Memang sudah semestinya begitu..
Tragedi Kanjuruhan hingga kini dan  sampai kapanpun tetap menyisakan luka mendalam bagi para penyintas. Kejadian yang membuat ratusan nyawa melayang itu besar kemungkinan memberi rasa trauma berkepanjangan bagi para penyintas. Suporter yang hadir  dan dalam hal ini juga tentu para pemain itu sendiri.

Atas dasar itu, kini manajemen Arema FC telah bekerja sama dengan Pemkab Malang dan jug organisasi psikologi untuk melakukan pendampingan bagi para korban. Mereka akan bahu membahu memulihkan mental bagi penyintas yang terdampak secara psikologis.
Melalui laman resminya, klub berjuluk Singo Edan mengungkapkan telah berkoordinasi dengan Himpsi (Himpunan Psikologi Indonesia) Malang Raya yang tersebar di berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Selain itu, sejumlah organisasi psikologi lainnya juga siap mendukung langkah tersebut.


“Koordinasi sudah kami lakukan berkaitan dengan layanan psikososial terhadap korban yang terdampak secara psikis, banyak posko yang sudah didirikan berkaitan dengan hal ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah memberikan dukungan berkaitan dengan pemulihan mental atau pemulihan trauma atas insiden yang terjadi di Kanjuruhan,” kata media officer Arema FC, Sudarmaji, dilansir dari laman klub.

Adapun layanan psikososial tersebut juga dapat diakses di beberapa universitas yang ada di Malang. Selain itu, masyarakat umum juga bisa menghubungi hotline yang tersedia di nomor 0812-3257-5796 jika dirasa membutuhkan pendampingan psikologis untuk memulihkan mental.
Seperti yang diketahui imbas tragedi memilukan tersebut, kompetisi BRI Liga 1 2022/23 dihentikan sementara.  Semoga kejadian ini jadi pembelajaran yang serius untuk sepakbola Indonesia dan dunia.