Itu terjadi 20 tahun lalu. Tapi, videonya viral hingga hari ini. Legenda!
Gabriel Batistuta menghabiskan sembilan tahun bersama Fiorentina dengan memenangkan Coppa Italia dan Supercoppa Italiana. Setelah pindah ke AS Roma, Batigol menangis ketika mencetak gol ke jala La Viola. Rekamannya viral hingga 20 tahun kemudian.

Pada sebuah era, Gabriel Batistuta adalah hantu paling menakutkan di kotak penalti. Dirinya bermain 331 kali untuk Fiorentina di berbagai ajang dengan 203 gol.

Tapi, akibat kondisi keuangan Fiorentina yang tidak stabil pada awal milenium baru, striker legendaris Argentina itu akhirnya memutuskan pindah ke AS Roma. Kepergian yang ditangisi suporter Fiorentina. Kepergian yang mengubah sejarah karier Batigol. Sebab, di sanalah dia akhirnya memenangkan Scudetto.

"Saya selalu transparan dengan orang-orang. Saya memberi tahu para penggemar mengapa saya pergi ke Roma. Firenze mengerti saya karena kota itu selalu ada di hati saya," ujar Gabriel Batistuta di Calciomercato, beberapa tahun lalu.

"Saya memaksakan diri saya (pindah) sebagai pemain profesional. Ketika saya bermain untuk AS Roma, saya tampaknya telah lahir di sana sejauh yang saya tahu," tambah Gabriel Batistuta.

Gabriel Batistuta memang pindah klub. Tapi cintanya untuk Fiorentina tidak bisa dibeli. Dan, itu terbukti ketika dia berusaha tampil profesional saat AS Roma bertemu Fiorentina di Serie A. Bermain untuk I Giallorossi di Stadio Olimpico membuat Gabriel Batistuta dalam suasana batin yang dilematis.

Itu adalah musim perdananya membela AS Roma. Pertandingan melawan Fiorentina itu tercipta pada 26 November 2000. Tim asuhan Fabio Capello butuh tiga poin untuk mempertahankan takhta di puncak klasemen sementara Serie A.



Pertandingan itu  berlangsung ketat. Masing-masing ingin menang. Lalu, pada menit 83, kebuntuan pecah. Sial sekaligus beruntung. Yang mencetak gol adalah Gabriel Batistuta. Sebuah tendangan dari jarak jauh menghujam keras  ke jala Francesco Toldo dari luar kotak penalti.

Gol itu direspons berbeda oleh suporter AS Roma dan Gabriel Batitutas. Pendukung tuan rumah bergembira. Begitu pula pemain Serigala Ibu Kota Italia lainnya.

Tapi, kegembiraan itu tidak dirasakan Gabriel Batistuta. Dia diliputi perasaan gundah. Saat teman-temennya menghampirinya untuk berselebrasi, Batigol hanya diam. Dia memejamkan mata dan seperti tidak tahu tentang apa yang baru saja dilakukan.

Biasanya, Gabriel Batistuta mencetak gol untuk Fiorentina. Tapi, kali ini justru membobol gawang La Viola. Gabriel Batistuta lalu mengusap wajahnya. Dia bersedih, dan tampak ada air mata yang menetes.

"Air mata menunjukkan bahwa saya memberikan segalanya. Pada saat saya harus melakukan yang terbaik untuk Roma, saya seperti karyawan yang bekerja," ucap Batigol.

Total, dalam lima pertemuan melawan Fiorentina di berbagai ajang, Gabriel Batistuta hanya mencetak satu gol. Jadi, gol pada 26 November 2000 itu menjadi yang pertama dan terakhir.