Itu adalah gol yang istimewa untuk La Pulga...
Superstar PSG, Lionel Messi sukses membawa Argentina meraih kemenangan mutlak 2-1 atas Australia di pertandingan babak 16 besar Piala Dunia pada Minggu (4/12/22) dini hari.
Pemenang Ballon d'Or tujuh kali itu memimpin rekan setimnya di Stadion Ahmad bin Ali dalam pertandingan ke-1000nya.
Setelah penampilan biasa-biasa saja dalam pertandingan Grup C pertama mereka melawan Arab Saudi, Messi seperti kembali menjelma menjadi pemain yang tak mampu dikendalikan lawan. La Pulga bangkit dari kekalahan laga pembuka dengan memenangkan pertandingan atas Meksiko dan Polandia untuk mengamankan tempat pertama mereka di babak sistem gugur.
Masih dalam perjalanan mereka menuju mimpi menjuarai Piala Duniab 2022, pemain berusia 35 tahun itu tak terbendung dalam pertandingan vs Australia di babak 16 besar.
Pertandingan sempat berlangsung membosankan pada setengah jam pertama, dengan Australia masih mampu neredam tekanan dari serangan Argentina .
Namun, semua itu sekan berubah dalam sekejap ketika Messi mengobrak-abrik lini pertahanan Australia dari lini tengah. Pemain berusia 35 tahun itu bertukar umpan dengan Alexis Mac Allister di tepi kotak penalti, yang kemudian memberikan bola kepada Rodrigo De Paul.
De Paul dengan lembut memberikan bola kepada Messi, yang mengambil satu sentuhan untuk bersiap mencetak gol. Superstar Paris Saint-Germain itu melepaskan bola melengkung melewati celah pertahanan Argentina dan masuk ke pojok kiri bawah.
Mat Ryan tidak berdaya saat Messi dan rekan satu timnya melakukan selebrasi liar.
Gol cerdik itu menjadi gol ketiga Messi di turnamen tersebut setelah penalti melawan Arab Saudi dan gol terhebat melawan Meksiko . Jumlah golnya kini melewati rekor gol Diego Maradona untuk jumlah gol yang dicetak di Piala Dunia.
Meski di balik kemenangan itu, pelatih Argentina Lionel Scaloni selalu mengkritik penjadwalan pertandingan timnya melawan Australia. Dia menilai jarak jeda pertandingan mereka dari Rabu ke Sabtu adalah 'kegilaan mutlak' mengingat tingkat kualitas yang dibutuhkan di Qatar. Mungkin itu menjelaskan mengapa babak pertama lebih lambat dari setiap pertandingan lainnya sejauh ini.
"Australia, yang finis kedua di grup, bermain jam 6 sore dan kami finis pertama (di grup kami) tetapi bermain jam 10 malam. Kami tidur jam 4 pagi dan itu berdampak ketika Anda memiliki permainan dalam 48 jam," Scaloni mengatakan kepada wartawan per Reuters .
"Kami akan mematahkan punggung kami di lapangan ini untuk bersaing, kami tahu betapa sulitnya Piala Dunia ini, inilah sepak bola.
"Kami melihat apa yang terjadi pada hari Kamis (eliminasi penyisihan grup Jerman dan Belgia) tetapi ini tidak mengherankan. Ketika Anda mengatakan tim nasional besar pantas berada di tahap berikutnya, itu tidak selalu terjadi." tambahnya.
Namun bagaimanapun, Messi dkk telah membuktikan kekuatannya di lapangan dengan memenangkan pertandingan atas Australia di balik jadwal istirahat hanya dalam beberapa hari.
Pemenang Ballon d'Or tujuh kali itu memimpin rekan setimnya di Stadion Ahmad bin Ali dalam pertandingan ke-1000nya.
BACA BERITA LAINNYA
Cetak Gol, Lionel Messi Buktikan Dirinya Masih Belum Habis
Cetak Gol, Lionel Messi Buktikan Dirinya Masih Belum Habis
Namun, semua itu sekan berubah dalam sekejap ketika Messi mengobrak-abrik lini pertahanan Australia dari lini tengah. Pemain berusia 35 tahun itu bertukar umpan dengan Alexis Mac Allister di tepi kotak penalti, yang kemudian memberikan bola kepada Rodrigo De Paul.
BACA ANALISIS LAINNYA
Kisah Kutukan Gol Lionel Messi di Fase Knock-out Piala Dunia yang Akhirnya Pecah
Kisah Kutukan Gol Lionel Messi di Fase Knock-out Piala Dunia yang Akhirnya Pecah
Mat Ryan tidak berdaya saat Messi dan rekan satu timnya melakukan selebrasi liar.
Meski di balik kemenangan itu, pelatih Argentina Lionel Scaloni selalu mengkritik penjadwalan pertandingan timnya melawan Australia. Dia menilai jarak jeda pertandingan mereka dari Rabu ke Sabtu adalah 'kegilaan mutlak' mengingat tingkat kualitas yang dibutuhkan di Qatar. Mungkin itu menjelaskan mengapa babak pertama lebih lambat dari setiap pertandingan lainnya sejauh ini.
"Kami akan mematahkan punggung kami di lapangan ini untuk bersaing, kami tahu betapa sulitnya Piala Dunia ini, inilah sepak bola.
"Kami melihat apa yang terjadi pada hari Kamis (eliminasi penyisihan grup Jerman dan Belgia) tetapi ini tidak mengherankan. Ketika Anda mengatakan tim nasional besar pantas berada di tahap berikutnya, itu tidak selalu terjadi." tambahnya.
Namun bagaimanapun, Messi dkk telah membuktikan kekuatannya di lapangan dengan memenangkan pertandingan atas Australia di balik jadwal istirahat hanya dalam beberapa hari.