Setiap pertandingan dia mendesain serius ban kaptennya.
Klub divisi 2 La Liga Spanyol, Huesca ternyata memiliki tradisi yang unik, yaitu selalu bergonta-ganti motif ban kapten kala berlaga di kandang lawan.

Ternyata kebijakan untuk selalu mengganti motif ban kapten di setiap laga tandang memiliki makna yang dalam, yaitu menghargai budaya lawan yang mereka singgahi.

Misalnya kala Huesca menyambangi markas Las Palmas, mereka menggunakan pulau canary sebagai motif utama di ban kapten karena pulau canary melambangkan kota Las Palmas.



Gurun Tabernas juga tak luput sebagai motif utama di ban kapten Huesca kala mereka bertandang ke markas Almeria. Gurun Tabernas sendiri merupakan tempat yang kerap digunakan sebagai lokasi syuting film barat.



Saat bertandang ke Numancia, Huesca menggunakan nuansa Soria yang terkait erat dengan legenda tentang Monte de las Animas yang berada di Numancia.



Ketika melawat ke markas Extremadura, Huesca menggunakan ban kapten yang terinspirasi dari Cancion Del Pirata yang terkenal oleh Jose De Espronceda yang lahir di daerah Extremadura.



Huesca juga menghargai nilai-nilai sejarah yang ada pada Cadiz dimana mereka menjadikan artform terkenal di Cadiz, Chirigotas de Cadiz sebagai motif utama di ban kapten yang melingkar di lengan itu.







Apa yang telah dilakukan oleh Huesca merupakan tindakan yang sangat baik, selain sepakbola sebagai ajang unjuk kekuatan, ternyata sepakbola juga dapat dijadikan sebagai ajang saling menghargai budaya daerah lain.

Hingga pekan ke-38, Huesca nangkring di urutan kedua klasemen sementara dengan raihan 61 poin, artinya mereka berpeluang besar untuk tampil kembali di ajang LaLiga Spanyol dan berharap mereka akan melakukan hal yang sama dengan menghargai budaya daerah lain menggunakan motif yang ada di ban kapten mereka.