Nomor 5 sempat menjadi kebanggaan Australia walau keturunan Indonesia.
Setelah finish di urutan keempat pada musim 2011/2012, tetapi tidak mendapat tempat di Liga Champions karena Chelsea yang memenangkan kompetisi. Walau begitu, Tottenham Hotspur dipandang sebagai penantang empat besar yang bisa mengalahkan siapa pun pada zamannya.
Mereka juga memiliki penyerang kelas dunia di barisan mereka seperti Gareth Bale. Namun, maju lebih cepat ke periode 2022, Harry Kane memenuhi mantel itu saat Tottenham ingin membangun reputasi di posisi keempat musim lalu.
Masa depan tampak cerah di White Hart Lane, apalagi melihat daftar Wonderkids Spurs FM2013, walau Kane mencolok dengan ketidakhadirannya.
BACA ANALISIS LAINNYA
Logis atau Tidak? Ini Harga Sergej Milinkovic-Savic
Logis atau Tidak? Ini Harga Sergej Milinkovic-Savic
Caulker adalah contoh bagus dari seorang pemain Inggris yang membangun kembali kariernya jauh dari tanah Inggris. Pertama, di Skotlandia dan lebih menonjol di Turki selama tiga tahun terakhir.
Grant Hall menjadi salah satu produk akademi yang gagal masuk skuad utama Spurs. Namun, Hall telah mengukir karier yang solid di luar Liga Premier.
Setelah beberapa kali dipinjamkan, bek tengah itu dijual ke QPR pada 2015, di mana dia membuat 130 penampilan selama lima tahun di Loftus Road.
#3 Milos Velijkovic
Bek tengah muda itu dipinjamkan dua kali selama musim pertama Mauricio Pochettino, tetapi akhirnya meninggalkan Spurs untuk bergabung dengan Werder Bremen hanya dengan 300.000 euro (Rp 4,4 miliar).
#4 Tom Carroll
Carroll akhirnya menjadi pemain pinjaman abadi di White Hart Lane, menghabiskan waktu di Leyton Orient, Derby County, QPR, dan Swansea City. Dia hanya membuat 27 penampilan liga untuk Spurs.
Mantan pemain internasional Inggris U-21 itu akhirnya pergi dengan kontrak permanen ke Swansea pada 2017.
Kesepakatan pinjaman lain tampaknya menawarkan Carroll potensi kembali ke Liga Premier pada Januari 2019, khususnya saat dia bergabung dengan Aston Villa yang mengejar promosi. Tetapi, cedera menghalangi peluang itu menjadi permanen dan dia dibebaskan oleh Swansea setahun kemudian.
Sejak saat itu, dia bermain untuk QPR dan Ipswich Town. Dia saat ini berstatus bebas agen.
#5 Massimo Luongo
Tidak banyak orang Australia di sepak bola Inggris seperti dulu. Itu menjadi tanda penurunan Socceroos selama dekade terakhir. Tetapi, Luongo masih bisa mengibarkan bendera Australia di wilayah Pom.
Satu-satunya penampilan Luongo bersama tim utama Spurs saat mengalami kekalahan di Piala Liga dari Stoke, di mana pemain keturunan Indonesia itu gagal mengeksekusi penalti penting dalam adu penalti. Gelandang itu akhirnya menemukan levelnya di QPR dan Sheffield Wednesday.
Luongo bergabung dengan Middlesbrough pada musim panas, tetapi setelah tidak bermain untuk Australia sejak 2019, mungkin sudah terlambat baginya untuk bermain di Piala Dunia tahun ini.
#6 Kenneth McEvoy
McEvoy masih berusia 20-an. Dia lahir beberapa bulan setelah Brasil memenangkan Piala Dunia 1994 dan dia sekarang telah pensiun dari sepak bola.
Setelah sejumlah besar masa pinjaman, pemain sayap itu bergabung dengan York secara permanen pada Januari 2016 sebelum dibebaskan pada akhir musim 2015/2016.
Orang Irlandia itu pindah ke negara asalnya untuk waktu yang singkat dengan Waterford, tetapi memilih untuk pindah kembali ke Inggris untuk mengambil pekerjaan penuh waktu untuk menghidupi keluarga mudanya.
#7 Tomislav Gomelt
Gomelt menarik minat Inter Milan, Juventus, dan Manchester City sebelum berkomitmen dengan Spurs pada 2013. Sayang, kariernya tidak sesuai dengan janji awal.
Masa peminjamannya di RCD Espanyol B tidak memuaskan karena penyerang tersebut tidak dapat memainkan pertandingan kompetitif karena Kroasia berada di luar Uni Eropa pada saat itu.
Sejak itu dia bermain untuk klub di Belgia, Kroasia, Italia, Belanda dan Rumania. Dia saat ini dapat ditemukan bersama klub Lithuania, FK Suduva.