Tradisi tawuran yang ada di kompetisi Indonesia ternyata merembet ke Eropa. Akhir pekan lalu, sebuah pertandingan sepakbola campur kungfu tercipta di Eropa ketika
Prancis U-18 menghadapi
Polandia U-18. Pertandingan terpaksa dihentikan setelah Prancis hanya tersisa tujuh pemain akibat kartu merah.
Prancis dan Polandia terlibat dalam sebuah turnamen junior internasional di Limoges, Minggu (25/9/2022). Kedua tim sama-sama membutuhkan kemenangan untuk menjuarai kompetisi tidak resmi itu.
Dengan status seperti itu pertandingan berjalan ketat, khususnya di babak kedua ketika Polandia memimpin 3-2. Pada menit 55,
Ilyes Housni mendapat kartu merah. Enam menit berselang giliran
Jeanuel Belocian. Lalu,
Malang Gomis tidak mau ketinggalan diusir wasit pada menit 72.
Hanya dengan delapan pemain, Prancis masih bisa melanjutkan pertandingan mrelawan 11 pemain Polandia. Sesuai regulasi, pertandingan akan dihentikan jika satu pemain Prancis mendapat kartu merah lagi. Dan, itu tidak butuh waktu lama.
Hanya 2 menit setelah kartu merah Malang Gomis, Prancis mendapatkan kartu merah keempatnya. Pemain muda Saint-Etienne,
Darnell Bile, mendapat kartu merah terakhir karena tekel horor dan sundulan brutalnya. Kartu merah itu kemudian memicu perkelahian massal di lapangan.
Keributan di mulai ketika pemain Prancis melakukan pelanggaran di tepi lapangan. Tak terima dikasari, pemain Polandia menyodorkan kepalanya ke wajah pemain Prancis itu. Mereka kemudian saling balas kata-kata. Lalu, terjadilah ribut-ribut antarpemain yang sampai harus melibatkan staf pelatih untuk melerai emosi anak-anak muda itu.
Pelatih Prancis U-18,
Bernard Diomede, gagal menenangkan pemainnya. Dan, untuk menyudahi ribut-ribut itu wasit akhirnya menghentikan pertandingan. Sesuai regulasi, permainan harus dihentikan karena salah satu tim hanya punya 6 pemain lapangan dan 1 kiper.