Ada risiko besar yang ditanggung pemain jika macam-macam di Qatar..
Situasi politik yang terjadi di dalam negeri Iran ternyata juga berimbas kepada para pemain yang akan bertanding di Piala Dunia 2022. Rezim yang berkuasa di Iran telah memberi peringatan kepada anggota Team Melli agar tidak "macam-macam" selama di Qatar. Hukuman berat menanti mereka saat kembali ke Teheran.

Pekan lalu, Presiden FIFA, Gianni Infantino, meminta semua peserta Piala Dunia 2022 fokus ke sepakbola. Dia berharap urusan-urusan diluar olahraga seperti politik dan HAM dilupakan.

Namun, sang pemimpin sepakbola dunia lupa bahwa masalah non sepakbola bukan hanya terkait Qatar. Keberadaan Iran juga membuat turnamen kali ini semakin rumit. Pasalnya, kondisi dalam negeri Iran sedang tidak baik-baik saja. Pemerintah Syiah yang berkuasa menggunakan tangan besi untuk membubarkan demonstrasi.

Demontrasi itu awalnya hanya masalah pakaian wanita, khususnya jilbab. Tapi, kemudian melebar menjadi tuntutan pergantian rezim. Itu dipicu oleh berbagai faktor, termasuk korupsi, ekonomi, sosial, dan politik.

Akibat kejadian itu, desakan untuk mencoret Iran dari Piala Dunia 2022 disuarakan berbagai pihak. Apalagi, di kemudian hari didapatkan fakta bahwa pemerintah Iran memasok senjata ke Rusia dalam perang melawan Ukraina. Senjata-senjata itu digunakan untuk membunuh warga sipil yang tak bersalah.

Tidak tinggal diam dengan kondisi yang terjadi, para pemain Iran juga ikut bersuara. Mayoritas mendukung gerakan massa yang dilakukan di jalanan berbagai kota di Iran.

Para pemain Iran telah menunjukkan dukungan kolektif untuk para demonstran. Mereka mengenakan jaket hitam untuk menutupi logo tim nasional menjelang pertandingan persahabatan melawan Senegal, bulan lalu. Itu adalah pertandingan yang dihadiri langsung Gareth Southgate.

Pelatih kepala Iran asal Portugal, Carlos Queiroz, mengatakan para pemainnya bebas melakukan protes saat turnamen selama mematuhi peraturan FIFA. "Itu (protes) terserah mereka (pemain)," ujar Carlos Queiroz, dilansir Sky Sports.

Salah satu pemain Iran yang sangat vokal adalah Sardar Azmoun. Pemain Bayer Leverkusen itu dengan berani menulis kritik pedas dalam sebuah postingan Instagram. Akibatnya, para petinggi Asosiasi Sepakbola Iran (IRIFF) mengancam akan mencoret namanya dari skuad Piala Dunia 2022.

"Tidak masalah jika saya tidak dipanggil. Tapi, saya tidak mungkin melihat rakyat saya, terutama wanita-wanita Iran, mengalami penindasan seperti itu," ujar Sardar Azmoun bulan lalu.



Di tengah semua kekacauan itu, Iran akan menjadi lawan yang seimbang untuk Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Wales di Piala Dunia 2022. Empat tahun lalu misalnya, Iran mampu menahan imbang Portugal dan hanya kalah tipis dari Spanyol. Sementara pada Piala Dunia 2014, Argentina membutuhkan gol cantik Lionel Messi untuk meraih tiga poin dari Iran.

Untuk Piala Dunia di Qatar, lini serang Iran diperkuat Sardar Azmoun dan Mehdi Taremi. Nama terakhir ini memiliki 13 gol untuk FC Porto musim ini. Itu termasuk lima gol dari lima penampilan Liga Champions.

Carlos Queiroz juga punya dua pemain dengan pengalaman Liga Premier. Mereka adalah Saman Ghoddos dari Brentford dan mantan pemain Brighton and Hove Albion, Ali Jahanbakhsh. Sekarang, Ali Jahanbakhsh bermain untuk Feyenoord Rotterdam, dan musim lalu mencapai final Liga Konferensi Eropa.