Alasan terpilih di urutan pertama.
Divock Origi diboyong Liverpool dari Lille dengan harga 10 juta pounds (Rp  181 miliar) pada 2013. Selama berkarier di Liverpool hingga 2022, Origi kebanyakan menghabiskan waktunya di bangku cadangan lantaran kerap mengalami cedera.

Dia juga pernah menjalani masa peminjaman selama dua musim bersama mantan klubnya, Lille, pada musim 2014/2015. Kemudian, dipinjamkan bersama Wolfsburg pada musim 2017/2018.

Tercatat, selama berstatus sebagai pemain Liverpool sejak 2013, Origi hanya tampil 102 kali dan mencetak 20 gol. Namun, bukan berarti dia tidak membuat sejarah yang berkesan dan layak untuk dikenang selama hari-harinya di Liverpool.

Salah satu performa terbaiknya dia tunjukkan saat Liverpool menjamu Barcelona pada leg kedua semifinal Liga Champions musim 2018/2019. Pemain timnas Belgia itu menjadi penentu kelolosan skuad asuhan Juergen Kloop ke final setelah berhasil come-back dengan kemenangan 4-0 atas Blaugrana.

Pada leg pertama semifinal Liga Champions musim itu, The Reds sempat tertinggal 3-0 dari Barcelona. Namun, The Reds mampu membalikkan keadaan di Anfield menjadi agregat 4-3 melalui masing-masing dua gol yang dicetak Giorginio Wijlnaldum dan Divock Origi.

Para fans The Reds tentunya tidak akan melupakan kemenangan dramatis dalam perjalanan mengangkat trofi Liga Champions keenam kalinya tersebut, di mana gol-gol Origi berperan penting mengantarkan Liverpool menjadi juara Eropa.

Maka itu, tidak heran gol kedua dari Origi ke gawang Barcelona pada pertandingan Liga Champions 2019 dinobatkan sebagai gol terbaik dalam sejarah Liverpool. Gol itu diumumkan menjadi momen terbaik pada perayaan ulang tahun klub ke-130 tahun.

Gol pemain berusia 27 tahun itu mendapatkan suara terbanyak dari para pendukung di Liverpoolfc.com.  Gol itu tercipta dengan penuh dramatis pada menit ke-78 dan menjadi penentu kelolosan The Reds ke final Liga Champions.

Trent Alexander-Arnold melepaskan umpan dari tendangan pojok dengan cepat. Full back asal Inggris itu melakukannya setelah melihat Origi berada di depan gawang Barca tanpa pengawalan. Origi kemudian langsung menyambut bola dengan tendangan keras kaki kanannya.

Gol cepat Origi itu memang sangat bersejarah dan berkesan untuk para fans Liverpool. Tidak heran jika gol itu terpilih menjadi gol terbaik sepanjang sejarah klub, setelah bersaing dengan 130 gol hebat lainnya yang masuk nominasi.

Dalam perayaan 130 tahun klub, Liverpool memilih total 130 gol luar biasa untuk bersaing satu sama lain menentukan mana gol terbaik dalam sejarah klub.

Urutan kemudian diberi peringkat oleh panel berdasarkan kualitas gol, kepentingan, status ikonik, dan lainnya.

Fans The Reds harus memilih 10 besar, dan gol cepat Origi saat melawan Barca berada di peringkat pertama. Sementara gol mantan kapten Liverpool, Steven Gerrard, menempati posisi kedua dan ketiga dengan dua gol ikonik.

Gol yang berada di urutan kedua adalah gol Gerrard saat melawan West Ham di final Piala FA 2006, dan sundulannya melawan AC Milan di Istanbul berada di urutan ketiga – sundulan yang memicu kebangkitan paling dramatis di Eropa.



Anda dapat melihat 10 besar lainnya di halaman Twitter resmi Liverpool di bawah ini.