Paling populer tentu Antonio Donnarumma agar adiknya Gianluigi Donnarumma bertahan di AC Milan. Ternyata masih banyak yang lain.
Ketika nama Kylian Hazard dibeli Chelsea untuk bergabung dengan tim reserve The Blues, tidak pelak lagi muncul anggapan ini bukan pembelian demi kualitas. Dugaan terbesar, pembelian ini adalah untuk menahan saudara kandungnya Eden Hazard agar tetap betah di Chelsea.
Model transfer seperti ini ternyata cukup banyak. Seperti dikutip dari Four Four Two, berikut ini pesepakbola yang diambil demi memperkuat posisi dari saudara kandungnya.
1. Christian dan Jonathan Benteke
Jonathan Benteke yang secara umur lebih muda 4 tahun dibandingkan dengan saudaranya (Christian Benteke) menandatangani kontrak dengan Crystal Palace setelah diputus oleh klub Liga Pro Belgia, S.V. Zulte Waregem pada musim panas 2015/16.
Dalam perjalanannya, Jonathan kemudian membela tim asal Jerman, Alemannia Aachen usai gagal memberikan penampilan terbaiknya di Inggris.
Sementara, karir sepakbola Christian Benteke terbilang lebih sukses dengan membela Liverpool dan penampilan terbaiknya bersama Aston Villa. Kini bersama The Eagles, Benteke mengemas 107 penampilan dan mencetak 21 gol. Benteke juga sempat menjadi pilihan utama di lini depan Palace serta timnas Belgia.
2. Roque dan Julio Santa Cruz
Roque Santa Cruz bergabung dengan Blackburn pada tahun 2007 setelah delapan tahun membela Bayern Munich dan berhasil mengemas 57 penampilan serta 23 gol. Penampilan impresifnya bersama Rovers memikat hati Manchester City untuk mendatangkannya pada 2009.
Manajemen Blackburn segera mencari pengganti Roque dan mendapatkan adiknya, Julio Santa Cruz dari Cerro Porteno yang sudah mendarat di Lancashire satu musim sebelumnya (2008/09).
Kendati begitu, nasib dari Julio sangat berbeda dengan Roque yang sudah merasakan gelar bergengsi bersama Die Bayern. Di Inggis, selama 3 musim Julio tak pernah memainkan satu pertandingan pun di Liga Premier yang kemudian dijual ke Olimpia dan sekarang bermain untuk General Diaz di Paraguay.
3. Gianluigi dan Antonio Donnarumma
Milan tidak hanya memiliki satu Donnarumma, tapi dua Donnarumma sekaligus dan keduanya adalah kakak dan adik plus sama-sama berposisi sebagai penjaga gawang. Antonio yang lebih tua 9 tahun dari Gianluigi terlebih dahulu merasakan atmosfer San Siro pada tahun 2008. Namun karena harus bersaing dengan kiper kelas dunia sepeti Dida, dirinya kemudian dijual sebelum dibeli kembali pada tahun 2017 lalu.
Sementara Gianluigi adalah pemain jebolan akademi AC Milan dan telah membela I Rossoneri sejak 2015 hingga sekarang dan menjadi salah satu penjaga gawang terbaik di Seri A. Hingga kini, Gianluigi Donnarumma memiliki 171 penampilan untuk AC Milan dan secara statistik sangat jauh dengan saudaranya Antonio yang masih harus berjuang lebih keras lagi untuk bersaing dengan Asmir Begovic sebagai pilihan kedua Stefano Pioli.
4. Clarence dan Chedric Seedorf
Penandatanganan Clarence Seedorf dari Inter Milan pada tahun 2002 memberikan dampak terhadap saudaranya, Chedric Seedorf yang dikontrak oleh AC Milan pada musim 2008/09.
Untuk Clarence Seedorf sendiri, pemain Belanda itu sudah sukses terlebih dahulu sebelum datang ke Kota Mode dengan meraih Liga Champions bersama Ajax dan Real Madrid.
Ketika Chedric Seedorf didatangkan oleh Milan dari Cambuur Leeuwarden, pemain yang kini berusia 37 tahun tersebut tampak senang bisa bertemu dengan saudara tuanya sambil mengatakan "Baiklah Clarence, senang melihatmu sini!".
Tetapi tetap saja, nasib kedua pemain tersebut berbeda, Chedric Seedorf lebih banyak dipinjamkan ke tim lain mulai dari Evian TGFC, Haarlem dan terakhir berseragam Monza.
5. Rafael dan Fabio da Silva
Pada tahun 2007, Manchester United langsung membeli dua pemain muda Brasil sekaligus yakni Rafael dan Fabio da Silva dari Fluminense.
‘Si Kembar’ menikmati musim terbaiknya bersama Setan Merah dengan Rafael membuat 170 penampilan untuk United sebelum pindah ke Lyon pada 2015, sementara Fabio mengemas 56 penampilan untuk United. Perjuangan Fabio terbilang lebih ‘keras’ dengan berganti-ganti tim mulai dari QPR hingga Middlesbrough usai Ferguson pensiun dari Old Trafford. Sekarang dirinya kembali bermain dengan saudaranya di Prancis namun dengan tim yang berbeda yakni Nantes.
6. Kaka dan Digao
Tampaknya, AC Milan memang suka mengumpulkan kakak beradik dalam satu tempat, dan kali ini adalah Kaka dan Digao. Kaka didatangkan oleh I Rossoneri dari Sao Paulo pada tahun 2003 yang kemudian disusul oleh adiknya Digao setahun kemudian.
Sama seperti kasus kakak beradik sebelumnya, kesuksesan saudaranya, Ricardo Kaka tak bisa ikuti oleh Digao. Selama 6 tahun di Milan, dirinya lebih banyak dipinjamkan ke tim lain mulai dari tim Belgia hingga Portugal. Terakhir pemain yang kini berusia 37 tahun tersebut bermain untuk New York Red Bulls selama satu musim, 2012/13.
Untuk Ricardo Kaka, dirinya sudah banyak menuai prestasi baik individu maupun klub, mungkin penyesalan Kaka satu-satunya adalah pada pegelaran Piala Dunia 2010 ketika disingkirkan oleh Belanda.
7. Jesus dan Marco Navas
Jesus Navas dan saudara laki-lakinya, Marco Navas sama-sama menimba ilmu di akademi muda Sevilla pada tahun 2000 namun Marco Navas terlebih dahulu memulai debutnya bersama Sevilla C di tahun 2001. Jesus sendiri memulai debut pertamanya dengan tim berjuluk Los Palanganas itu pada tahun 2003, tapi langsung menembus tim utama.
Dalam perjalanannya pun, karir Jesus Navas sangat jauh bila dibandingkan dengan Marco Navas yang lebih banyak membela tim amatir Spanyol mulai dari Xerez hingga Cabecense hingga akhir karirnya pada tahun 2014. Sementara Jesus sudah merasakan berbagai gelar bergengsi mulai dari level klub hingga timnas. Bersama La Furia Roja, Jesus merasakan gelar Piala Dunia dan Piala Eropa yang mungkin akan sulit diraih oleh generasi di bawahnya plus dengan rekor-rekor yang Xavi dan kawan-kawan ciptakan.
8. Eden dan Thorgan Hazard
Eden Hazard lebih dahulu memulai petualangan sepakbolanya di Benua Biru dengan bergabung bersama Lille yang kemudian melambungkan namanya dan menjadi pemain penting Chelsea dalam 7 tahun belakangan. Sekarang Eden Hazard berseragam Real Madrid dan masih belum memberikan kontribusi ‘yang lebih’ untuk tim ibukota Spanyol tersebut karena harus berurusan dengan cedera.
Semenatara Thorgan, menyusul ke Chelesa selang satu tahun dari kedatangan Eden ke Stamford Bridge. Nasib Thorgan di Chelsea sangat berbanding jauh dengan Eden, dirinya tak pernah sekalipun dimainkan.
Tak mau kalah, saat-saat peminjaman, Thorgan manfaatkan dengan sangat baik bersama Borussia Monchengladbach yang kemudian mengkontraknya secara permanen pada 2015. 4 tahun di Borussia-Park, Thorgan menunjukkan peforma konsisten dan impresif yang membuat Dortmund mengkontraknya pada 2019 lalu. Bersama pasukan Kuning Hitam, dirinya menjadi pemain penting musim ini dengan menyumbangkan 7 gol dan 14 asisst. Jika Sancho tak hengkang musim panas ini, plus Marco Reus tetap bugar, Thorgan mungkin bisa merasakan gelar Bundesliga untuk pertama kalinya musim depan.
9. Paolo dan Fabio Cannavaro
Sama-sama bermain sebagai defender dan jebolan akademi Napoli, karir Paolo Cannavaro bisa dibilang tak secermelang kakak laki-lakinya, Fabio Cannavaro yang berhasil merengkuh Piala Dunia 2006. Jauh sebelum kesuksesan Fabio di kancah internasioanl, keduanya sempat berada dalam satu tim dengan Parma, namun nasib Paolo lebih sial dengan banyak dipinjamkan ke klub Seria A lainnya. Sementara Fabio menikmati kesuksesan ‘Generasi Emas’ Parma bersama Buffon dan Crespo. Satu-satunya raihan trofi untuk Paolo adalah Coppa Italia musim 2011/12 sebelum dilepas ke Sassuolo pada 2014.
Fabio melanjutkan karir terbaiknya dengan bersergam tim papan atas Eropa mulai dari Inter Milan, Juventus hingga Real Madrid. Disaat menjadi pelatih seperti sekarang, prestasi Fabio juga tak begitu buruk dalam menukangi tim asal Tiongkok, Guangzhou Evergrande dengan memberikan satu gelar Liga pada 2019 yang lalu.
Model transfer seperti ini ternyata cukup banyak. Seperti dikutip dari Four Four Two, berikut ini pesepakbola yang diambil demi memperkuat posisi dari saudara kandungnya.
Jonathan Benteke yang secara umur lebih muda 4 tahun dibandingkan dengan saudaranya (Christian Benteke) menandatangani kontrak dengan Crystal Palace setelah diputus oleh klub Liga Pro Belgia, S.V. Zulte Waregem pada musim panas 2015/16.
BACA BERITA LAINNYA
Laga 99 Menit, MU Kebobolan Gol Menit 96 oleh Lulusan Akademi Chelsea
Laga 99 Menit, MU Kebobolan Gol Menit 96 oleh Lulusan Akademi Chelsea
Roque Santa Cruz bergabung dengan Blackburn pada tahun 2007 setelah delapan tahun membela Bayern Munich dan berhasil mengemas 57 penampilan serta 23 gol. Penampilan impresifnya bersama Rovers memikat hati Manchester City untuk mendatangkannya pada 2009.
BACA FEATURE LAINNYA
Kisah Adidas dan Puma, Perseteruan Saudara Kandung Membelah Kota Jadi Dua
Kisah Adidas dan Puma, Perseteruan Saudara Kandung Membelah Kota Jadi Dua
Kendati begitu, nasib dari Julio sangat berbeda dengan Roque yang sudah merasakan gelar bergengsi bersama Die Bayern. Di Inggis, selama 3 musim Julio tak pernah memainkan satu pertandingan pun di Liga Premier yang kemudian dijual ke Olimpia dan sekarang bermain untuk General Diaz di Paraguay.
Milan tidak hanya memiliki satu Donnarumma, tapi dua Donnarumma sekaligus dan keduanya adalah kakak dan adik plus sama-sama berposisi sebagai penjaga gawang. Antonio yang lebih tua 9 tahun dari Gianluigi terlebih dahulu merasakan atmosfer San Siro pada tahun 2008. Namun karena harus bersaing dengan kiper kelas dunia sepeti Dida, dirinya kemudian dijual sebelum dibeli kembali pada tahun 2017 lalu.
Sementara Gianluigi adalah pemain jebolan akademi AC Milan dan telah membela I Rossoneri sejak 2015 hingga sekarang dan menjadi salah satu penjaga gawang terbaik di Seri A. Hingga kini, Gianluigi Donnarumma memiliki 171 penampilan untuk AC Milan dan secara statistik sangat jauh dengan saudaranya Antonio yang masih harus berjuang lebih keras lagi untuk bersaing dengan Asmir Begovic sebagai pilihan kedua Stefano Pioli.
Penandatanganan Clarence Seedorf dari Inter Milan pada tahun 2002 memberikan dampak terhadap saudaranya, Chedric Seedorf yang dikontrak oleh AC Milan pada musim 2008/09.
Untuk Clarence Seedorf sendiri, pemain Belanda itu sudah sukses terlebih dahulu sebelum datang ke Kota Mode dengan meraih Liga Champions bersama Ajax dan Real Madrid.
Ketika Chedric Seedorf didatangkan oleh Milan dari Cambuur Leeuwarden, pemain yang kini berusia 37 tahun tersebut tampak senang bisa bertemu dengan saudara tuanya sambil mengatakan "Baiklah Clarence, senang melihatmu sini!".
Tetapi tetap saja, nasib kedua pemain tersebut berbeda, Chedric Seedorf lebih banyak dipinjamkan ke tim lain mulai dari Evian TGFC, Haarlem dan terakhir berseragam Monza.
5. Rafael dan Fabio da Silva
Pada tahun 2007, Manchester United langsung membeli dua pemain muda Brasil sekaligus yakni Rafael dan Fabio da Silva dari Fluminense.
‘Si Kembar’ menikmati musim terbaiknya bersama Setan Merah dengan Rafael membuat 170 penampilan untuk United sebelum pindah ke Lyon pada 2015, sementara Fabio mengemas 56 penampilan untuk United. Perjuangan Fabio terbilang lebih ‘keras’ dengan berganti-ganti tim mulai dari QPR hingga Middlesbrough usai Ferguson pensiun dari Old Trafford. Sekarang dirinya kembali bermain dengan saudaranya di Prancis namun dengan tim yang berbeda yakni Nantes.
6. Kaka dan Digao
Tampaknya, AC Milan memang suka mengumpulkan kakak beradik dalam satu tempat, dan kali ini adalah Kaka dan Digao. Kaka didatangkan oleh I Rossoneri dari Sao Paulo pada tahun 2003 yang kemudian disusul oleh adiknya Digao setahun kemudian.
Sama seperti kasus kakak beradik sebelumnya, kesuksesan saudaranya, Ricardo Kaka tak bisa ikuti oleh Digao. Selama 6 tahun di Milan, dirinya lebih banyak dipinjamkan ke tim lain mulai dari tim Belgia hingga Portugal. Terakhir pemain yang kini berusia 37 tahun tersebut bermain untuk New York Red Bulls selama satu musim, 2012/13.
Untuk Ricardo Kaka, dirinya sudah banyak menuai prestasi baik individu maupun klub, mungkin penyesalan Kaka satu-satunya adalah pada pegelaran Piala Dunia 2010 ketika disingkirkan oleh Belanda.
7. Jesus dan Marco Navas
Jesus Navas dan saudara laki-lakinya, Marco Navas sama-sama menimba ilmu di akademi muda Sevilla pada tahun 2000 namun Marco Navas terlebih dahulu memulai debutnya bersama Sevilla C di tahun 2001. Jesus sendiri memulai debut pertamanya dengan tim berjuluk Los Palanganas itu pada tahun 2003, tapi langsung menembus tim utama.
Dalam perjalanannya pun, karir Jesus Navas sangat jauh bila dibandingkan dengan Marco Navas yang lebih banyak membela tim amatir Spanyol mulai dari Xerez hingga Cabecense hingga akhir karirnya pada tahun 2014. Sementara Jesus sudah merasakan berbagai gelar bergengsi mulai dari level klub hingga timnas. Bersama La Furia Roja, Jesus merasakan gelar Piala Dunia dan Piala Eropa yang mungkin akan sulit diraih oleh generasi di bawahnya plus dengan rekor-rekor yang Xavi dan kawan-kawan ciptakan.
8. Eden dan Thorgan Hazard
Eden Hazard lebih dahulu memulai petualangan sepakbolanya di Benua Biru dengan bergabung bersama Lille yang kemudian melambungkan namanya dan menjadi pemain penting Chelsea dalam 7 tahun belakangan. Sekarang Eden Hazard berseragam Real Madrid dan masih belum memberikan kontribusi ‘yang lebih’ untuk tim ibukota Spanyol tersebut karena harus berurusan dengan cedera.
Semenatara Thorgan, menyusul ke Chelesa selang satu tahun dari kedatangan Eden ke Stamford Bridge. Nasib Thorgan di Chelsea sangat berbanding jauh dengan Eden, dirinya tak pernah sekalipun dimainkan.
Tak mau kalah, saat-saat peminjaman, Thorgan manfaatkan dengan sangat baik bersama Borussia Monchengladbach yang kemudian mengkontraknya secara permanen pada 2015. 4 tahun di Borussia-Park, Thorgan menunjukkan peforma konsisten dan impresif yang membuat Dortmund mengkontraknya pada 2019 lalu. Bersama pasukan Kuning Hitam, dirinya menjadi pemain penting musim ini dengan menyumbangkan 7 gol dan 14 asisst. Jika Sancho tak hengkang musim panas ini, plus Marco Reus tetap bugar, Thorgan mungkin bisa merasakan gelar Bundesliga untuk pertama kalinya musim depan.
9. Paolo dan Fabio Cannavaro
Sama-sama bermain sebagai defender dan jebolan akademi Napoli, karir Paolo Cannavaro bisa dibilang tak secermelang kakak laki-lakinya, Fabio Cannavaro yang berhasil merengkuh Piala Dunia 2006. Jauh sebelum kesuksesan Fabio di kancah internasioanl, keduanya sempat berada dalam satu tim dengan Parma, namun nasib Paolo lebih sial dengan banyak dipinjamkan ke klub Seria A lainnya. Sementara Fabio menikmati kesuksesan ‘Generasi Emas’ Parma bersama Buffon dan Crespo. Satu-satunya raihan trofi untuk Paolo adalah Coppa Italia musim 2011/12 sebelum dilepas ke Sassuolo pada 2014.
Fabio melanjutkan karir terbaiknya dengan bersergam tim papan atas Eropa mulai dari Inter Milan, Juventus hingga Real Madrid. Disaat menjadi pelatih seperti sekarang, prestasi Fabio juga tak begitu buruk dalam menukangi tim asal Tiongkok, Guangzhou Evergrande dengan memberikan satu gelar Liga pada 2019 yang lalu.