Pepatah "habis manis sepah dibuang" tampaknya sangat pantas menggambarkan kiprah
Vincent Aboubakar di
Al Nassr. Dipuja sebagai penyerang tajam saat direkrut pada awal musim 2021/2022,
penyerang Kamerun di Piala Dunia 2022 itu justru didepak pada pertengahan musim 2022/2023. Gara-gara
Cristiano Ronaldo.
Vincent Aboubakar pergi ke Arab Saudi setelah bersinar bersama sejumlah klub Eropa. Dia suskes dengan
FC Porto dan
Besiktas. Dia juga membantu Kamerun menjuarai
Piala Afrika 2017.
Penyerang berusia 30 tahun itu kemudian bergabung dengan Al Nassr pada 8 Juni 2021 dengan bayaran 6 juta euro (Rp99,8 miliar) per musim dan kontrak 3 tahun. Hasilnya, dia mencetak 13 gol dalam 39 pertandingan semua ajang. Khusus di Liga Profesional Arab Saudi, dia memproduksi 12 gol dari 34 laga.
Sayang, kontribusi Vincent Aboubakar tidak lagi dianggap penting saat Cristiano Ronaldo datang. Kedatangan
CR7 dengan sambutan meriah layaknya menjuarai Piala Dunia 2022 berarti kemalangan bagi penyerang Kamerun yang mencetak gol ke jala Brasil di laga terakhir fase grup
Piala Dunia 2022.
Kedatangan Cristiano Ronaldo berarti Al Nassr harus bersabar. Pertama, CR7 masih terikat sanksi larangan bermain dua pertandingan yang didapatkan di Inggris dan berlaku universal di tempat lain sesuai
Regulasi Transfer Pemain dan Alih Status FIFA.
Kedua, Al Nassr perlu mengosongkan ruang di skuad 2022/2023 karena telah mencapai kapasitas penuh untuk kuota pemain asing. Di
Liga Profesional Arab Saudi musim ini, jumlah maksimal legiun asing telah ditingkatkan dari tujuh menjadi delapan.
Dengan kedatangan Cristiano Ronaldo, Al Nassr memiliki sembilan pemain asing. Tujuh diantaranya
Pity Martinez (Argentina),
Luiz Gustavo dan
Talisca (Brasil),
David Ospina (Kolombia),
Ghislain Konan (Pantai Gading),
Alvaro Gonzalez (Spanyol), serta
Jaloliddin Masharipov (Uzbekistan).
Jadi, demi mendaftarkan Cristiano Ronaldo, Al Nassr memutuskan mencoret Vincent Aboubakar.
Di era modern sepakbola, kejadian yang menimpa Vincent Aboubakar pernah terjadi sebelumnya. Ada banyak cerita ketika pemain harus tergusur oleh megabintang. Yang paling ikonik adalah
Claude Makelele di
Real Madrid era
Los Galacticos, yang harus digusur
David Beckham.