Graham Potter menghadapi krisis besar pertamanya sebagai pelatih
Chelsea. Mantan nakhoda
Brighton and Hove Albion justru membawa
The Blues kembali ke masa-masa sulit. Bahkan, statistik menunjukkan Chelsea era Graham Potter menuju degradasi ke
Championship Division.
Sejak ditunjuk menggantikan
Thomas Tuchel, empat bulan lalu, belum ada progres yang diharapkan dari Graham Potter. Yang ada justru kemunduran. The Blues tersingkir dari perebutan dua piala domestik, yaitu
Piala Liga Inggris dan
Piala FA. Begitu pulan di
Liga Premier, yang sangat sulit.
Graham Potter awalnya memang berhasil memenangkan tiga pertandingan berturut-turut. Tapi, segalanya menjadi menurun sejak saat itu. The Blues hanya meraih satu kemenangan dalam delapan pertandingan liga terakhir.
Dan, jika dihitung sejak Graham Potter mengambil alih klub London Barat, The Blues duduk di urutan 11 klasemen sementara, dengan empat kemenangan, tiga seri, dan empat kekalahan.
Dalam 30 tahun terkahir, statistik tersebut adalah awal terburuk dari pelatih Chelsea mana pun yang telah memainkan 11 pertandingan. The Blues mengumpulkan poin lebih sedikit dari
Fulham, Brentford, Crystal Palace, dan
Leicester City pada periode yang kurang ideal tersebut. Chelsea juga hanya mengumpulkan empat poin lebih banyak dari Everton yang terancam degradasi.
Faktor yang mengkhawatirkan adalah kurangnya daya tembak The Blues di lini depan. Chelsea hanya mencetak 12 gol dalam 11 pertandingan. Statistik menembak mereka juga buruk. Dari 116 tembakan hanya 40 tepat sasaran. Chelsea memiliki tingkat konversi tembakan 10,3, yang menempati peringkat 14 di liga.
Chelsea juga berjuang untuk memenangkan duel di lapangan dengan persentase hanya 48,7. Lalu, mereka membuat lima kesalahan individu mencolok yang menghasilkan gol. itu angka terburuk keempat selama 11 pertandingan terakhir Liga Premier.