Aturan ini singkirkan Senegal dari Piala Dunia 2018. Masih ingat?
Jika anda bertanya tentang hal terburuk yang mungkin terjadi saat gagal lolos dari fase grup Piala Dunia, jawabannya adalah selisih gol. Tapi, bagaimana jika tim anda gagal lolos karena punya jumlah kartu kuning yang banyak?
Siapa Paling Banyak? Klub Liga Premier Penyumbang Pemain Piala Dunia 2022
Dalam kondisi seperti itu, Senegal layak menyesali kartu kuning Youssouf Sabaly dan Check N'Doye di menit akhir pertandingan melawan Jepang, yang sebenarnya tidak perlu. Itu berarti, Senegal punya total enam kartu kuning. Sementara Jepang hanya empat kartu kuning.
Kalah Kelas, Indonesia U-20 Dipecundangi Prancis U-20 di Laga Uji Coba
Tidak ada tie-breaker yang sempurna. Tapi, dalam kasus ini, terlihat jelas bagaimana faktor eksternal dapat berperan. Jepang adalah tim yang bermain sangat bersih di lapangan. "Ini adalah peraturan. Kami memiliki sejumlah peraturan yang ditetapkan dalam peraturan dan kami harus menghormatinya," kata Aliou Cisse saat itu, dilansir BBC Sport.
Senegal adalah satu-satunya tim yang tersingkir pada tie-breaker karena faktor disipliner. Mereka juga menjadi satu-satunya tim yang tersingkir karena tie-breaker di penyisihan grup Piala Dunia.
For Qatar 2022,
— Steve Ruigu Njuguna (@Joashnjuguna) November 5, 2022
FIFA will still retain the controversial Fair Play tiebreaker rule that saw Senegal eliminated from the 2018 World Cup for having more yellow cards than Japan .
I was hoping they would reconsider it pic.twitter.com/k0unSRUa1E