Sepakbola adalah permainan tim. Ini buktinya..
Musim lalu, Son Heung-min berhasil menjadi pencetak gol terbanyak Liga Premier. Pemain Korea Selatan itu memproduksi 23 gol, dan bersama Mohamed Salah, mendapatkan Sepatu Emas. Ternyata, keberhasilan Son Heung-min berkat strategi jitu Antonio Conte. Apa itu?

Ketika Liga Premier 2021/2022 memasuki pertandingan terakhir, jumlah gol Son Heung-min tertinggal dari Mohamed Salah. Tapi, ketika laga berakhir, jumlah gol kedua pemain sama.

Pada hari terakhir itu, Tottenham Hotspur melawan Norwich City. Pasukan London Utara unggul 1-0 di babak pertama melalui Dejan Kulusevski. Kemenangan tersebut sebenarnya sudah cukup membuat mereka finish empat besar di klasemen akhir Liga Premier.

Tapi, Antonio Conte ternyata memiliki pertimbangan lain. Pelatih asal Italia tersebut segera menyusun taktik jitu di babak kedua. Dia menginstruksikan pemainnya untuk merealisasikan rencana kedua, yaitu membantu Son Heung-min menjadi pencetak gol terbanyak.

Pemain berusia 29 tahun itu kemudian mencetak dua gol di babak kedua, dan Tottenham Hotspur menang 5-0. Itu skor sudah lebih dari cukup bagi Antonio Conte dan para pendukung Spurs.

"Saya senang diberikan penghargaan ini (Sepatu Emas). Tapi, saya jauh lebih bahagia karena rekan satu tim saya juga senang. Awalnya, pelatih (Antonio Conte) tidak mempertimbangkannya (gelar individual). Dia hanya fokus pada Liga Champions," kata Son Heung-min, dilansir Sky Sports.



"Tapi, tiba-tiba dia berbicara kepada kami saat jeda akhir babak pertama. Dia meminta kepada tim untuk membantu saya mencetak gol dan mendapatkan Sepatu Emas. Sejujurnya, saya sedikit cemas karena saya tidak memiliki peluang untuk mencetak gol. Tapi, saya bersorak setelah dia mengatakan itu," tambah Song Heung-min.

"Ketika Lucas Moura dan Steve Bergwijn masuk, mereka mengatakan akan membantu saya mencetak gol. Itu tidak mudah karena kami adalah rekan satu tim dan pesaing. Saya sangat senang untuk mereka," tambah mantan anak didik Shin Tae-yong itu.



Meski berhasil mencetak 23 gol di Liga Premier dan mencatatkan rekor sebagai pemain Asia pertama yang menjadi topskor, Son Heung-min tetap merendah. Dia sependapat dengan ayahnya yang meminta dirinya terus meningkatkan level permainan.

"Saya tidak bisa mengatakan apa-apa karena itu adalah pendapatnya. Saya juga tidak berpikir saya bukan kelas dunia. Tidak ada diskusi seperti ini untuk pemain kelas dunia nyata. Saya harus melangkah lebih tinggi. Saya setuju dengannya," pungkas Son Heung-min.