No 8: Tidak cukup bergantung pada Messi dan Ter Stegen.
Kemarahan Lionel Messi usai kekalahan Barcelona melawan Osasuna menggambarkan situasi terkini Barcelona yang memang tidak harmonis. Kapten Barcelona itu marah pada apa yang telah disebut oleh para pengamat sebagai musim terburuk Barca dalam satu dekade.

Dimulai dari era Ernesto Valverde dan berakhir di bawah Quique Setien, Barcelona menjalani salah satu musim paling tidak menggembirakan.

Jika mereka mengalahkan Alaves di pertandingan terakhir, Barca akan mengakhiri musim dengan 82 poin, angka terendah sejak musim terakhir dilatih Frank Rijkaard: 67 poin, ketiga di klasemen. Tidak ada trofi ketika itu.

Di musim saat ini, Valverde mendapat 40 poin dari 19 pertandingan di paruh pertama musim; Setien memiliki 39 dan bisa mencapai 42 poin.

Berikut adalah 9 alasan kenapa Barcelona gagal dalam upaya mereka untuk memenangkan gelar musim ini.


1. MISKIN PERENCANAAN

Setelah hasil buruk di Anfield musim lalu, Barcelona kalah di final Copa del Rey, tetapi presiden Josep Maria Bartomeu tetap mempertahankan Valverde, meskipun jelas kepercayaan kepadanya hampir habis.

Momen kritis datang pada bulan Januari, dengan keluarnya beberapa pemain dengan status pinjaman atau bahkan dijual (Wague, Todibo, Carles Perez) bertepatan dengan cedera (Luis Suarez, Ousmane Dembele, Samuel Umtiti ...) yang memaksa klub untuk mengontrak Martin Braithwaite karena kondisi yang benar-benar darurat.

2. PEMBELIAN PEMAIN TIDAK COCOK



Empat pemain telah didatangkan (Neto, Firpo, De Jong dan Griezmann) untuk melengkapi skuad. Neto tiba ketika posisi Ter Stegen sudah sangat kokoh. Junior Firpo masih mentah untuk bersaing dengan Alba. De Jong dan Griezmann belum bisa menawarkan kualitas sesuai harga di musim pertama mereka. De Jong tidak pernah memainkan posisi idealnya atau menunjukkan performa seperti di Ajax ditambah lagi cedera pada fase akhir musim ini. Griezmann belum cukup beradaptasi dan Setien mengistirahatkannya untuk tiga pertandingan dimana Barca kehilangan poin setelah restart.

3. PENJUALAN PEMAIN IKUT MENYUMBANG MASALAH

Pertama, itu Rakitic dan Vidal. Kemudian Arthur Melo. Barça memutuskan untuk menyingkirkan dua nama yang pertama karena alasan strategi di lapangan atau keuangan, tetapi tidak dapat menemukan kesepakatan yang menguntungkan semua pihak dan akhirnya mereka bertahan. Pemain Kroasia dan Chile itu akhirnya terbebani dengan status tidak dibutuhkan.

Dalam kasus Arthur, dia tidak cocok dengan Setien sehingga dijual ke Juventus minggu yang lalu dan Miralem Pjanic akan bergabung dengan Barcelona.

4. SKUAD INTI SEMAKIN TUA

Barça terus menaruh harapan pada tulang punggung tim yang memenangkan Liga Champions pada tahun 2015. Tidak ada keraguan tentang kualitas para pemain itu, tetapi mereka sekarang lima tahun lebih tua. Delapan dari skuad berusia antara 30 dan 33 sekarang dan, yang paling penting, enam dari mereka adalah starter reguler.

5. LA MASIA

Valverde dikritik karena tidak melihat potensi tim B sementara Setien tidak terlalu berbeda. Memang benar Valverde memberi menit kepada Ansu Fati dan Setien percaya ke Riqui Puig dan Araujo dalam beberapa pekan terakhir. Tapi Carles Perez meninggalkan klub pada Januari setelah memulai musim dengan baik.

6. PERUBAHAN PELATIH



Ketika Setien tidak terhubung baik dengan para pemain, perubahan pelatih tidak memiliki efek yang diharapkan.

Setien, seorang Cruyffista namun gayanya jauh dari Cruyff. Terlebih lagi, Barca menjadi kurang dikenal dan membosankan, tidak mampu melewati (Real Madrid, Atletico) dan, pada akhirnya bahkan kalah dari tim yang lebih lemah (Osasuna).

7. MAKIN LEMAH SETELAH RESTART

Beberapa tim kembali termotivasi setelah istirahat tiga bulan karena pandemi coronavirus - Real Madrid, Atletico, Villarreal, Granada - dan yang lain juga seperti Real Sociedad.

Namun, lockdown justru tidak memberikan manfaat bagi Barca (enam kemenangan, tiga seri dan satu kekalahan). Mereka selalu tampak kurang segar dan yang paling utama mereka menderita cedera pada saat-saat terburuk. Satu-satunya hal positif adalah kembalinya Luis Suarez.

8. MESSI & MARC STEGEN TIDAK CUKUP



Kiper Marc ter Stegen mengalami musim sensasional meskipun statistiknya (kebobolan 36 gol, 14 clean sheet) tidak sebagus musim sebelumnya. Messi masih seperti dulu (pencetak gol terbanyak di La Liga dengan 23 dan assist terbanyak dengan 20). Namun keduanya tidak dapat membantu Barca mempertahankan gelar juara mereka.

9. TIDAK BISA MEMANFAATKAN LAGA AWAY

Salah satu ciri khas tim ini adalah penampilan mereka yang bagus ketika away. Barça, dengan satu pertandingan lagi di Mendizorroza, Minggu, memiliki 50 poin di kandang dan 29 tandang. Pada 2018-19, mereka mendapatkan 48 poin di kandang dan 39 poin saat away.