang dianulir karena umpan silang Joaquin mungkin tidak akan keluar dari permainan. Itu adalah poin utama diskusi," beber Al-Ghandour.

"Kesalahan yang dibuat oleh asisten saya seharusnya tidak diperhitungkan terhadap saya. Patut diingat bahwa total dua gol anak asuh Jose Antonio Camacho dianulir. Ini, serta sejumlah keputusan kontroversial yang penting, membuat pertandingan berlanjut ke adu penalti. Joaquin adalah satu-satunya yang gagal," ungkap Al-Ghandour.

"Pada 2019, saya mengunjungi Spanyol untuk sebuah program TV dan saya menjelaskannya. Dan, orang-orang Spanyol dapat melihat bahwa saya tidak melakukan kesalahan. Persepsi fans Spanyol berubah setelah program itu. Itu kesalahan asisten saya," tutup Al-Ghandour.