Kalau Shin Tae-yong pasti simpan tenaga buat UEA, Palestina, dan Malaysia yang lebih berat..
Tim nasional Indonesia U-17 mengawali Kualifikasi Piala AFC U-17 2023 dengan kemenangan sangat telak 14-0 atas Guam. Meski bagus, keputusan Bima Sakti menampilkan para pemain terbaik melawan tim gurem layak dipertanyakan. Sebab, di laga selanjutnya, tiga tim kuat menanti, yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Palestina, dan Malaysia.

Tampil di Stadion Pakansari, Cibinong, Senin (3/10/2022) malam, dan tanpa penonton, Indonesia mendominasi.

Buktinya, Arkhan Kaka langsung memborong tiga gol pada menit 9, 11, 26. Lalu, Narendra Tegar (27), Muhammad Riski Afrisal (32), Arkhan Kaka (35), Sulthan Zaky (45), Jehan Pahlevi (48), Muhamad Gaoshirowi (59), Habil Abdilla Yafi (80), Figo Dennis (84), Muhammad Nabil Asyura (88 pen), dan Ji Da-bin (90).

Gol sebanyak itu dihasilkan Indonesia setelah Bima Sakti menampilkan starting line-up terbaik, yang baru saja membawa Indonesia U-16 juara Piala AFF U-16 2022.

Dengan skema 4-3-3, Indonesia tampil dengan Andrika Fathir Rachman di bawah mistar. Lalu, Rizdjar Nurviat Subagja, Sulthan Zaky, Habil Yafi, Muhammad Iqbal Gwijangge di belakang. Mokhamad Hanif Ramadhan, Muhammad Narendra Tegar, Muhammad Riski Afrisal di tengah. Dan, Muhammad Kafiatur Rizky, Muhammad Nabil Asyura, Arkhan Kaka di depan.

Meski skor terlihat keren, keputusan Bima Sakti menampilkan starting line-up terbaik layak dikritisi dengan tajam. Pasalnya, Guam adalah tim gurem. Mereka memiliki level yang jauh di bawah Indonesia. 

Alasan lainnyan, jadwal pertandingan Indonesia akan padat dalam beberapa hari ke depan dengan lawan yang sangat berat. Setelah ini, pada Rabu (5/10/2022), Uni Emirat Arab (UEA) menanti. Lalu, Palestina, Jumat (7/10/2022). Terakhir, Malaysia, Minggu (8/10/2022).

Bayangkan, dengan jadwal padat yang hanya memiliki jeda waktu satu hari, bukankah sebaiknya Bima Sakti menghemat tenaga anak-anak? Apalagi, UEA punya level di atas Indonesia. Sementara Palestina dan Malaysia setara. Ketiga tim berpotensi merepotkan Indonesia. 

Selain itu, bukankah hasil lawan Guam tidak akan dihitung jika terjadi poin sama dengan UEA, Palestina, atau Malaysia? Sebab, aturan AFC adalah head to head. 



Entah apa yang ada di kepala Bima Sakti. Tapi, jika Shin Tae-yong yang menjadi pelatih, sudah pasti para pemain pelapis yang akan tampil menghadapi Guam. Sementara anggota skuad inti dibiarkan beristirahat dan fokus menghadapi tiga pertandingan yang lebih penting.

"Di awal saya sudah menyampaikan ke pemain bahwa pertandingan kali ini sangat menentukan. Walau kita melawan Guam, semuanya harus tampil maksimal. Bersyukur, Alhamdulillah, kita bisa memenangkan pertandingan," ujar Bima Sakti di situs resmi PSSI.

Pertandingan pertama memang penting. Masalahnya, lawan "hanya" Guam, bukan Jepang atau Korea Selatan. Jadi, mengapa tidak berpikir secara holistik bahwa dalam Kualifikasi Piala AFC U-17 2023 ada empat lawan, yang tiga diantaranya berat, dan dengan jeda waktu hanya sehari? Heran!