Jika sudah lupa, langsung saja simak video berikut ini..
Sepakbola bukan hanya soal menang atau kalah. Permainan menendang bola ini juga mengajarkan tentang sportivitas, fair play, respek, dan kemanusiaan. Ada banyak momen indah dalam permainan yang merangkum keempat hal tersebut. Contohnya, pertandingan Denmark melawan Iran pada 2003. Masih ingat?
Dalam sejarah sepakbola, ada banyak momen fair play yang tercipta. Sebut saja ketika Robbie Fowler memprotes keputusan wasit yang menghadiahi penalti untuk Liverpool saat menghadapi Arsenal pada 1997.
Ketika itu, Robbie Fowler mengatakan kepada sang wasit, Gerald Ashby, bahwa apa yang dilakukan David Seaman tidak pantas dihukum penalti karena tidak ada sentuhan fisik yang mengenai dirinya. Jadi, legenda Inggris itu kemudian dengan sengaja tidak memasukkan bola dari tendangan penalti.
Atas aksi terpujinya itu Robbie Fowler mengantongi penghargaan UEFA Fair Play, dan rekamannya viral di berbagai platform media sosial selama bertahun-tahun.
Beberapa tahun setelah momen unik Robbie Fowler, situasi serupa terjadi pada Morten Wieghorst. Saat itu, Denmark menghadapi Iran pada laga uji coba di Hong Kong. Dalam sebuah momen, seorang pemain Iran tidak sengaja memegang bola dengan tangannya di kotak penalti. Saat itu, dia mengira wasit sudah meniup peluit jeda babak pertama. Ternyata, itu ulah usil suporter.
Awalnya, pemain Iran mencoba menjelaskan situasinya. Tapi, wasit tetap bersikukuh pada keputusan penalti.
Di lain kubu, Morten Wieghorst tampak berdiskusi dengan pelatih Denmark, Morten Olsen, di pinggir lapangan. Tampaknya, legenda Glasgow Celtic itu memutuskan mengambil penalti. Tapi, Morten Wieghorst memilih melakukan apa yang dikerjakan Robbie Fowler beberapa tahun sebelumnya. Dia dengan sengaja gagal mengeksekusi penalti.
Morten Wieghorst kemudian mendapat tepuk tangan atas aksi sportivitasnya. Padahal, saat itu Denmark sedang tertinggal 0-1.
Pada akhirnya, Denmark tetap kalah 0-1. Tapi, apa yang dilakukan Morten Wieghorst membekas diingatan banyak orang. Komite Olimpiade Internasional (IOC) kemudian memberi Morten Wieghorst dan Denmark penghargaan fair play. Itu sebagai sinyal bahwa sportivitas di olahraga jauh lebih penting dari menant-kalah.
Dalam sejarah sepakbola, ada banyak momen fair play yang tercipta. Sebut saja ketika Robbie Fowler memprotes keputusan wasit yang menghadiahi penalti untuk Liverpool saat menghadapi Arsenal pada 1997.
BACA BERITA LAINNYA
Indonesia Wajib Kalahkan Guam di Laga Perdana Kualifikasi Piala AFC U-17
Indonesia Wajib Kalahkan Guam di Laga Perdana Kualifikasi Piala AFC U-17
Awalnya, pemain Iran mencoba menjelaskan situasinya. Tapi, wasit tetap bersikukuh pada keputusan penalti.
BACA BERITA LAINNYA
Argentina Jadi Lawan Pertama Indonesia, Bayu Guntoro: Kami Akan Buat Kejutan
Argentina Jadi Lawan Pertama Indonesia, Bayu Guntoro: Kami Akan Buat Kejutan
Morten Wieghorst kemudian mendapat tepuk tangan atas aksi sportivitasnya. Padahal, saat itu Denmark sedang tertinggal 0-1.