Momen ketika Pep Guardiola membuktikan kualitasnya sebagai pelatih top.
Setelah Barcelona melakukan belanja besar di musim panas, ada harapan besar dan antisipasi bahwa Xavi Hernandez dapat membawa mereka menjalani musim yang sukses pada 2022/2023.
Tapi, mereka mengalami awal yang mengecewakan, di mana mereka hanya meraih hasil imbang 0-0 dalam pertandingan pembukaan La Liga di kandang melawan Rayo Vallecano.
Pasukan Andoni Iraola mencuri enam poin dari Barcelona musim lalu dan kini telah mencatatkan tiga clean sheet berturut-turut melawan Barca, terlebih dia menggagalkan pemain baru Barcelona, Raphinha dan Robert Lewandowski, untuk unjuk gigi di Camp Nou.
Ini adalah kekecewaan yang jarang terjadi bagi Barcelona, yang hanya gagal memenangkan pertandingan pembukaan mereka pada enam kesempatan di abad ke-21. Inilah yang terjadi selanjutnya saat Barcelona gagal menang di lima pertandingan pembuka terakhir.
#1 Musim 2019/2020
Ernesto Valverde kembali ke tempat lamanya, San Mames, untuk pertandingan pembuka musim 2019/2020, di mana dia ingin membawa Barcelona meraih gelar La Liga ketiga berturut-turut.
Tapi, Aritz Aduriz punya ide lain, dan gol penyerang tengah Basque pada menit ke-89 terbukti menjadi penentu kemenangan 1-0 untuk Athletic Club. Barcelona memenangkan 72% penguasaan bola, tetapi tidak diperkuat oleh Lionel Messi yang absen. Mereka hanya melepaskan dua tembakan tepat sasaran.
Cobaan lebih lanjut menyusul, terutama di laga tandang saat meriah hasil imbang 2-2 melawan Osasuna dan kekalahan 2-0 di kandang Granada. Tetapi, Messi segera kembali dan mereka secara bertahap memulihkan performa mereka untuk menghabiskan musim di puncak klasemen.
Valverde dipecat pada Januari, meskipun Barcelona berada di puncak klasemen, dan hasil buruk di bawah Quique Setien pada periode pasca-lockdown akhirnya membuat mereka kehilangan gelar. Mereka akhirnya finis lima poin di belakang juara Real Madrid.
#2 Musim 2008/2009
Pep Guardiola bukanlah pilihan yang populer secara universal sebagai manajer pada 2008. Pelatih lokal itu telah mencapai sukses besar setelah bertanggung jawab atas tim B, tetapi dia masih berstatus pelatih muda dan belum terbukti di tingkat atas.
Ini pilihan yang cukup berisiko, dan banyak yang lebih suka memiliki Jose Mourinho, yang merupakan mantan asisten Bobby Robson dan Louis van Gaal yang merupakan nama terbesar setelah meninggalkan Chelsea.
Ada tekanan langsung pada keputusan kontroversial Joan Laporta saat menunjuk Guardiola ketika dia memimpin Barca kalah 1-0 dari Numancia di pertandingan pembuka La Liga. Mereka kemudian mengikutinya dengan bermain imbang 1-1 di kandang Racing Santander.
Bisa ditebak, ada kemarahan di harian olahraga Catalan, tapi mendiang Johan Cruyff membela mantan kaptennya tersebut.
“Barcelona terlihat sangat-sangat bagus,” tulis Cruyff di El Pais setelah tim asuhan Guardiola meraih satu poin dari dua pertandingan pembukaan.
“Saya tidak tahu pertandingan apa yang Anda tonton, yang saya tonton tidak seperti yang saya lihat di Camp Nou dalam waktu yang lama. Ini adalah awal musim terburuk dalam beberapa tahun. Hanya satu gol yang dicetak, dan itu adalah penalti. Itu adalah kebenaran yang tak terhindarkan secara numerik."
“Tapi, dalam istilah sepakbola, ini harus dibaca dengan cara yang berbeda. Dan, Guardiola adalah orang pertama yang membacanya secara berbeda. Dia bukan pemula, kurang keahlian, dan dia tidak ingin bunuh diri. Dia melihat, dia menganalisis, dan dia mengambil keputusan.”
Dan, keyakinan Cruyff terbukti. Barcelona kemudian hanya kehilangan dua poin dari 20 pertandingan liga berikutnya dan mengakhiri musim dengan raihan treble bersejarah.
#3 Musim 2007/2008
Barcelona adalah tim terbaik di Eropa pada 2006. Mereka mengangkat Liga Champions dan membuat Ronaldinho memesona untuk meraih Ballon d'Or yang layak. Namun, tahun-tahun terakhir pemerintahan Frank Rijkaard gagal mempertahankan standar tersebut. Disiplin yang buruk di luar lapangan tercermin dalam kurangnya ketajaman di atasnya.
Jadi, bukan kejutan besar untuk melihat Rijkaard di Barcelona bermain imbang 0-0 di Racing Santander dalam pertandingan pertama mereka di musim 2007/2008.
Ini mengatur nada untuk tahun yang terlupakan. Mereka akhirnya finis ketiga di belakang Villarreal dan tertinggal 18 poin dari pemuncak klasemen Madrid.
#4 Musim 2005/2006
Rijkaard membuat awal Barcelona yang lamban untuk apa yang ternyata menjadi musim bersejarah. Musim 2005/2006 dimulai dengan hasil imbang tanpa gol di kandang Alaves, dan pada pertengahan Oktober mereka duduk di urutan keenam dalam tabel setelah hanya memenangkan dua dari tujuh pertandingan pertama mereka.
Hal segera berubah. Sebanyak 14 kemenangan liga berhasil diraih secara berturut-turut sepanjang musim dingin dan menempatkan Barcelona di puncak klasemen.
Mereka tidak pernah melepaskan cengkeraman mereka di posisi teratas. Musim mencapai klimaks di Paris, di mana La Blaugrana bangkit dari ketinggalan untuk mengalahkan Arsenal asuhan Arsene Wenger di final Liga Champions.
#5 Musim 2002/2003
Musim keempat dari kemarau trofi selama lima tahun pada musim 2002/2003 dimulai dengan hasil imbang 2-2 di kandang sendiri melawan Atletico Madrid. Luis Enrique mencetak dua gol, tetapi gol penyama kedudukan dari Fernando Correa membuat Barcelona asuhan Louis van Gaal kehilangan dua poin.
Susunan pemain Atletico hari itu menampilkan pahlawan masa depan Liverpool, Luis Garcia, dan Fernando Torres, serta tangan kanan terpercaya Diego Simeone, German Burgos, di antara tiang gawang. Mereka baru saja bangkit kembali setelah dua tahun bertugas di Divisi Segunda dan finis di urutan ke-12 di musim pertama mereka kembali.
Sementara itu, Barcelona mengalami musim yang buruk. Van Gaal dipecat pada Januari. Mereka pun duduk di urutan ke-15 dalam tabel sebulan kemudian. Mereka akhirnya pulih untuk finis keenam, sekaligus posisi terendah mereka dengan penghitungan poin terendah di abad ke-21.
Tapi, mereka mengalami awal yang mengecewakan, di mana mereka hanya meraih hasil imbang 0-0 dalam pertandingan pembukaan La Liga di kandang melawan Rayo Vallecano.
BACA ANALISIS LAINNYA
Kisah Rivalitas Unik Independiente vs Racing, Derby Berjarak 300 Meter
Kisah Rivalitas Unik Independiente vs Racing, Derby Berjarak 300 Meter
Ernesto Valverde kembali ke tempat lamanya, San Mames, untuk pertandingan pembuka musim 2019/2020, di mana dia ingin membawa Barcelona meraih gelar La Liga ketiga berturut-turut.
Cobaan lebih lanjut menyusul, terutama di laga tandang saat meriah hasil imbang 2-2 melawan Osasuna dan kekalahan 2-0 di kandang Granada. Tetapi, Messi segera kembali dan mereka secara bertahap memulihkan performa mereka untuk menghabiskan musim di puncak klasemen.
BACA ANALISIS LAINNYA
Ini Alasan Man City Main di Camp Nou di Sela-sela Liga Premier
Ini Alasan Man City Main di Camp Nou di Sela-sela Liga Premier
#2 Musim 2008/2009
Pep Guardiola bukanlah pilihan yang populer secara universal sebagai manajer pada 2008. Pelatih lokal itu telah mencapai sukses besar setelah bertanggung jawab atas tim B, tetapi dia masih berstatus pelatih muda dan belum terbukti di tingkat atas.
Ada tekanan langsung pada keputusan kontroversial Joan Laporta saat menunjuk Guardiola ketika dia memimpin Barca kalah 1-0 dari Numancia di pertandingan pembuka La Liga. Mereka kemudian mengikutinya dengan bermain imbang 1-1 di kandang Racing Santander.
“Barcelona terlihat sangat-sangat bagus,” tulis Cruyff di El Pais setelah tim asuhan Guardiola meraih satu poin dari dua pertandingan pembukaan.
“Saya tidak tahu pertandingan apa yang Anda tonton, yang saya tonton tidak seperti yang saya lihat di Camp Nou dalam waktu yang lama. Ini adalah awal musim terburuk dalam beberapa tahun. Hanya satu gol yang dicetak, dan itu adalah penalti. Itu adalah kebenaran yang tak terhindarkan secara numerik."
“Tapi, dalam istilah sepakbola, ini harus dibaca dengan cara yang berbeda. Dan, Guardiola adalah orang pertama yang membacanya secara berbeda. Dia bukan pemula, kurang keahlian, dan dia tidak ingin bunuh diri. Dia melihat, dia menganalisis, dan dia mengambil keputusan.”
Dan, keyakinan Cruyff terbukti. Barcelona kemudian hanya kehilangan dua poin dari 20 pertandingan liga berikutnya dan mengakhiri musim dengan raihan treble bersejarah.
#3 Musim 2007/2008
Barcelona adalah tim terbaik di Eropa pada 2006. Mereka mengangkat Liga Champions dan membuat Ronaldinho memesona untuk meraih Ballon d'Or yang layak. Namun, tahun-tahun terakhir pemerintahan Frank Rijkaard gagal mempertahankan standar tersebut. Disiplin yang buruk di luar lapangan tercermin dalam kurangnya ketajaman di atasnya.
Jadi, bukan kejutan besar untuk melihat Rijkaard di Barcelona bermain imbang 0-0 di Racing Santander dalam pertandingan pertama mereka di musim 2007/2008.
Ini mengatur nada untuk tahun yang terlupakan. Mereka akhirnya finis ketiga di belakang Villarreal dan tertinggal 18 poin dari pemuncak klasemen Madrid.
#4 Musim 2005/2006
Rijkaard membuat awal Barcelona yang lamban untuk apa yang ternyata menjadi musim bersejarah. Musim 2005/2006 dimulai dengan hasil imbang tanpa gol di kandang Alaves, dan pada pertengahan Oktober mereka duduk di urutan keenam dalam tabel setelah hanya memenangkan dua dari tujuh pertandingan pertama mereka.
Hal segera berubah. Sebanyak 14 kemenangan liga berhasil diraih secara berturut-turut sepanjang musim dingin dan menempatkan Barcelona di puncak klasemen.
Mereka tidak pernah melepaskan cengkeraman mereka di posisi teratas. Musim mencapai klimaks di Paris, di mana La Blaugrana bangkit dari ketinggalan untuk mengalahkan Arsenal asuhan Arsene Wenger di final Liga Champions.
#5 Musim 2002/2003
Musim keempat dari kemarau trofi selama lima tahun pada musim 2002/2003 dimulai dengan hasil imbang 2-2 di kandang sendiri melawan Atletico Madrid. Luis Enrique mencetak dua gol, tetapi gol penyama kedudukan dari Fernando Correa membuat Barcelona asuhan Louis van Gaal kehilangan dua poin.
Susunan pemain Atletico hari itu menampilkan pahlawan masa depan Liverpool, Luis Garcia, dan Fernando Torres, serta tangan kanan terpercaya Diego Simeone, German Burgos, di antara tiang gawang. Mereka baru saja bangkit kembali setelah dua tahun bertugas di Divisi Segunda dan finis di urutan ke-12 di musim pertama mereka kembali.
Sementara itu, Barcelona mengalami musim yang buruk. Van Gaal dipecat pada Januari. Mereka pun duduk di urutan ke-15 dalam tabel sebulan kemudian. Mereka akhirnya pulih untuk finis keenam, sekaligus posisi terendah mereka dengan penghitungan poin terendah di abad ke-21.