Tiga usaha dilakukan, dan gagal. Kini, skenario terakhir. Jika gagal lagi? Entahlah..
Berbagai usaha ditempuh Barcelona untuk mendaftarkan pemain-pemain baru ke La Liga. Setelah usaha pemotongan gaji dan penjualan pemain masih kurang, mereka mencari sponsor baru. Ternyata, itu juga masih kurang. Jadi, Joan Laporta memutuskan menggunakan cara pemungkas.

Raksasa Katalunya itu sangat aktif di jendela transfer musim panas. Nama-nama bintang seperti Franck Kessie, Andreas Christensen, Raphinha, Robert Lewandowski, hingga Jules Kounde berhasil digaet.

Banyak yang mempertanyakan dari mana Barcelona mendapatkan dana sebanyak itu untuk menambah amunisi. Pasalnya, La Liga sudah memastikan akan menolak pendaftaran pemain El Barca jika gagal memenuhi regulasi keuangan. Itu adalah keseimbangan neraca gaji.

Untuk memenuhi hal itu, Barcelona mempunyai empat skenario. Pertama, pemotongan gaji yang berhasil dengan orang-orang dermawan seperti Gerard Pique, Sergio Busquet, atau Jordi Alba. Berkat orang-orang itu, Barcelona bisa mendaftarkan Eric Garcia, Rey Manaj, dan Memphis Depay.

Tapi, itu tidak cukup. Barcelona kemudian menjalankan skenario kedua dan ketiga, yang terkait aspek komersial. Mereka melepas hak penamaan Camp Nou kepada Spotify. Mereka juga sudah menerima suntikan dana untuk hak siar televisi dari investor Amerika Serikat (AS), Six Steet, yang dulu sempat ditolak.



Yang paling baru, atau skenario keempat adalah penjualan 25 persen dari lengan komersial mereka, Barca Studios, ke Socios.com seharga 100 juta euro (Rp1,5 trilliun). Menurut laporan The Athletic, Barcelona bahkan harus menjual hingga 49 persen saham Barca Studios.



Dengan penjualan saham itu, Barcelona akan mendapatkan dana segar yang cukup untuk membuat Robert Lewandowski dkk didaftarkan.

Bahkan, jika Joan Laporta berhasil menjual Frenkie de Jong ke Manchester United atau Chelsea plus membiarkan Martin Braithwaite pergi, Barcelona akan memiliki cukup ruang untuk mendaftarkan pemain baru lainnya. Dan, itu tampaknya Marcos Alonso.