Qatar itu seperti Spanyol mini. Tak percaya? Ini Buktinya..
Tim nasional Qatar akan menjalani debut Piala Dunia ketika menjadi tuan rumah tahun ini. Sebagai penyelenggara, mereka tidak ingin tampil mengecewakan. Salah satu caranya mempekerjakan pelatih asal Spanyol dengan DNA tiki-taka, Felix Sanchez Bas.

Lahir di Barcelona pada 1975, Felix Sanchez Bas adalah suadara mantan pelatih tim wanita, Fran Sanchez Bas. Dia berada di klub selama 10 tahun. Memulai dari pemandu bakat, Felix Sanchez Bas kemudian menjadi pengajar di La Masia sebelum akhirnya menukangi Barcelona B.

Sebagai orang Katalunya asli dan berkarier di Barcelona sejak nol, Felix Sanchez Bas, punya DNA tiki-taka yang sangat kental. Dia menanamkannya pada pemain-pemain La Masia angkatan Sergi Roberto, Marc Muniesa, Gerard Deulofeu, hingga Martin Montoya.

Felix Sanchez Bas bekerja di Ciutat Esportiva Joan Gamper sampai 2006. Ketika itu, dia mendapatkan tawaran membangun Aspire Academy di Doha, Qatar. Di tempat baru, Felix Sanchez Bas dkk mengambil semua hal yang ada di La Masia untuk copy paste ke Aspire Academy.

Pelan dan pasti, Aspire Academy berhasil mencetak pemain-pemain masa depan Qatar. Meski tidak banyak pemain Qatar yang merumput di Eropa, banyak lulusan akademi yang berlokasi di Khalifa International Stadium itu menjadi tulang punggung timnas.

Untuk melanjutkan program pembinaan dan pengembangan sepakbola Qatar, Asosiasi Sepakbola Qatar (QFA) kemudian menunjuk Felix Sanchez Bas sebagai pelatih timnas pada 2012.

Hasil racikan Felix Sanchez Bas langsung terasa. Qatar bermain layaknya Spanyol atau Barcelona. Mereka mengandalkan permainan yang bertumpu pada penguasaan bola. Umpan-umpan pendek dengan kombinasi panjang menjadi ciri khas Qatar. Bahkan, oleh banyak media di Negeri Matador, Qatar dianggap sebagai "Spanyol mini".

Felix Sanchez Bas memudian memimpin timnya meraih kemenangan di Piala Asia 2019. Itu menjadi gelar kontinental pertama Qatar.



Saat itu, Felix Sanchez Bas mengembangkan sepakbola dengan DNA tiki-taka di Piala Asia 2019. Dengan basis solid 70% penguasaan bola, Qatar meraih kemenangan meyakinkan di semifinal melawan tuan rumah, Uni Emirat Arab (UEA). Jika ditotal, enam kemenangan dengan 16 gol mereka hasilkan sebelum ke final.



Pada pertandingan puncak, Felix Sanchez Bas memimpin Qatar mengalahkan raksasa Asia, Jepang. Skor akhirnya 3-1, dan Qatar bermain dengan penguasaan bola 60%.

Sama seperti Shin Tae-yong di Indonesia, Felix Sanchez Bas juga bertanggung jawab pada tim junior dan senior Qatar. Dia juga memimpin Qatar U-20 di Piala Dunia U-20 2019. Dan, beberapa pemain Qatar U-20 pada Piala Dunia U-20 2019 itulah yang kini menjadi tulang punggung timnas senior di Piala Dunia 2022.

Jadi, layak dinantikan seperti apa Qatar akan bermain di Piala Dunia 2022. Mereka tergabung di Grup A bersama Ekuador, Senegal, dan Belanda.