Masihkah sepakbola butuh VAR?
VAR menjadi sorotan dalam beberapa pekan terakhir di berbagai kompetisi sepakbola Eropa. Liga Premier, Serie A, dan Liga Champions jadi "korban" teknologi canggih besutan FIFA itu.

Pada Minggu (11/9/2022) malam waktu Italia, misalnya, Juventus memainkan salah satu pertandingan yang paling aneh saat bangkit dari ketertinggalan 0-2 di babak melawan Salernitana di Juventus Stadium. La Vecchia Signora menyamakan kedudukan 2-2 berkat gol injury time dari Leonardo Bonucci.

Tapi, drama tidak berakhir di situ. Beberapa menit kemudian, Arkadiusz Milik berhasil mencetak gol sundulan kemenangan 3-2. Mantan penyerang Napoli itu merayakan dengan melepas jersey. Itu membuatnya menerima kartu kuning kedua, dan otomatis kartu merah.

Sayangnya Arkadiusz Milik dan pendukung Juventus lainnya dipaksa kecewa berat ketika VAR menganulir gol itu. Teknologi menilai saat gol Arkadiusz Milik, ada pemain Juventus yang berada pada posisi off side. Dia adalah Leonardo Bonucci.

Bagaimana kenyataannya? Beberapa orang merasa Leonardo Bonucci tidak melakukan kontak dengan bola. Dia hanya bergerak ke arah laju bola, tapi itu dianggap wasit melakukan gerakan aktif.

Kemudian, rekaman pertandingan membuktikan Leonardo Bonucci tidak benar-benar dalam posisi off side. Pasalnya, di sisi lain, ada Antonio Candreva yang membuat pergerakan Leonardo Bonucci tetap on side, meski dengan jarak yang cukup jauh.

Entah bagaimana ofisial VAR melewatkan Antonio Candreva yang berseragam putih. Jelas-jelas,  dia menjadi pemain Salernita yang berdiri paling dalam di pertahanan timnya.

"Luar biasa jika berpikir bahwa VAR melupakan Candreva yang tampaknya menjaga posisi Bonucci dengan jarak 50 cm. Ini menjadi salah satu kesalahan terbesar yang dapat saya ingat sejak pengenalan VAR. Luar biasa ketika anda berpikir akan ada teknologi off side semi automatis di tempat yang sama untuk UCL minggu ini," tulis Jurnalis sepakbola Eropa, James Horncastle, di Twitter.

Berbicara setelah pertandingan, Massimiliano Allegri menolak mengkritik keputusan tersebut, terutama karena dia benar-benar merasa lapar. "Saya ingin pergi makan karena sudah larut. Saya tidak ingin tahu apa-apa," ujar Massimiliano Allegri kepada DAZN.

Apa yang menimpa Juventus terjadi di Liga Premier dalam beberapa pekan terakhir. Sejumlah kontroversi terjadi. Ada kartu merah yang tidak diberikan kepada Virgil van Dijk, gol Everton yang dianulir, gol West Ham United dan Aston Villa yang batal, hingga pelanggaran di laga Newcastle United yang luput.



Tidak hanya itu, di Liga Champions, VAR juga membuat kekacauan saat Bayer Leverkusen menelan kekalahan 0-1 dari Club Brugge. Sebuah gol dari Abakar Sylla pada menit 42 sudah cukup bagi tim Bundesliga menangis.





Bayer Leverkusen merasa marah karena seharusnya bisa pulang dari Belgia dengan setidaknya membawa satu poin. Tim asuhan Gerardo Seoane memiliki lebih banyak penguasaan bola dan peluang. Mereka juga sempat mencetak gol, tapi dianulir oleh VAR karena keputusan off side yang agak menggelikan.

Saat itu salah satu pemain Bayer Leverkusen dianggap off side dalam jarak yang sangat tipis. Sialnya, keputusan itu diambil sebuah teknologi baru bersama off side semi automatis. 

Dengan banyaknya kontroversi yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir, apakah liga-liga papan atas Benua Biru masih tetap menggunakan VAR? Kita lihat saja nanti dalam beberapa pekan mendatang.