Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Inilah ceritanya..
Sadio Mane mengungkapkan sebuah fakta unik tentang kehidupan rakyat Senegal setelah dirinya menjadi pesepakbola top di Liverpool. Penyerang yang baru bergabung dengan Bayern Muenchen itu menyebut jalanan di Senegal mendadak sepi saat dirinya bertandingan. Semua ada di depan televisi. Benarkah?
Pemain berusia 30 tahun itu baru saja menandatangani kontrak tiga tahun dengan Bayern Munchen setelah pindah dari Liverpool. Saat ini dia sedang berlibur di Palma de Mallorca. Rencananya, dia akan bergabung dengan rekan satu tim barunya dalam waktu beberapa hari mendatang.
Sadio Mane dikenal karena kemurahan hatinya. Dia membangun rumah sakit, sekolah, dan masjid di kampung halamannya di Bambali, Senegal. Dia membantu mengamankan koneksi internet berkecepatan tinggi dan laptop baru untuk lembaga pendidikan lainnya. Dia memberikan bantuan ekonomi kepada keluarga miskin di kampungnya.
Hal-hal semacam itu seringkali kita dengar. Tapi, cerita tentang Sadio Mane tidak hanya berhenti di situ. Mantan pemain Southampton itu juga punya kisah lain yang tak kalah menarik.
Sadio Mane bercerita bawah animo warga Senegal terhadap sepakbola luar biasa. Dia mencontohkan, aktivitas di ibu kota negaranya, Dakar, terhenti ketika ribuan orang menyambut para pemain di parade bus terbuka setelah menjuarai Piala Afrika 2021.
Fans memanjat tiang lampu jalan, pohon, dan apapun yang bisa mereka temukan. Itu hanya untuk melihat sekilas tim mereka.
Sadio Mane menyebut ada hal lain yang sama gilanya ketika pertandingan sepakbola yang menampilkan Liverpool diputar di televisi nasional. Dia menyebut semua aktivitas mendadak terhenti, jalanan sepi, dan orang-orang berkumpul di depan televisi.
"Ketika saya bermain sepakbola, di rumah tidak ada yang pergi bekerja. Semua orang duduk di depan televisi," ucap Sadio Mane, dilansir situs resmi Bundesliga.
"Keluarga saya tidak pernah senang dengan keputusan saya (bermain sepakbola). Bagi saya, sepakbola lebih penting darip sekolah. Kampung halaman saya sangat kecil. Tidak mungkin menjadi pesepakbola profesional di sana. Tidak mungkin sama sekali," ujar Sadio Mane.
"Tapi, entah bagaimana, saya punya perasaan bahwa saya bisa melakukannya. Saya mengikuti mimpi saya dan keluarga saya menyadari bahwa tidak ada gunanya mencoba dan menghentikan saya bermain," tambah Sadio Mane.
"Ketika saya menjadi seorang profesional, segalanya berubah secara positif. Ketika saya bermain, itu hampir seperti liburan di rumah. Itu terutama benar di sini di Munich. Ketika saya bermain untuk Bayern Muenchen, tidak ada seorang pun di Senegal yang akan bekerja," tutup Sadio Mane.
Pemain berusia 30 tahun itu baru saja menandatangani kontrak tiga tahun dengan Bayern Munchen setelah pindah dari Liverpool. Saat ini dia sedang berlibur di Palma de Mallorca. Rencananya, dia akan bergabung dengan rekan satu tim barunya dalam waktu beberapa hari mendatang.
BACA ANALISIS LAINNYA
Surat Perpisahan Menyentuh Mauricio Pochettino di PSG, Bikin Baper
Surat Perpisahan Menyentuh Mauricio Pochettino di PSG, Bikin Baper
Sadio Mane menyebut ada hal lain yang sama gilanya ketika pertandingan sepakbola yang menampilkan Liverpool diputar di televisi nasional. Dia menyebut semua aktivitas mendadak terhenti, jalanan sepi, dan orang-orang berkumpul di depan televisi.
BACA BERITA LAINNYA
Setengah Musim Menganggur, Eks Pelatih Tottenham Gabung Klub Arab Saudi
Setengah Musim Menganggur, Eks Pelatih Tottenham Gabung Klub Arab Saudi
"Keluarga saya tidak pernah senang dengan keputusan saya (bermain sepakbola). Bagi saya, sepakbola lebih penting darip sekolah. Kampung halaman saya sangat kecil. Tidak mungkin menjadi pesepakbola profesional di sana. Tidak mungkin sama sekali," ujar Sadio Mane.
"Ketika saya menjadi seorang profesional, segalanya berubah secara positif. Ketika saya bermain, itu hampir seperti liburan di rumah. Itu terutama benar di sini di Munich. Ketika saya bermain untuk Bayern Muenchen, tidak ada seorang pun di Senegal yang akan bekerja," tutup Sadio Mane.