Menang tidak dipuji, kalah dicaci maki..
Kingsley Coman masuk sebagai pemain pengganti dalam laga final Piala Dunia 2022 ketika Timnas Prancis berhadapan dengan Timnas Argentina di Lusail Stadium, Minggu (18/12) malam WIB yang lalu.

Coman sebenernya bermain cukup apik, bahkan gol kedua Kylian Mbappe merupakan sumbangsih yang besar darinya, di mana ia berhasil merebut bola dari Messi.



Namun sayangnya saat dipercaya menjadi salah satu eksekutor penalti, Coman gagal menunaikan tugasnya. Penalti Coman dibaca dengan baik oleh Emi Martinez.

Dan karena kegagalannya itu, punggawa Bayern Muenchen tersebut mendapatkan perlakuan rasisme. Coman dirundung habis-habisan di media sosial.

Sadar akan hal itu klubnya Bayern Muenchen turut angkat bicara dan membela pemainnya. Tim yang bermarkas di Allianz Arena itu menuangkan dukungan lewat akun Twitter resmi. Mereka juga mengecam keras segala bentuk aksi rasialisme.

"Bayern Muenchen mengutuk keras komentar berbau rasialis yang ditujukan kepada Kingsley Coman. Keluarga Bayern di belakang anda, King. Rasialisme tidak memiliki tempat di olahraga dan masyarakat kita," cuit Die Roten.



Aksi rasialisme terhadap pemain yang menjadi aktor kegagalan di Timnas bukan kali ini saja. Juga pernah terjadi saat Timnas Inggris gagal merengkuh trofi Euro 2020 usai dikalahkan Timnas Italia.

Adalah Marcus Rashford dan Jadon Sancho, dan juga Bukayo Saka yang gagal  menjadi algojo penalti waktu itu juga mendapat perlakuan diskriminasi yang lantas kemudian menjadi sasaran aksi rasialisme di media sosial.