Ada yang bilang Van Gaal seperti Hitler.
Yang terbaru, Barca memberikan nomor itu pada lulusan akademi mereka, Ansu Fati. Dan, kami telah memberikan peringkat untuk delapan pemain Barca yang menggunakan nomor 10. Kami urutkan dari yang terburuk hingga terbaik.
Cuellar adalah lulusan akademi Real Betis. Dia pindah ke Camp Nou pada 1995 dan menjadi pemain Barcelona pertama yang secara resmi diberi nomor punggung 10 di La Liga.
Tidak Pantas Dicontoh, Cara Kiper Reading ini Buang Waktu Bikin Kesal
Setelah bermain di bawah Van Gaal di Ajax, Litmanen bergabung dengan mantan manajernya di Barcelona pada musim panas 1999.
Dia tidak pernah mendapatkan kembali performa terbaiknya seperti yang dia tunjukkan di Eredivisie. Hal ini diperparah dengan serangkaian masalah cedera selama di Barcelona.
Jelaskan Pengertian Olahraga Rekreasi, Manfaat, dan Jenisnya
Mantan pemain internasional Finlandia itu kehilangan nomor punggung 10 di akhir musim pertamanya dan kemudian bergabung dengan Liverpool dengan status bebas transfer pada Januari 2001.
Pernah dijuluki 'The Next Diego Maradona', Riquelme mengikuti jejaknya dengan meninggalkan Boca Juniors dan pindah ke Barcelona pada 2002.
Mantan pemain internasional Argentina itu tiba dengan ekspektasi yang tinggi, namun Van Gaal mengungkapkan bahwa kedatangannya terlalu dipaksakan dan menganggapnya sebagai 'penandatanganan politik' sebelum menggunakan pemain bernomor punggung 10 sebagai pemain sayap.
Riquelme kemudian menemukan kembali bentuk terbaiknya dengan Villarreal dan pindah secara permanen pada 2005.
“Mengapa Riquelme gagal di Barca? Karena dia memiliki orang brengsek seperti Van Gaal sebagai pelatihnya,” kata Hristo Stoichkov kepada Radio Impacto pada 2020. “Sudah jelas, bukan?"
“Dia tidak berhasil karena cara Van Gaal menempatkannya di lapangan. Meski begitu, dia (Riquelme) menikmati tahun pertamanya di Barcelona.”
“Saya menikmati golnya, operan, permainan, stepover, tetapi ketika seseorang datang dan ingin menciptakan satu hal dari sesuatu yang lain, itu tidak mungkin.”
#5. Giovanni
Kita bukan sedang membicarakan gelandang yang bermain untuk Manchester City dan Hull City. Giovanni adalah salah satu rekrutan pertama Bobby Robson di Barcelona pada 1996.
Mantan pemain internasional Brasil itu awalnya dibayangi oleh rekan senegaranya, Ronaldo Luis Nazario de Lima, tetapi masih menghasilkan beberapa momen ikonik, termasuk tiga gol kemenangan melawan Real Madrid.
Segalanya berubah menjadi buruk seperti yang terjadi selama bertahun-tahun setelah Van Gaal mengambil alih, dan dia meninggalkan klub untuk pindah ke Olympiakos pada 1999.
“Van Gaal adalah Hitler untuk para pemain Brasil. Dia arogan, bangga, dan punya masalah,” kata Giovanni pada 2010. “Hidup saya bersamanya sangat buruk. Orang-orang Brasil tidak menginginkannya. Dia menjatuhkan saya dan juga bertarung dengan Rivaldo dan Sonny Anderson. Dia selalu memberi kami alasan bahwa kami tidak berlatih dengan baik."
"Saya tahu dia pasti mengalami trauma, dia tidak tahu sepakbola, tidak tahu apa-apa. Selama saya bersamanya, dia selalu melakukan latihan yang sama, tipenya gila sama sepertinya."
#4. Ansu Fati
Pemain berusia 19 tahun itu sebenarnya hanya membuat beberapa penampilan sejak mengenakan seragam No.10 yang ikonik. Perjuangan melawan cederanya yang berkelanjutan telah membatasinya karena hanya tampil 18 kali di semua kompetisi sejak awal musim 2021/2022.
Tetapi, setelah tampil sebagai pencetak gol termuda Barcelona, Fati terus menunjukkan bahwa dia adalah bakat yang sangat spesial ketika dia berhasil masuk ke lapangan. Dia mencetak tujuh gol dari 18 penampilan itu dan rata-rata mencetak satu gol setiap 97,4 menit.
#3. Rivaldo
Setelah mengenakan jersey No.11 selama tiga tahun pertamanya di Barcelona, Rivaldo kemudian menggunakan No.10 setelah kepergian Litmanen pada 2000.
Gelandang serang itu memainkan musim terbaiknya di level individu dengan mencetak 36 gol, termasuk hat-trick menakjubkan melawan Valencia yang membantu Barcelona meraih kualifikasi Liga Champions.
Dia menghabiskan satu musim lagi di Camp Nou, tetapi dibebaskan dari kontraknya setahun lebih awal setelah kembalinya Van Gaal menjadi pelatih pada 2002.
#2. Ronaldinho
Setelah membintangi Paris Saint-Germain, Ronaldinho menolak Manchester United dan memutuskan untuk bergabung dengan Barcelona dalam kesepakatan senilai 21 juta pounds (Rp 361 miliar) pada 2003.
Pemain asal Brasil itu tiba di klub yang baru saja finis keenam di La Liga dan mengubah nasib mereka, memenangkan dua gelar liga dan Liga Champions selama lima tahun berikutnya.
Dia menghibur para penggemar dengan keterampilannya dan juga berkembang menjadi salah satu pemain terbaik di dunia. Puncaknya ketika Ronaldinho memenangkan penghargaan Ballon d'Or pada 2005.
Tapi, kecintaannya pada permainan akhirnya memakan korban dan Pep Guardiola membuat keputusan berani untuk menjual sang penyerang ke AC Milan pada 2008.
“Ronaldinho bertanggung jawab atas perubahan di Barca,” kata Lionel Messi. “Itu adalah waktu yang buruk, dan perubahan yang terjadi dengan kedatangannya luar biasa."
“Pada tahun pertama, dia tidak memenangkan apa pun, tetapi orang-orang jatuh cinta padanya. Kemudian kompetisi mulai datang dan dia membuat semua orang bahagia. Barca harus selalu bersyukur atas semua yang dia lakukan.”
Ronaldinho: "When I signed for Barcelona they needed happiness & I needed Barça."
— BarçaTimes (@BarcaTimes) July 19, 2018
?Ronaldinho saved our market back then & after that, he brought Barça to the Top.
?He's the only Player in Football history to win:
-Champions League.
-World Cup.
-Ballon d'or.
One of a kind. pic.twitter.com/oG8AEQWpX8
#1. Lionel Messi
“Sebelum meninggalkan klub beberapa bulan, di mana dia (Ronaldinho) memikirkan banyak hal,” kata Messi kepada Barca TV pada 2015.
“Dia memikirkannya bahwa dia akan pergi dan dia mengatakan kepada saya untuk memakai nomornya. Saya mengambilnya tanpa melihat apa yang telah dia lakukan dengan nomor itu. Jika saya melakukannya, saya tidak akan mengambilnya.”
Sisanya, seperti yang mereka katakan adalah sejarah.