Produk mereka seringkali disebut Made in Benfica. Dari Jan Oblak sampai Joao Felix kebanyakan lulusan akademi yang dijual dengan harga mahal.
Benfica menjadi klub yang model bisnisnya layak dicontoh. Klub legendaris Portugal itu bisa meraup 547,2 juta euro atau Rp 9 triliun dari penjualan pemain lima musim terakhir. Bahkan, jumlah itu naik dua kali lipat menjadi 955 juta euro (Rp 15,6 triliun) dalam 10 musim terakhir.
Kepindahan Joao Felix senilai 113 juta pounds ke Atletico Madrid pada musim panas lalu adalah penjualan terbesar dalam sejarah mereka. Joao Felix hanya salah satu nama saja jika dibandingkan dengan deretan nama lain yang berhasil dilego Benfica dengan harga mahal.
Klub-klub Liga Premier banyak yang belanja ke Benfica untuk mendapatkan pemain seperti Ederson, Raul Jimenez, Victor Lindelof dan Nemanja Matic.
Pada musim 2019/2000, Benfica total mendapatkan 221,5 juta euro dari penjualan pemain. Kemudian pada musim 2018/2019 mereka mendulang 68,7 juta euro dari penjualan pemain. Pada tiga musim yaitu 2015/2016, 2016/2017 dan 2017/2018 mereka total mendapatkan uang sebesar 287 juta euro dengan melego pemain.
Deretan nama besar yang berhasil dijual antara lain Nelson Semedo, Victor Lindelof, Helder Costa, Gonzalo Guedes serta Ederson. Itu data pada 2017. Pada 2016 mereka menjual pemain seperti Renato Sannchez. Setahun sebelumnya mereka melego Bernardo Silva dan Joao Cancelo. Musim lalu, Joao Felix dan Raul Jimenez dilepas dengan megamahar.
Akademi Benfica menjadi kunci sukses mereka memproduksi pemain handal. Pada 2018, Benfica merekrut Pedro Marques untuk dijadikan direktur teknik sistem akademi. Dia diboyong khusus dari Manchester City setelah delapan tahun berada di klub Inggris itu dalam berbagai peran strategis dan pengembangan untuk.
"Jelas, akademi adalah salah satu pilar strategis klub," kata Marques dikutip Forbes. "Jelas dalam hal menciptakan nilai, akademi menjadi sangat penting nilainya bagi kami.”
Soares de Oliveira mengatakan hampir 200 orang bekerja untuk akademi Benfica. Marques mengawasi setidaknya setengah dari jumlah itu, termasuk pelatih, ilmuwan olahraga, psikolog, ahli gizi, dan staf medis. Akademi Benfica memiliki lebih dari 400 pemain dalam berbagai kelompok umur di 20 tim yang berbeda, belum termasuk lima pusat bakat dan berbagai sekolah sepakbola, kata Marques.
Banyak pemain yang muncul dalam sistem akademi Benfica saat ini menunjukkan performa gemilang di panggung sepakbola global. Selain Joao Felix, beberapa nama sudah disebut di atas macam Bernardo Silva dan Ederson, Joao Cancelo, Goncalo Guedes, Renato Sanches dan Andre Gomes dari Everton.
Soares de Oliveira mengatakan bahwa begitu klub mengidentifikasi potensi anak-anak, mereka akan mencoba mengembangkan para pemain itu dalam tiga cara: melalui pelatih hebat, metodologi sempurna, dan teknologi yang melacak cedera, tidur, nutrisi dan banyak faktor lainnya.
"Saya pikir akademi (kami) berada di tingkat atas," kata Marques. “Investasi yang telah dimasukkan ke dalam akademi memberi kami semua sumber daya dan kondisi untuk terus mengembangkan talenta terbaik dan berupaya meningkatkan diri setiap hari. Dalam hal fasilitas, dalam hal akses ke teknologi, orang-orang di sekitar pemain, kami sangat siap” paparnya kepada Forbes.
Fokus akademi Benfica, kata Marques, adalah untuk menciptakan nilai. Target mereka adalah membawa pemain ke tim utama dan bermain dalam jumlah cukup dengan tim senior.
Para pemain mengawalinya sejak usia sangat dini. Ederson misalnya, datang ke Portugal sebagai anak usia 15 tahun dari Sao Pailo. Dia bermain 56 kali bersama Benfica sebelum dihargai 35 juta pounds oleh Pep Guardiola. Bernardo Silva, menghabiskan 11 tahun di akademi Benfica sebelum dibeli Monaco 14 juta pounds pada 2015. Dari Monaco harganya menjadi berlipat tiga saat diboyong ke Manchester City.
Kerja keras para pemain muda inipun terbayar karena mereka berada di tempat yang tepat, Akademi Benfica.
Kepindahan Joao Felix senilai 113 juta pounds ke Atletico Madrid pada musim panas lalu adalah penjualan terbesar dalam sejarah mereka. Joao Felix hanya salah satu nama saja jika dibandingkan dengan deretan nama lain yang berhasil dilego Benfica dengan harga mahal.
BACA BERITA LAINNYA
Duel Satu Lawan Satu dengan Manusia Es Lindelof, Pogba Tunjukkan Lukanya
Duel Satu Lawan Satu dengan Manusia Es Lindelof, Pogba Tunjukkan Lukanya
"Jelas, akademi adalah salah satu pilar strategis klub," kata Marques dikutip Forbes. "Jelas dalam hal menciptakan nilai, akademi menjadi sangat penting nilainya bagi kami.”
BACA BERITA LAINNYA
Kartu Merah Konyol Soyuncu Di Dalam Jaring Gawang Sendiri
Kartu Merah Konyol Soyuncu Di Dalam Jaring Gawang Sendiri
Banyak pemain yang muncul dalam sistem akademi Benfica saat ini menunjukkan performa gemilang di panggung sepakbola global. Selain Joao Felix, beberapa nama sudah disebut di atas macam Bernardo Silva dan Ederson, Joao Cancelo, Goncalo Guedes, Renato Sanches dan Andre Gomes dari Everton.
"Saya pikir akademi (kami) berada di tingkat atas," kata Marques. “Investasi yang telah dimasukkan ke dalam akademi memberi kami semua sumber daya dan kondisi untuk terus mengembangkan talenta terbaik dan berupaya meningkatkan diri setiap hari. Dalam hal fasilitas, dalam hal akses ke teknologi, orang-orang di sekitar pemain, kami sangat siap” paparnya kepada Forbes.
Para pemain mengawalinya sejak usia sangat dini. Ederson misalnya, datang ke Portugal sebagai anak usia 15 tahun dari Sao Pailo. Dia bermain 56 kali bersama Benfica sebelum dihargai 35 juta pounds oleh Pep Guardiola. Bernardo Silva, menghabiskan 11 tahun di akademi Benfica sebelum dibeli Monaco 14 juta pounds pada 2015. Dari Monaco harganya menjadi berlipat tiga saat diboyong ke Manchester City.
Kerja keras para pemain muda inipun terbayar karena mereka berada di tempat yang tepat, Akademi Benfica.