Liga Premier dikenal sebagai kompetisi keras. Sudah bukan rahasia jika fisik dan stamina sangat penting untuk mengarungi liga paling bergengsi di bumi itu. Tak jarang, pelanggaran keras dan tekel brutal dilakukan. Contohnya, kejadian aneh pada 2017 ini.
Lima tahun lalu,
Watford bertemu
Brighton and Hove Albion dalam sebuah pertandingan Liga Premier di Vicarage Road. Seperti biasa, duel sesama klub medioker berlangsung ketat.
Baik Watfiord maupun Brighton and Hove Albion saling jual beli serangan untuk mendapatkan gol dan kemenangan. Kedua pemain tampil penuh semangat. Bahkan, semangat yang ditunjukkan harus berbuah sebuah pelanggaran paling buruk dalam sejak Liga Premier.
Dalam sebuah momen pada menit 24, pemain Brighton and Hove Albion,
Anthony Knockaert, berlari ke sayap kanan tim tamu. Tapi, dia secara brutal dihentikan sebuah tekel pemain Watford,
Miguel Britos. Tekel kasar itu mendarat tetap di lututnya. Itu tekel yang mengejutkan, dan membuat Anthony Knockaert kesakitan.
Anehnya, Miguel Britos tampak tidak percaya karena wasit,
Graham Scott, mengeluarkan kartu merah. Itu adalah kartu merah ketiganya dalam 11 penampilan di Liga Premier.
Untungnya, dan secara mengejutkan, Anthony Knockaert tidak mengalami patah kaki atau cedera serius. Dia kemudian berdiri dan melanjutkan pertandingan. Sama sekali tidak tampak bahwa Anthony Knockaert baru saja mendapatkan tekel kasar. Apakah tulangnya terbuat dari baja? Entahlah!
Beberapa hari kemudian, pemain Watford itu menyampaikan permintaan maafnya. "Saya ingin secara terbuka dan meminta maaf atas kartu merah saya. Bukan niat saya untuk menyakiti Anthony Knockaert. Saya senang dia baik-baik saja dan bisa melanjutkan pertandingan," kata Miguel Britos di situs The Hornets.
"Timing saya salah. Tapi, tidak ada alasan (kesengajaan). Saya sangat sedih ketika saya berada di ruang ganti. Saya tahu saya mengecewakan pelatih, rekan satu tim saya, para penggemar,dan semua orang. Dan, untuk itu saya sangat menyesal," kata pemain Portugal itu.
"Saya telah mengalami pasang surut dalam dua pertandingan di
Vicarage Road musim ini. Tapi, inilah sepakbola. Saya telah melihat statistik saya tentang kartu merah. Saya tidak senang tentang ini. Ini bukan bagian dari rencana karier saya. Saya menerima hukuman saya dan akan berubah," tambah Miguel Britos.
Lalu, apa kabarnya setelah itu? Pemain Uruguay itu akhirnya gantung sepatub pada 2019 di usia 33 tahun. Alasannya, tidak lagi memiliki motivasi dan semangat untuk berkarier di sepakbola.