3-3 vs Juventus, 2-1 vs Lazio, 3-3 vs Inter, 3-3 vs Verona. Edan!
Selain Atalanta, satu tim yang menuai perhatian di Italia saat ini adalah Sassuolo. Kamis dinihari tadi mereka baru saja menahan imbang Juventus 3-3. Ini adalah hasil impresif yang berarti 4 kali menang dan 3 imbang dalam tujuh laga terakhir dengan mencetak 20 gol.

Sassuolo bangkit sejak kekalahan lawan Atalanta 1-4 dengan tujuh rentetan hasil gemilang. Arsitek di balik kebangkitan Neroverdi adalah Roberto De Zerbi, yang telah menerima pujian dari banyak pihak karena gaya menyerang dan menghibur yang dimainkan timnya.

Mantan gelandang berusia 41 tahun yang pernah membela Napoli ini pertama kali populer ketika timnya Benevento tampil mengesankan dengan sepakbola menyerang meskipun terdegradasi di musim Serie A perdananya.

De Zerbi membangun pasukannya dalam formasi 4-3-3 dengan mengandalkan deep lying playmaker yang kerap berkolaborasi apik dengan dua pemain sayap. Dua sayap ini akan cenderung membuka lapangan dengan tetap melebar. Idenya adalah cut inside dan memainkan satu dua sentuhan atau terobosan dengan. Mereka juga terlatih dengan skema serangan balik yang sangat cepat.

Pada Oktober 2018, pelatih Manchester City Pep Guardiola bahkan menyatakan dia terkesan dengan bagaimana Sassuolo bermain.

Tiga pemain depan terdiri dari Francesco Caputo (17 gol) diapit oleh kapten Domenico Berardi (13) dan Jeremie Boga (11) telah memberikan 41 gol. Bersama Atalanta mereka menjadi tim dimana ada trio yang mencetak gol dalam dua digit.

Memang De Zerbi sangat bergantung pada trio penyerangnya tetapi pemain seperti Gregoire Defrel (3), Hamed Traore (3) dan Filip Duricic (5) juga tidak bisa diabaikan. Begitu pula keberadaan mantan penyerang Italia U-19 Giacomo Raspadori yang mencetak gol pertamanya di Serie A dan menyamakan kedudukan saat timnya menang 2-1 lawan Lazio di Stadio Olimpico.

Manuel Locatelli berkembang di bawah asuhan De Zerbi tahun ini pada posisi deep lying midfielder. Pemain ini sudah menunjukkan bakatnya sejak lepas dari akademi Milan dan sering dipercaya Vincenzo Montella maupun Gennaro Gattuso.

Seperti halnya Eusebio Di Francesco dan Max Allegri yang mengawali jejak kariernya dari Sassuolo, bukan tidak mungkin de Zerbi akan menjadi penerus mereka sebagai pelatih top.

DRAMATIS VS JUVENTUS

Pada laga lawan Juventus di Mapei Stadium, Juventus unggul dua gol pada babak pertama melalui gol-gol Danilo (6') dan Gonzalo Higuain (12'), sebelum Filip Djuricic (29') memperkecil ketertinggalan tuan rumah.

Pada babak kedua, giliran Sassuolo yang berbalik memimpin melalui gol-gol Domenico Berardi (51') dan Francesco Caputo (54'). Namun tim tamu berhasil membawa pulang satu poin berkat gol penyama kedudukan yang dibukukan Alex Sandro (64'), demikian catatan laman resmi Liga Italia.

Juve mengawali pertandingan dengan sempurna, ketika tendangan sudut Miralem Pjanic disodorkan pendek ke tepi kotak penalti untuk diteruskan Danilo masuk ke sudut atas gawang Sassuolo.

Pertahanan Sassuolo kembali lengah, ketika Higuain mengejar umpan terobosan Pjanic, mematahkan perangkap offside, dan menaklukkan kiper Andrea Consigli dalam duel satu lawan satu untuk menggandakan keunggulan Juve.

Kiper Juve Wojciech Szczesny melakukan beberapa penyelamatan gemilang untuk mematahkan peluang milik Caputo, Mert Muldur dan Berardi. Pertahanan Juve menjadi kewalahan saat tuan rumah meningkatkan intensitas serangan demi mencetak gol balasan.

Sassuolo akhirnya mampu mengemas gol balasan saat Muldur menyodorkan operan kepada Caputo, yang menggulirkannya lagi ke jalur pergerakan Djuricic untuk diteruskan dengan sepakan keras ke sudut atas gawang Juve.

Pada awal babak kedua, Cristiano Ronaldo memiliki peluang bagus untuk merestorasi keunggulan dua gol Juve namun upayanya belum membuahkan hasil.

Justru Sassuolo yang berhasil menyamakan kedudukan melalui tendangan bebas Berardi yang meluncur melewati sela-sela dinding pemain Juve yang terbelah.

Tidak lama setelah gol tersebut, Sassuolo balik memimpin melalui pergerakan Berardi di sisi kanan, untuk kemudian mengirimkan bola ke mulut gawang yang diselesaikan dengan sempurna oleh Caputo.

Sayangnya keunggulan itu gagal dipertahankan Sassuolo. Juve berhasil menyamakan kedudukan saat Federico Peluso gagal menerapkan pengawalan ketat untuk membuat Alex Sandro leluasa menanduk bola tendangan sudut Rodrigo Bentancur.